Duahai suara yang dulu kunanti, kemana sekarang engkau pergi, tak nampak secuilpun batang hidungmu,
Sesekali masih nampak kudapati dalam gambar yang tak asli
Nampak palsu, kuyu membiruLalu bagaimana aku mesti bercerita pada anak anakku, tentang masa mudaku dulu
Saat aku merayu ibu mereka, dengan puisi puisi lamaJika ada waktu, singgahlah barang sebentar di rumahku, kusiapkan kudapan koin seratus perak, dan segudang cerita cinta buta yang penuh dusta...
KAMU SEDANG MEMBACA
CELOTEH
PuisiPuisi tentang apa saja, kapan saja, siapa saja, dimana saja. Terbungkus dalam kata - kata yang hitam.