Memasuki hari kedua puasa, program kerja Remaja Masjid Chayaaningati yang berikutnya adalah adalah membangunkan sahur para warga Perumahan Bosque Heritage. Setelah mempertimbangkan waktu imsyak dan adzan subuh, kedua puluh dua remaja ini memutuskan untuk berkumpul di Masjid jam 2 pagi.
Terlalu pagi? Tidak, karena anak-anak ini pasti datangnya ngaret.
Dan benar saja, mereka baru berkumpul jam 3. Itu pun mereka masih dalam keadaan setengah sadar.
Samuel datang dengan sendal jepit yang tidak sepasang, Kyulkyung yang datang dari kegelapan dengan memakai mukena putih dan sempat membuat Seongwoo merapalkan berbagai macam doa sampai ayat-ayat al-qur'an, Sohye yang sudah benar memakai kerudung tapi masih menganakan piyama tidur, juga Seonho yang terlalu rapih malah memakai celana kain dan kemeja batik.
"Mau kemana, bos? Kita mau bangunin sahur, bukan mau kondangan."
Fashion style seorang Seonho Al Yusuf pagi buta ini berakhir ditertawakan. Tapi Seonho tetap pede-pede aja.
"Udah lengkap semua?" Tanya Jonghyun sambil menghitung.
"Kak Hyunbin belom ada." Sahut Haknyeon.
Semuanya hanya mendengus singkat. Sudah pasti si tukang tidur itu akan terlambat.
Somi memperhatikan jam di tangannya, "Gimana? Udah jam segini."
"Ditinggal aja, nih?" Tanya Chaeyeon menyambung.
"Jangan." Jawab Jonghyun singkat, "Ini kan prokernya dia."
Dan yang lain cuma nunjukin muka sampah-abis-bin-ujung-ujungnya-lo-yang-telat.
Sejeong udah kesel dan dari tadi komat-kamit ngomel sendiri, "Sok-sokan sih, udah tau tukang tidur malah gayaan ngadain proker bangunin sahur."
"Sabar, Kak Sejeong, bulan puasa, nih." Yeonjung mencoba menenangkan.
"Bodo, belom imsyak juga."
Akhirnya mereka memutuskan untuk menunggu Hyunbin beberapa menit lagi. Jonghyun yang leaderable banget itu punya keyakinan kalau Hyunbin bakal menepati janjinya.
Tapi, harapannya sia-sia. Sudah setengah jam dan yang ditunggu tidak datang juga.
"Udah, susulin aja ke rumahnya." Daniel yang sudah tidak sabar langsung berdiri dan keluar dari masjid.
Yang lain cuma diam aja dan akhirnya satu per satu ikut keluar mengikuti Daniel seperti anak ayam.
Sesampainya di depan rumah Hyunbin..
"Assalaamualaaikum!"
"Waalaikumsalam.."
Hyunbin? Sayangnya bukan, yaang bukain pintu itu mamanya Hyunbin yang masih pake daster tangan pendek tapi udah pake kerudung, tipikal mamah-mamah komplek yang sibuk manggilin tukang sayur.
"Hyunbinnya udah bangun, belum, tante?"
Mamanya Hyunbin cuma senyum aja, "Udah tante bangunin tadi, tapi kayanya tidur lagi."
Iya, kan.
Program kerja usulan Hyunbin yang satu ini memang diragukan dan prosentase keberhasilannya kurang dari lima puluh persen.
KAMU SEDANG MEMBACA
remaja masjid― produce 101 ✔
Fanficshare unforgetable moment this Ramadhan | kpoplokal ©2017 syyouth- Parallel Universe}