11.Bimbang

582 19 0
                                    

Setelah mereka sampai di taman

"Let,makan nih cake nya gue tau lo Lapar dan haus kan?'' Aleta hanya tersenyum manis

Aleta memandangi Rafael yang sedang asik bermain bersama bola basketnya setelah beberapa lama dia memandangi cowok itu. dia memang menyadari dan sepertinya baru sadar cowok di depan dia begitu baik dan lembut, ganteng lagi (batin Aleta) . Aleta tak pernah memandang cowok dari sebelah mata. Dia melihat cowok dari sifat dan kepribadiannya. Itu lebih penting baginya.

Rafael menghampiri Aleta yang sedang duduk dan sedang asik makan cake. "Enak gak cake nya?"tanya Rafa pada Aleta
"Hmm iya enak. Gue emang Suka cake." Sahut Aleta.
"Iya gue tau kok. Gue kan temen sebangku Lo yah walaupun baru beberapa hari ini, gue juga sering liat lo bawa bekal cake sama susu coklat atau nasi goreng. Kaya anak kecil aja ya." Di acak-acaknya poni Aleta"

"Apasih Rafa jangan iseng deh." Oh iya lo gak mau ini cake nya?"
"Udah lo aja" Rafa kembali menuju lapangan untuk bermain basket lagi

Aleta hanya diam membisu dia ingat kembali masalalunya bersama cowok yang udah ngejar ngejar dia dan cowok itu ninggalin dia . Farel,Farel yang selama ini selalu buat dia marah marah gak jelas maupun tersenyum ,justru senyuman itu mampu mengubahnya 180 derajat menjadi tangisan . sifatnya yang dulu periang kini cepat bersedih kalo teringat tentang Farel. Tapi sekarang berbeda. Kini ada seseorang di depan matanya yang mampu Mengembalikan senyumannya yaitu Rafael. Dia cowok yang baik dan care sama Aleta. Walaupun baru 3 hari Rafa duduk sebangku dengannya.

"Aleta ayo dong main basket."
"Gue gak bisa main basket tau."
"Yaudah sini, gue tau lo gak bisa maen basket ketauan kok dari tampang lo begitu tadi ngeliatin gue . Terpesona ya? Ahhaha.." Rafa tertawa pelan tapi meledek
"Idiih apaansih?" wajah Aleta terlihat memerah dan pipinya merah
"Bercanda Kok, yaudah coba lo masukin ke ring bola basketnya , tangan lo harus megang kuat bola basket nya. Pasti masuk kok."

"Ih gak bisa gue gak bisa ."
"Coba, lo pasti bisa"

Aleta pun mencoba memasukkan basket itu ke ring. Dan nyatanya bola itu masuk. Setelah itu mereka pun bermain hingga larut sore. Di taman itu memang sepi. Hanya ada bunga-bunga yang menjulang tinggi dan terik matahari dan jarang sekali pada jam-jam segini orang berlalu lalang dekat taman itu. apalagi taman itu tepatnya berada di perumahan dan Lapangan itu menjadi saksi bisu mereka berdua.

Apa yang terjadi?Apakah Aleta menyimpan rasa pada Rafa?atau Rafa yang menyimpan rasa pada Aleta?

***

Hate To LoveTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang