Chapter 12

616 60 36
                                    


Sebelumnya dichapter 11

Karena aku yakin, Tuhan tidak kejam pada makhluknya. Aku yakin, suatu hari semuanya akan kembali pada tempatnya masing-masing.

Chapter 12

"Appa, emmmm ... itu ..."

"Telpon saja,"

Sung Gyu langsung mengambil ponselnya yang ada di kantong jelana jinsnya. Segera ia menelpon orang yang dimaksud Tn. Nam. Yah ... siapa lagi kalau bukan Woo Hyun. Sebelum itu, Sung Gyu menjauhkan diri dari keluarganya. Biarlah Tn. Nam dan Ny. Kim sedikit menceritakan tentang masa tua mereka. Segala kronik kehidupan keluarganya dan masalah demi masalah yang terjadi di keluarganya.

'Gyu!!!!!!'

Teriakan Woo Hyun di seberang sana membuat Sung Gyu sedikit menjauhkan ponselnya dari telinganya.

"Hentikan, Hyun. Kau membuat telingaku tidak berfungsi lagi,"

'Kau benar-benar membuatku frustasi, asal kau tahu itu!'

"Ck! Dengar, ada yang ingin ku beritahukan padamu. Jangan bicara, cukup dengarkan aku,"

'Baiklah ...'

"Pertama, 12 peraturan apartement tidak berlaku lagi. Kedua, maaf, kita tidak bisa seperti dulu lagi, Hyun. Maksudku, kita tidak bisa lagi tinggal satu atap seperti sebelumnya, aku tinggal di rumahku dan kau tinggal di apartementmu, kita hanya bisa bertemu di sekolah. Ketiga, aku sudah mengemas pakaianku tadi pagi dan sekarang aku sudah siap untuk kepindahanku ke rumahku sendiri. Keempat, aku ingin memberitahumu, semua hakku sudah kembali, untuk itu aku berterimakasih padamu. Hiks ... semua, Hyun. Semua yang telah hiks ... kau lakukan padaku ... pekerjaan, tempat tinggal, perhatian, dan sikap romantismu padaku. Jeongmal gomawo ... hiks ..."

'.............'

Tak ada jawaban, Sung Gyu menunggu suara Woo Hyun sambil meredam tangisnya. Orang yang melihat Sung Gyu dari kejauhan hanya menatap iba padanya. Ketika imo Sung Gyu hendak menghampiri Sung Gyu untuk menenangkan Sung Gyu, Tn. Nam menahannya. Ia tahu, ketenangan sangat di butuhkan oleh Sung Gyu dan Woo Hyun saat ini.

"Hyun .. kau masih di sana?"

'...... y-yah .. aku di sini. Kau tunanganku, benar? Aku senang dengan kembalinya hakmu itu, aku sedih kalau kau menangis. Sttt!! Berhenti menangis eoh!'

"Aku sudah berhenti menangis. Tunggu!"

'Waeyo?'

Sung Gyu mengangkat lengannya, guna melihat jam yang melingkar di pergelangan tangannya. "Kau bolos?"

'Ten-tentu saja tidak! Ini jam istirahat ..'

"Baguslah kalau begitu. Ku harap kau membiasakan malammu tanpa diriku, Tuan Muda Nam. Kau harus mencuci sendiri, masak sendiri, bersih-bersih sendiri, pokoknya mulai hari ini kau harus bisa melakukan pekerjaan rumah sendiri,"

'Arasseo arasseo ...'

"Baiklah, ku tutup, pay pay .."

Sebelum menunggu jawaban Woo Hyun di seberang sana, Sung Gyu langsung memutuskan secara sepihak sambungan telponnya dengan Woo Hyun. Isakannya benar-benar tak bisa ditahannya. Air matanya meluncur begitu saja membasahi kedua pipinya. Walaupun hanya terpisah rumah, entah kenapa ini seperti sebuah perpisahan bagi Sung Gyu. Sung Gyu akui, perasaan cintanya pada Woo Hyun benar-benar membuncah hingga terasa sangat menyakitkan bahkan hanya terpisah jarak sejauh 5 kilo.

Other_Side

Ponsel sedari tadi tak lepas dari genggaman Woo Hyun. Ia masih menunggu Sung Gyu balik menghubunginya. Woo Hyun tahu, Sung Gyu sekarang ada di persidangan. Hari sebelumnya appanya sudah memberitahukannya lewat note kecil yang ada di dapur. Woo Hyun hampir melupakan hari penting ini. Woo Hyun yakin, appanya akan berhasil memenangkan persidangan itu.

Falling In Love With My Idol [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang