Part 8

2.7K 309 63
                                    

Ji Ahn memekik pelan ketika mendengar kalimat yang dilontarkan oleh Nyonya Cho. Sudah berpisah sejak 2 tahun yang lalu? Yang benar saja. Apa wanita tua itu sedang mabuk? Atau memang ingatannya sudah tidak berfungsi dengan baik? Kapan dirinya dan Kyuhyun benar-benar berpisah? Oh, ini benar-benar lucu, dan mencurigakan juga.

Kyuhyun yang juga ikut mendengar ucapan ibunya pun melebarkan matanya. Tubuh pria itu juga menegang. Astaga, ia berharap ibunya tidak salah bicara dan membahas sesuatu yang seharusnya tidak perlu dibahas. Demi tuhan, Ji Ahn sedang sangat sensitive. Hubungannya dan gadis itu juga baru saja membaik.

"Ah, duduklah, Nak. Kami sudah menunggu kalian." Seru Tuan Cho secara tiba-tiba. Sepertinya pria itu menyadari aura tegang yang tengah menyergap sekitarnya.

"Ya, Abeoji benar. Ayo, kita duduk dan-"

"Tunggu!" Nyonya Cho memotong perkataan Kyuhyun. Ia masih terlihat kebingungan. "Kukira Juhyun yang akan kau bawa untuk menemui kami."

"Juhyun?" Ji Ahn kembali memekik pelan. Astaga, Juhyun? Dia mengira jika Kyuhyun akan membawa teman satu agencynya itu? Mata Ji Ahn membulat sempurna. Ia sungguh tidak mengerti, dan terkejut luar biasa tentunya. Kepalanya pun ia gerakkan, menoleh pada pria di sampingnya.

Sementara Kyuhyun, pria itu menatap tajam ibunya. Ya tuhan, rasanya ia ingin menyumpal mulut ibunya itu. "Eomma, apa yang Eomma katakan?" Desisnya. Lalu ia menoleh pada kekasihnya yang kini tengah menatapnya dengan mata sendu yang dihiasi tatapan meminta penjelasan. "Sayang, aku akan menjelaskannya. Eomma, dia tidak mengerti dengan apa yang-" Belum sempat Kyuhyun menyelesaikan kalimatnya, bibirnya sudah terkatup rapat. Tatapan Ji Ahn mulai berangsur berubah menjadi tatapan kekecewaan. Ya, lagi-lagi ia mendapatkan tatapan itu dari kekasihnya, hingga membuatnya seolah tak bias berkata-kata.

"Ya tuhan, sebenarnya ada apa ini?" Erang Tuan Cho, membuat orang-orang di sekitarnya terkesiap. Nampaknya pria itu benar-benar tidak suka dengan suasana di sekitarnya. "Bisakah kita duduk dulu? Apakah kita akan makan malam dengan berdiri seperti ini?"

"I-iya, mari kita duduk." Sahut Kyuhyun dengan sedikit tergagap. Kedua bola matanya masih menatap lurus ke arah kekasihnya yang kini sudah mengalihkan pandangan darinya.

Dan mereka semua pun duduk di tempat duduk masing-masing dengan tertib, dengan keheningan dan nyaris tanpa suara. Aura tegang yang cenderung mencekam yang menyelubungi sekitar mereka masihlah belum hilang, karena nampaknya masih banyak kemelut di sana.

Ji Ahn yang duduk di samping Kyuhyun dan tepat di depan Nyonya Cho pun mendongakkan matanya sejenak. Mata gadis itu bertemu dengan kedua mata Nyonya Cho yang tengah menatapnya dengan seksama. Seketika itu juga Ji Ahn pun merasakan sesuatu yang mengganjal di hatinya. Ia merasa tengah dikuliti oleh ibu dari kekasihnya itu. Hingga kemudian, Ji Ahn lebih memilih menurunkan pandangannya. Ia terlalu takut dan merasa tidak pantas. Ia sangat menyadari bagaimana penampilannya saat ini, pastilah terlihat sangat buruk di mata Nyonya Cho.

"Yoon Ji Ahn," Tuan Cho menyebut nama Ji Ahn seraya berdehem pelan, membuat ketiga orang lainnya menatap ke arahnya. "Kami senang bisa bertemu dirimu lagi setelah beberapa tahun lamanya. Aku sangat menyayangkan kesibukan Kyuhyun, hingga membuat aku dan istriku sangat jarang bertemu denganmu." Pria itu Nampak mencoba untuk mencairkan suasana.

"Ya." Sahut Ji Ahn dengan suaranya yang terdengar pelan. Senyumnya pun ia paksakan. "Saya juga sangat senang bisa kembali bertemu dengan anda dan Eommonim." Dan ia juga menggunkan bahasa formal serta berusaha untuk berucap sesopan mungkin.

"Jadi tepatnya kapan kalian kembali bersama?" Celetuk Nyonya Cho, lagi. "Setahuku, terakhir kekasih Kyuhyun adalah Juhyun."

"Eomma!" Sentak Kyuhyun dengan cepat. "Kekasihku Ji Ahn, bukan Juhyun. Kami masih bersama sejak 12 tahun terakhir." Geramnya dengan menunjukkan raut amarah di wajah tampannya.

Behind the Professionalism (DIBUKUKAN) Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang