Javier Liem
Seperti malam-malam membosankan yang selalu kami lalui sebagai murid, aku terpaksa harus belajar dan memaksa diriku terkurung di dalam kamar sembari menghapalkan puluhan poin tentang jenis-jenis konflik dan cara penyelesaiannya. Demi jenggotnya Zeus, setelah aku menghapalkan nyaris tiga halaman, rupanya yang kubaca itu buku sosiologi kelas sepuluh, dan demi apa pun juga, rupanya yang kupelajari seluruhnya tentang budaya dan bukannya konflik. Lalu di mana buku sosiologiku yang ada gambar Monokuro Boo nya itu?! Masa ketinggalan di sekolah? Kan bisa hancur lebur imejku sebagai cowok maco kalau gambar babi hitam putih menggemaskan itu nongol di setiap halamannya.
Jangan salahkan aku, setiap manusia pasti memiliki sisi manis. Sisi manisku kebetulan adalah pecinta berat Monokuro Boo dan bisa berganti-ganti sepanjang waktu. Dulu saat aku kecil, aku suka sekali dengan Rapunzel (menurutku dia itu cantik banget, makanya aku selalu kepingin punya cewek yang rambutnya panjang). Sedangkan saat aku di SD, aku suka banget sama yang namanya Hello Kitty, dan tiga tahun kemudian aku menyukai Keropi si kodok itu. Di saat aku kenal Ethan, cowok itu bahkan sudah ngefans banget dengan Kamen Rider, sedangkan Carlo lebih suka tokoh-tokoh Marvel. Aku? Ada dua hal yang kusukai di dunia ini sekarang. Pertama, aku masih suka Monokuro Boo, dan aku juga pecinta berat Chowder sama bebinya, Panini. Demi apa, dua ciptaan itu imut banget!
Aku sempat dihina Carlo dan Ethan yang jelas lebih jantan, bahkan kudengar teman-teman cewekku saja suka Power Rangers, sekarang malah disaat aku mulai ngefans dengan Pororo, mereka yang cewek-cewek termasuk Sierra malah suka yang berbau eksyen dan brutal seperti Assassin's Creed dan abang-abang di dunia nyata mereka yang setaraf Dwayne Johnson atau Anderson Silva. Aku rada takut sih kalau kepribadianku ternyata lebih mengarah ke wanita, tapi toh sampai sekarang aku masih menekuni taekwondo, jadi kupikir tidak masalah ngefans dengan Monokuro Boo. Mereka itu imut dan sederhana sekali, tahu?
Bicara soal stiker Monokuro Boo yang terpasang di seluruh buku pelajaranku, hanya ada satu orang yang kuingat tadi sempat meminjam bukuku untuk dipakainya belajar. Akan kutelepon orang itu sekarang. Kalau sampai buku itu tidak ada di tangannya, akan kuhajar dia sampai mau mentraktirku bakso ibu kantin yang legendaris namun rada mahal.
Setelah telepon tersambung, suara cuek yang familiar terdengar di ujung sana.
"Yo, bro! What are you thinking? Besok kita ada ulangan dan tugas dua puluh halaman, dan situ buku paket ada di kamu? Kamu pikir aku wikipedia gitu bisa hapal semua di luar kepala? Atau kamu kira aku yellow page yang tahu segalanya?" Ethan sempat membela diri di ujung sana. "Nggak usah banyak pura-pura mau beli makan deh! Aku dengar sendiri si bibi barusan manggil kamu buat makan! Aku nggak mau tahu, kita adakan kesepakatan, antar itu buku kemari atau fotokan semua halamannya pakai SLR supaya bisa di zoom, jangan lupa pakai RAW ya biar aku bisa edit sedikit gitu. Halah! Alasanmu cantik banget macam rumput di padang gurun, kamu tanggung jawab dong! Kalau sama hal kecil gitu aja nggak bisa tanggung jawab gimana sama hal yang besar? Bodo amat, emang iya aku nonton The Golden Ways. Udah deh aku juga pusing, lakukan salah satu dari dua pilihan itu atau kubom rumahmu sekarang!"
KAMU SEDANG MEMBACA
TFV Tetralogy [2] : Paranoid (2013)
Mystery / ThrillerBuku 2 ☑ The Forest Voyage: Paranoid [ Completed ] Setelah petualangan Sierra Laney bersama teman-temannya dalam membongkar kedok asli Cerveau Bang, mereka semua akhirnya bisa hidup tenang. Namun, ketenangan itu tidak berlangsung lama, setidaknya it...