Roommate -- 10

2.5K 356 33
                                    

Ini waktu yang tepat bagi Myungsoo untuk menjauhkan diri dari Suzy. Gadis itu sudah tidak mencengkram kerahnya. Ayah dan ibunya pergi meninggalkan mereka berdua tanpa mengucapkan apapun. Marah atau ingin penjelasan darinya juga tidak. Orang tua macam apa itu yang tak mengkhawatirkan putra bungsunya. Dan lagi, siapa juga yang mematikan saklar lampu di kamarnya, sungguh menganggumkan jika itu orang tuanya. Benar-benar ingin menjerumuskannya ke dalam kegelapan.

Tanpa menyalakan lampu, Myungsoo meraba dan berjalan ke arah pintu. Dia menggenggam kenop pintu dan segera membuka, keluar. Menghiraukan Suzy yang terus saja memanggilnya.

"Oppa, ya. Oppa, Myungsoo Oppa," Suzy diabaikan Myungsoo lagi. Dan itu membuatnya bertambah kesal.

"Pria tengik, naif, awas kau ya!" ucap Suzy sambil berusaha bangkit. Nafasnya masih terasa sesak karena tertimpa bom moloton tanpa terduga itu. Sial.


Dia berjalan merunduk. Perutnya nyeri, nafasnya sesak. Myungsoo yang notabennya pria dewasa dan lebih tua darinya ternyata tak memiliki pengalaman apapun. Kapan-kapan dia harus mengajari pria itu supaya menjadi pria sejati.

Suzy menghentikan langkahnya saat menuruni tangga. Dia baru saja mendengar teriakan Myungsoo.

"Ahbeoji! Kenapa tidak meminta penjelasan padaku? Eomma, kenapa diam saja?"

Suzy mengintip. Ayah dan ibu Myungsoo duduk di sofa sedangkan Myungsoo berdiri di dekat ayahnya.

"Untuk apa? Kau sudah dewasa kan? Aku senang ternyata kau pria normal," ucap Sung Gyun sambil mengambil remote control, menyalakan dan mencari saluran.

"Apa? Jadi selama ini ayah menganggapku ada kelainan? Wah, aku tidak mengira ayah berpikiran seperti itu. Lalu kenapa saat masalah kolor polkadot itu kalian marah padaku tapi sekarang malah tidak?" Orang tuanya luar biasa sekali. Myungsoo baru tahu jika ternyata ada orang tua seaneh ini, yang cukup menggelikan bahwa itu orang tuanya sendiri.

"Eomma, kenapa diam saja?" tanya Myungsoo lagi.

"Diamlah Myung, aku syok dengan kelakuanmu tadi. Kau menduakanku," ucap Mi Ran, dramatis. Dia merasa tersaingi oleh Bae Suzy. Untuk sekarang Mi Ran memang belum menginginkan anak bungsunya ini memiliki kekasih. Karena anaknya itu belum dewasa, dan masih membutuhkannya.

Ya Tuhan, orang tua macam apa yang kumiliki ini. Jangan salahkan keanehan sifatku dan Kim Bum hyung karena kata pepatah ada benarnya buah jatuh tidak jauh dari pohonnya. Myungsoo menghembuskan nafas kasar. Tak akan ada penyelesaian untuk hari ini. Lalu Myungsoo berjalan cepat menuju meja makan, dia lapar. Berdebat dengan orang tuanya hanya akan semakin memperparah rasa lapar dan menambah amarahnya. Biarkan saja, ya biarkan saja. Itu akan Myungsoo urus nanti setelah makan.

@@@

Hye Ra menatap dua orang di hadapannya bergantian. Ada yang terlihat mencurigakan dari kedua orang itu. Sama-sama diam lalu salah tingkah ketika mata mereka saling bertemu.

"Kalian kenapa? Seperti anak remaja saja, malu-malu kucing begitu," Hye Ra membuka suara sambil terus memperhatikan putrinya dengan calon mantunya itu. Dia tak mengetahui jika So Eun dan Kim Bum sudah mengakhiri hubungan mereka sejak lama.

"Tidak, kami baik-baik saja," ujar So Eun sedikit gugup. Dia kembali menarik nafas dalam-dalam lalu menghembuskannya perlahan. Dia masih mencoba menenangkan diri. Ciuman Kim Bum masih terasa di keningnya. Dan penyebab sikap mereka seperti sekarang.

"Kalian terlihat canggung. Apa terjadi sesuatu? Atau ada yang kalian lakukan sebelum kesini? Misalnya itu."

"Eomma,"ucap So Eun "Eommonim," ucap Kim Bum secara bersamaan.

Roommate 1 (Completed)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang