Chapter 8

4.5K 291 18
                                    

HER REAL MASK
Warning: OOC, TYPOS, CRACKED- PAIR, etc
Rate: M
Disclaimer: Naruto © Belonging Masashi Kishimoto
DON’T LIKE DON’T FLAME
DON’T LIKE DON’T FLAME
DON’T LIKE DON’T FLAME
READ AND REVIEW PLEASE
Coba baca lagi deh siapa tau jadi suka ^.^ *author maksa*

“Y-ya a-aku me-nyukai na-Naruto-kun.” Ucap Hinata sambil menundukan kepalanya, membuat semua orang membelalakan matanya.

“Hahahaha, bagaimana jawabanmu Naruto ???” tanya Sakura dengan senyum mengejek.

Naruto membulatkan matanya mendengar pertanyaan dari Sakura. Naruto ragu untuk menjawab, tapi Naruto sudah membulatkan tekadnya.

“Sampai kapan pun aku tetap mencintaimu Sakura-chan !!!” jawab Naruto lantang tanpa menatap Sakura.

Gomen Hinata-chan. Ucap Naruto dalam hati.

Hinata membelalakan matanya mendengar jawaban Naruto. Hinata mengira kebersamaan mereka hampir setahun ini akan membuat perasaan Naruto berubah, tapi ternyata salah. Naruto tetap mencintai Sakura, lalu apa maksud pelukan dan hal-hal manis yang Naruto lakukan untuknya.

“Kau dengar sendiri mata hantu, jadi jangan berharap pada Naruto !!!” ucap Sakura sambil memandang sinis pada Hinata. “Naruto, apa masih ada yang ingin kau katakan ??” tanya Sakura dengan nada yang dibuat-buat manja.

“Ya, aku mendekati Hinata hanya agar mendapatkan nilai yang bagus.” Ucap Naruto datar. Tawa Shion, Tayuya dan Sakura pun menggema dilapangan. Seorang laki-laki dengan rambut coklat tiba-tiba menepuk bahu Naruto.

“Cintamu membutakan mata dan hatimu, kau akan mendapatkan balasanya Naruto.” Ucap laki-laki dengan name tag Sabaku no Kankurou kemudian berlalu meninggalkan Naruto yang bergeming.

“Kau dengar kan mata hantu, mana ada laki-laki yang tertarik dengan gadis sepertimu hahaha... bubar kalian semua tidak ada lagi yang menarik.” Ucap Sakura sambil meninggalkan Hinata yang masih diam ditengah lapangan.

Dua orang gadis menghampiri Hinata, mereka adalah Matsuri dan Ayame mereka adalah senpai Hinata. Matsuri dan Ayame merupakan anak dari maid di rumah Hinata, mereka dapat bersekolah disekolah yang sama dengan Hinata atas kebaikan Hikari.

“Hinata-chan mari kita ke UKS, lukamu harus diobati.” Ucap Matsuri sambil membantu Hinata berdiri.

“Hiks...hiks..a-arigatou senpai hiks...hiks...” ucap Hinata disela tangisnya.

“Ne, jangan menangis lagi Hinata-chan, biarkan saja mereka akan mendapatkan balasanya.” Ucap Ayame sambil membersihkan pakaian Hinata.

Mereka pun berjalan menuju UKS, tanpa mereka sadari sepasang warna senada dengan Hinata mengamati semuanya dari awal.

HER REAL MASK

Saat sampai di rumah Hinata disambut oleh tatapan khawatir anggota keluarganya. Di ruangan keluarga Hyuuga sudah hadir Hiashi, Neji, Hanabi, Hikari dan Kou.  Hikari –kaa-san Hinata langsung memeluk Hinata.

“Hime, apa kau baik-baik saja ???” tanya Hikari.

“A-aku ba-baik kaa-san.” Jawab Hinata gugup.

“Apa yang Haruno dan Namikaze itu lakukan padamu hime ??” tanya Neji, membuat peluakan Hinata dan ibunya terlepas.

“Neji-kun apa kau tidak bisa tidak langsung to the point ??” tanya Hikari pada putra sulungnya.

“Tidak bisa kaa-san, aku tidak terima jika imouto ku disakiti oleh siapa pun.” Ucap Neji sambil melipatkan tangan didepan dada.

“Hime, kemarilah tou-san ingin bicara denganmu.” Ucap Hiashi lembut. Hinata pun berjalan dengan ragu ke arah ayahnya, lalu mendudukan dirinya disamping Hiashi.

Her Real MaskTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang