Bab 1

7.2K 501 15
                                    

"Cinta, satu kata yang bisa membuat siapapun lupa diri, lupa mana yang benar dan salah. Cinta itu salah, karena cinta dapat membuat dunia ini hancur."

---------------

"Selamat pagi Bu Mirna." Aku berdiri tepat di ambang pintu.

"Aleena! Kamu terlambat lagi."

Aku meringis mendengar ocehan Bu Mirna yang sudah menjadi makanan wajib untukku, "Maaf bu."

Apa yang bisa aku lakukan sekarang selain menunduk?

"Kali ini kamu kenapa telat?"

Alasan apa sekarang? Mau berkata jujur pun pasti dianggap hanya alasan. Karena sama saja lebih baik aku jujur kan.

"Macet bu."

Oke, aku sudah siap mendapat sambaran petir karena alasanku yang terlalu logis.

"Semua orang di kota ini juga kena macet Aleena! Banyak mahasiswa saya juga yang terkena macet, tapi hanya kamu yang selalu terlambat!"

Nah kan, apa ku bilang. Pasti akan ada petir yang menggelegar di atas kepalaku. Aku juga heran kenapa aku selalu bangun kesiangan kalau ada kuliah pagi Bu Mirna?

"Sudah sana cepat duduk, percuma saya kasih wejangan ini itu ke kamu tidak berpengaruh!"

Aku hanya tersenyum masam tanpa melirik Bu Mirna sekalipun. Tujuanku sekarang adalah satu bangku yang masih kosong, tepat di samping Selena, sahabatku.

"Kebiasaan!" Selena berdesis pelan begitu aku duduk, aku hanya mengangkat bahuku acuh. Masa bodoh dengan Selena yang sudah mendelik tajam padaku.

Satu jam sudah berlalu, akhirnya penderitaanku akan segera berakhir. Mungkin semua yang mengikuti kelas ini sama menderitanya denganku. Bu Mirna suka berputar-putar saat menjelaskan materi, aku sampai pusing dibuatnya.

"Ya, hari ini adalah pertemuan terakhir kita. Ibu akan dipindahkan ke Jogja."

Semua mahasiswa maupun mahasiswi mulai berbisik-bisik mendengar berita kepindahan Bu Mirna.

"Kenapa pindah Bu?" Tanya salah satu mahasiswi yang aku sendiri tidak hafal namanya.

"Saya akan menikah bulan depan, kebetulan calon suami saya asli orang sana."

Riuh gaduh mulai terdengar, apalagi kaum mahasiswa yang bersiul menggoda. Bu Mirna memang masih muda, usianya mungkin dua puluh akhir alias awal tiga puluhan.

"Ya baik, jadi saya disini ingin meminta maaf apabila ada salah kata baik yang disengaja maupun tidak."

"Ya buu.." kami semua kompak menjawab.

"Kalau begitu terimakasih atas perhatian kalian. Selamat siang!"

Setelah Bu Mirna benar-benar mengakhiri mata kuliahnya aku mengejarnya keluar kelas.

Astaga cepat sekali orang ini!

"Bu Mirna!" Masa bodoh dengan kode etik, dia berjalan terlalu cepat dan aku kesusahan mengejar.

Miss Telat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang