Apa yang pantas kau ledakkan selain dangkalnya fikiran, tak ubah secangkir kopi yang dihirup semalaman, tinggal ampas sisa peperangan
Kau masih saja berlagak mengerti arti kebenaran, lalu menafsiri dalam sehisap tembakau virginiaBung...
Kebenaran selalu bersambung, dinamis, maha eksotis
Bukan gumpalan titik dalam otak yang terkebiriSelamat...
Kau berhasil membunuh, fikiranmu sendiri
KAMU SEDANG MEMBACA
CELOTEH
PuisiPuisi tentang apa saja, kapan saja, siapa saja, dimana saja. Terbungkus dalam kata - kata yang hitam.