Tanamlah semaumu biji prasangka itu, dari runtuhan langit hitam yang jelas jelas pandai bersandiwara, mengarang lakon kepalsuan, mencipta amarah reruntuhan
Aku akan tetap setia menelan buah pahit murung wajahmu, yang begitu cerewet bagai batu, sudah berkali kunikmati, terhujam dalam di dalam perjalanan
Doakan saja aku tak mati, dalam curiga yang tak pernah kulakukan, secuilpun tak mengurangi rasa cintaku, pada rumah yang sepi bagai neraka
Jikalau ini takdirnya
Kuterima penuh suka cita
KAMU SEDANG MEMBACA
CELOTEH
PoetryPuisi tentang apa saja, kapan saja, siapa saja, dimana saja. Terbungkus dalam kata - kata yang hitam.