Chapter 16

668 65 16
                                    

(~0~ Happy Reading! ~0~)

Sebelumnya dichapter 15

Bogo sipeun naldo (Suatu hari saat ku merindukanmu)

Ttaeron ulgo sipeun naldo (Dan suatu hari saat aku menangis)

Nae gyeote isseojwoyo (Ku mohon tetalah di sisiku)

Chapter 16

Selama satu minggu ini, Sung Gyu tidak diperbolehkan masuk kantor oleh Woo Hyun karena takut terjadi hal serupa seperti sebelumnya. Awalnya Woo Hyun akan meninggalkan kantor selama satu minggu seperti Sung Gyu untuk menemani tunangannya itu di rumah, tapi pagi tadi Myung Soo menelpon Woo Hyun ditengah-tengah istirahatnya bersama Sung Gyu. Terpaksa Woo Hyun harus kembali ke perusahaan dan menangani kliennya. Sebelumnya Woo Hyun menepon Sung Jong untuk menemani Sung Gyu di rumah sementara dirinya mengurus perusahaan.

'Mungkin hari ini hanya sampai jam istirahat, setelah itu aku janji akan pulang.'

Begitu ucapan Woo Hyun sebelum meninggalkan Sung Gyu di meja makan. 3 hari tanpa gangguan, dan hari keempat Woo Hyun harus kembali ke rutinitas sehari-harinya. Sekitar 15 menit setelah kepergian Woo Hyun, Sung Jong sudah menampakkan batang hidungnya di ruang tamu, tanpa menekan bel atau sebuah ketukan. Sung Gyu sudah biasa dengan sikap dongsaengnya yang memang selalu bertingkah seenak jidat itu.

Sung Gyu melangkahkan kakinya menuju ruang tamu, tempat Sung Jong menonton tv. Sung Jong mengernyitkan dahinya melihat wajah lusuh Sung Gyu. Pria itu langsung mendudukkan dirinya di samping Sung Jong.

"Hyung kenapa?"

"Gwenchana."

"Heol! Kau tidak mau bercerita pada dongsaengmu sendiri."

Sung Gyu menolehan kepalanya sebentar pada Sung Jong, kemudian kembali meluruskan pandangannya. "Aku kasihan pada Woo Hyun, aku juga heran padanya. Kenapa dia selalu menuruti keinginanku? Kenapa dia selalu sabar menghadapi sifat egoisku? Dan ... kenapa dia sangat mencintaiku?"

"Kenapa dia selalu menuruti keinginanku? Kenapa dia selalu sabar menghadapi sifat egoisku? Dan ... kenapa dia sangat mencintaiku?" Sung Jong mengulang ucapan Sung Gyu, memutar badan menghadap pria itu. "Kau yang bertanya tapi kau sendiri yang menjawab."

Sung Gyu mengangkat sebelah alisnya, sedangkan Sung Jong hanya memutar bola matanya malas karena hyungnya ini tidak peka.

"Jawabannya karena Woo Hyun Hyung mencintaimu, Hyung. Kau menanyakan suatu hal yang tidak mempunyai jawaban."

"Apa sebaiknya aku menuruti keinginannya?"

Sung Jong kembali meluruskan tatapannya, mengikuti Sung Gyu. "Keinginan apa yang belum kau lakukan untuk pohon kesayanganmu itu, Hyung? Bahkan aku yakin kau sudah pernah disentuh olehnya."

Sung Gyu berdeham sedikit ketika mendengar ucapan Sung Jong. "Kontrol bicaramu."

"Huh! Aku benar?"

Tak ada jawaban dari Sung Gyu, Sung Gyu menghiraukan pertanyaan Sung Jong.

"Kapan kau mau menikah dengannya, Hyung?"

"Itu yang aku pikirkan."

Lama keduanya terjebak dalam keheningan. Hanya suara yang bersumber dari benda persegi panjang di depan mereka dan detak jarum jam yang terus berputar yang terdengar. Keduanya larut dengan pikiran masing-masing. Pada akhirnya Sung Gyu memecah keheningan.

"Aku malu pada Woo Hyun untuk mengatakannya," ucap Sung Gyu sambil menundukkan kepalanya, menjadikan ujung kakinya sebagai pusat perhatian.

"Apa kau membutuhkan bantuanku, Hyung?"

Falling In Love With My Idol [✔]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang