Bab 3

3.8K 344 3
                                    

"Kadang perasaan cinta itu muncul disaat yang tidak tepat. Disaat si pemilik hati memiliki hati lain. Atau saat si pemilik hati tidak memiliki hati, karena hatinya dimiliki orang lain. Rumit? Tentu. Perkataan ku saja rumit, apalagi perasaan itu."

---------------------------

Astaga, aku mengutuk diriku sendiri karena ini yang ketiga kalinya aku akan telat di mata kuliah Pak Jonas. Padahal baru empat kali dia mengajar. Itu artinya aku baru sekali datang tepat waktu. Matilah aku, aku masih ingat ancaman Pak Jonas kalau aku sampai telat lagi.

10 menit lagi kuliah ku akan dimulai, tapi lihatlah aku masih setengah perjalanan dan terkena macet! Kalau menuruti macet aku bisa telat setengah jam nanti. Yah sepertinya lebih baik aku pesan Go-jek. Mobilku? Biarlah, nanti juga kena derek. Paling tidak aku tidak akan terlalu telat kalau naik gojek.

"Makasih mas!"

Aku langsung berlari menuju kelasku setelah membayar ongkos gojek. Fyuh, sudah telat 5 menit aku! Ku percepat lariku menuju kelas.

Lihat! Pak Jonas belum masuk kelas ternyata. Aku harus cepat-cepat sebelum dia duluan yang masuk.

Sedikit lagi, ayo Alin kamu pasti bisa!!

"Aleena!"

Ah sialan, baru saja aku mau membuka pintu. Kenapa pula dia melihatku?!

"Ya Pak?"

"Saya senang kamu berusaha tidak terlambat di kelas saya."

Aku tersenyum simpul mendengar ucapan Pak Jonas yang aku anggap sebagai pujian.

"Tapi sebenarnya kamu sudah terlambat 5 menit."

Glek.

Aku langsung tersenyum masam begitu mendengar perkataan Pak Jonas. Apa-apaan dia, baru saja membuatku melayang sekarang menjatuhkan ku sampai dasar.

"Bapak juga belum masuk ruangan. Jadi saya belum telat dong." Sanggahku membela diri. Enak saja dia memvonisku telat tapi dia sendiri juga telat!

"Daripada saya berdebat dengan Bapak disini lebih baik saya masuk kedalam."

Aku langsung memasuki ruangan, persetaan dengan kode etik mahasiswa dan dosen. Apalah, terserah. Aku tidak peduli jika dia mengataiku tidak sopan.

"Hampir aja telat!" Seru Selena begitu aku duduk di sampingnya.

Aku memutar bola mataku jengah, belum sempat aku menjawab, Pak Jonas sudah masuk.

"Kumpulkan tugas kalian."

Hah?! Apa dia bilang? Tugas? Tugas yang mana?! Kenapa aku tidak tau?!

Semuanya sudah maju kedepan, sepertinya memang benar ada tugas.

"Woy El, tugas apaan? Gue nggak tau sih."

Panik. Satu kata yang menggambarkan ku sekarang.

"Lah, itu yang minggu lalu. Kan disuruh nyari artikel gitu."

"Hah masa? Bilang kapan tu orang?"

"Aleena."

"Ya Pak?"

Mampus, pasti ketauan kalau aku belum mengumpulkan tugas.

"Mampus lo! Kelar udah." Bisik Selena memperingatiku.

"Mana tugas kamu?"

"Eh.. itu Pak. Belum." Aku tersenyum getir begitu menjawab.

"Belum?"

Miss Telat!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang