#check_my_typo_ya
♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤•♤
"Jadi kau menjauhiku selama seminggu ini karena isi poin ke 3 ?," tanya Cassy yang saat ini sedang berada dalam dekapan Fabriyan. Kepalanya disandarkan diatas dada Fabriyan. Cassy menyukai alunan detak jantung Fabriyan yang serupa dengan miliknya.
Setelah proses pembuahan, pihak pertama dan pihak kedua ........., hingga ...... proses pembuahan.
Cassy mencoba mengingat kembali isi perjanjian itu."Kau tahu betapa gilanya aku harus menjauhimu karena isi perjanjian itu jelas-jelas mengharuskan aku sebagai pihak kedua setelah proses pembuahan tidak diperbolehkan untuk melakukan hubungan intim kembali dengan pihak pertama hingga menunggu hasil dari proses pembuahan," ucapan Fabriyan membuat Cassy tertawa kekeh. Dia tidak menyangka Fabriyan mengucapkan isi poin ketiga dengan sangat jelas.
"Jangan tertawa Cass," ucap Fabriyan menunjukkan kekesalan. Sedangkan dalam hatinya dia merasa bahagia karena tawa manis dari Cassy dapat didengarnya kembali.
"Astaga aku bahkan tidak dapat mengingat satupun poin dari isi perjanjian itu," ucap Cassy geli.
"Aku juga tidak mengingatnya, hanya poin itu saja yang aku ingat," ucapnya berbohong, karena tingkat kejeniusannya yang tinggi, Fabriyan dapat mengingat apapun hanya dengan sekali baca, termasuk isi dari seluruh perjanjian itu.
"Fab...Kenapa perjanjian itu membuatmu terluka ?," tanya Cassy dengan wajah yang sudah berubah serius. "Aku membuat perjanjian itu agar kau tidak merasa dirugikan oleh kehamilanku nanti dan pastinya duniamu Fab," Cassy memandang lembut mata biru shapire Fabriyan.
"Salahkan kenapa tubuhmu begitu menggoda dan memabukkan, hingga membuatku kecanduan," ucap Fabriyan gemas lalu mencium lembut kepala Cassy sambil mengeratkan pelukannya.
Dia hanya ingin menggoda Cassy, meskipun kenyataannya benar bahwa hanya tubuh Cassy yang sudah membuatnya menjadi pria yang selalu bergairah. Dia bahkan selalu merindukannya untuk bercinta kembali dengan Cassy. Hal yang tidak pernah dilakukannya saat Fabriyan bersama perempuan lain.
"Jadi semua ini karena tubuhku huh," gumam Cassy sambil mendengus kecewa. Dia pikir Fabriyan memiliki perasaan lebih padanya, ternyata pikirannya selama ini benar kalau bosnya ini memang hanya menginginkan tubuhnya. Cassy bangkit dari dada Fabriyan lalu duduk di kepala ranjang.
Fabriyan yang masih berbaring diatas ranjang menatap bola mata Cassy yang terlihat sendu. "Kau marah ?," tanya Fabriyan dengan kernyitan di alisnya. "Aku mengatakan kejujuran Cass."
"Ya yeah, kau sangat jujur," ucapnya malas-malasan. "Jujur sekali," gumamnya.
Cassy melirik jam weker yang tergeletak diatas nakas. "Sudah malam, lebih baik aku pulang," ucapnya bangkit dari ranjang lalu mengambil pakaiannya yang berserakan di lantai.
Selepas pertemuan mereka dari klub, Cassy dan Fabriyan memutuskan untuk melanjutkan malam temu kangennya dengan menghabiskan kebersamaan mereka di apartmen Fabriyan. Proses pembuahan kembali dilakukan.
"Kau marah ?," tanya Fabriyan kembali, wajahnya berubah resah. Sepertinya Cassy sedang tidak mood diajak bercanda, batinnya khawatir.
Fabriyan ikut bangkit dari tidurnya kemudian mengambil boxer lalu mengenakannya dengan cepat. Dia berjalan menghampiri Cassy yang masih sibuk memunguti dan mengenakan pakaian dalamnya.
Cassy hanya terdiam, tidak menyahuti ucapan Fabriyan. Dia kesal dan marah karena pikirannya selama ini tentang bosnya yang ingin merasakan tubuhnya adalah benar. Brengsek. Sial banget sih nih bra, pake susah lagi disangkutin, batin Cassy kesal. Kedua tangannya masih berkutik untuk menyatukan pengaitnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
The Pregnant Proposal (Hiatus Sementara Waktu)
Ficción GeneralKarena mimpi itu yang selalu membayangiku setiap malam, akhirnya aku memutuskan untuk memiliki seorang bayi dari rahimku sendiri. Aku harus memilih calon dari ayah si bayi, bukan dengan menikahinya, aku hanya membutuhkan donor sperma dari seorang la...