☪[١]katering mbak mimin

7K 1.2K 176
                                    

Hari ini sudah memasuki puasa hari yang pertama. Setelah satu tahun selalu bebas makan apapun dan kapan pun, tentu saja sulit ketika tiba-tiba harus menahan haus dan lapar dari subuh hingga matahari terbenam.

Sama halnya dengan anak-anak Remaja Masjid Cahyaningati, rasa lapar dan haus tentu saja menghantui mereka, bahkan sejak siang tadi. Jika orang lain akan memilih tidur untuk mengalihkan rasa haus dan laparnya, tapi tidak dengan ke dua puluh dua remaja ini. 

Mereka sudah sibuk mengurus segala keperluaan buka puasa Masjid Cahyaningati, Perumahan Bosque Heritage. Memang sudah ada pengurus masjidnya, tapi hal seperti ini juga masuk dalam program kerja Remaja Masjid Cahyaningati.


"Kak Daniel, lo ambil katering di Mbak Mimin sana."

Daniel yang baru saja selesai mengggelar karpet di sepanjang halaman masjid tentu saja menolak dengan alasan lelah.

"Yang lain aja, kek, gue mulu yang lo suruh-suruh."


Doyeon yang malas berdebat langsung beralih ke arah Seonho yang lagi santai duduk-duduk nyender di tiang masjid.

"Ho, ambil katering di Mbak Mimin."

"Iya."

Bilangnya sih iya, tapi badannya masih belom bergerak sama sekali.

Bocah satu ini memang tidak bisa diandalkan.


"Eh, ini kotakannya mana?" Tanya Seongwoo.

"Belom diambil, kak, ga ada yang mau ngambil." Doyeon sengaja sedikit berteriak, menyindir Daniel dan Seonho.

Tapi dua orang itu bodo amat aja, pura-pura ga dengar.


"Ya udah, ambil sama gue aja."

Entah mengapa tawaran ini begitu terdengar menarik bagi cewe-cewe, terutama Somi yang bahkan sudah mulai membangun fansclub untuk Omar Seongwoo.

"Gue aja, gue aja!"

"Eh, kerjaan lo belom selesai, gue aja yang ikut."

"Aduh ribut aja lo berdua, kalian disini aja, biar gue yang ngambil."

Selalu begini. Somi, Yoojung dan Mina, si pendiri Omarisme. Sebenarnya Samuel juga ikut tergabung dalam jajaran petinggi Omarisme, tapi Samuel masih dalam tahap pelatihan.


"Ya udah, lo bertiga aja yang ambil." Seongwoo melempar kunci mobilnya ke arah Somi, Yoojung dan Mina.

"Ga jadi deh, kalo bukan Bang Omar yang nyetirin."

Dan ketiga kembali pada kesibukan mereka menata takjil di meja.


Mendengar keributan yang tak ada hentinya itu, Jonghyun langsung mengambil kunci mobil dan mengambil alih semuanya.

"Ribet banget, udah, Doy, ambil sama gue aja." Ajak Jonghyun pada Doyeon.

"Aduh Mas Pahlefi! Udah udah, Doy, lo di sini aja gantiin gue."

Itu Sohye. Si pendiri Pahleficious bersama Sejeong. Saingannya Omarisme, masih dalam tahap berkembang.

Ya Allah, kenapa remaja masjid ini penuh dengan fansclub tak berguna sih.


"Ga ada kabur-kaburan ya, udah Kak Jonghyun sama Doyeon, sana deh ambil, udah jam berapa nih." Ucap Yeonjung menengahi.

Jonghyun mengangguk dan langsung pergi bersama Doyeon mengambil nasi kotak yang telah di pesan pada katering langganan mereka.


"Ga ada yang mau bantuin gue bawa kardus akua nih?" Sewoon baru sampai dari tugasnya membeli air mineral.

Sebenarnya dia tadi pergi dengan Hyunbin, tapi setelah memarkirkan motornya, Hyunbin langsung kabur lari entah kemana. Alhasil Sewoon sekarang kesulitan membawa kardus-kardus yaang lumayan berat itu.


"Cowo apa sih, ngangkat begitu aja ga kuat."

"Ngangkat satu apa dua, sih, no problem ya, ini tujuh woy, dikira gue agung hercules apa."

Chungha dan Sewoon malah ribut.

Huft, kenapa sih anak-anak ini tidak pernah akur.


"Eh, Woon, kalo udah selesai ngangkatin kardus, lo bantuin ngangkat meja ya."

Satu kerjaan belum selesai dan sekarang ditambah lagi. Sewoon jadi merasa seperti pemerintah daerah yang selalu dicari setiap ada masalah.

"Cowo yang lain mana, sih." Tanya Chaeyeon setelah melihat ke sekitar masjid dan yang terlihat hanya para ukhti.


Setelah dicari-cari, akhirnya para lelaki itu ditemukan di kamar Mas Taehyun, lagi gegoleran santai seakan tidak mempedulikan cewe-cewe yang sibuk-sibuknya nyiapin buka puasa.

"Enak ya malah tiduran disini, kerja!"

Nayoung sudah tampak seperti orang Jepang yang menggebrak pribumi untuk kerja rodi. Nayoung bisa jadi galak juga ternyata.


"Siap bos!"

Tanpa basa-basi lagi, para cowo-cowo langsung bangun dan keluar. Langsung bekerja mulai dari bantuin nyusun takjil, ngambil piring buat kue, bantu angkat-angkat meja sampai ngangkatin barang yang ga perlu.


Memang rasanya jadi lebih lelah dua kali lipat, tapi dengan begini, waktu jadi terasa berjalan cepat. Ga sadar, tiba-tiba udah waktunya adzan magrib.

Alhamdulillah. Hari pertama puasa mereka lancar.




︼︼︼︼︼

[update daily]




eliminasi tahap 2

dan alhamdulillah

mereka masih lolos

walau dengan ranking yang so random

:')

semangat lelakiku

remaja masjid― produce 101 ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang