1

1.8K 188 35
                                    

Laki-laki berambut pirang itu sedang menggerutu karena ponselnya terus saja berdering. Ia melirik jam dindingnya dan bisa dilihat bahwa waktu menunjukan pukul 1 pagi. Siapa orang penting yang akan meneleponnya sepagi ini?

Jieunn is calling you...

Lantas laki-laki itu duduk dan menekan tombol hijau, kemudian menempelkan ponselnya ke telinganya.

"Vernon? Belum tidur?"

"Kenapa kamu selalu bertanya seperti itu?"

"Ah entahlah"

"Ada apa?"

"Apa kau keberatan jika ke rumahku sekarang? Aku sedang di ruang tamu"

Vernon mengusap matanya sambil keluar dari kamarnya. "Vernon? Mau ke mana?" Pertanyaan ibunya benar-benar membuat Vernon terkejut. Pasalnya ibunya tidak pernah bangun sepagi ini.

"Aku mau ke sebelah," jawab Vernon. Vernon dan Jieun bertetangga sekaligus sahabat karena mereka sudah saling mengenal sejak Jieun pindah ke komplek mereka. Itu ketika Jieun berumur 8 tahun. Orang tua Vernon tahu betul bahwa anak perempuan yang dimiliki keluarga Song itu memiliki insomnia yang yaa bisa dibilang parah sejak menginjak umur 16 tahun. Itu ketika Vernon dan Jieun sedang di tahun pertama bangku SMA.

"Ibu kenapa bangun?"

"Mau mengambil minum," jawab ibunya. Vernon melirik ke arah gelas yang dipegang ibunya. Lirikannya terhenti ketika melihat beberapa kertas di meja makan.

"Aku pergi dulu ya. Ibu jangan lupa tidur. Besok itu hari libur. Apa ibu masih harus berkutik dengan baju-baju itu?" Ibu Choi adalah seorang desainer. Vernon pikir ibunya akan memiliki waktu luang yang lebih banyak mengingat bahwa jabawatan ibunya itu sudah cukup tinggi. Tapi ternyata sama saja. Vernon kemudian keluar dari rumahnya untuk menuju rumah Jieun.

///\\\

"Apa yang sedang kamu pikirkan?" tanya Vernon ketika memasuki rumah Jieun. Ia berjalan menuju ruang tamu dan di situ sudah ada dua gelas teh hangat.

"Seorang laki-laki," jawab Jieun sambil melihat Vernon yang menyesap teh hangatnya.

Vernon mengembalikan gelasnya. "Dari boy group mana?" Kadang Jieun tidak bisa tidur karena terus memikirkan laki-laki dari boy group yang terkenal. Sedikit berlebihan bukan?

"Kali ini bukan dari boy group."

"Lalu?"

"Dia murid kelas 11-4."

Vernon diam---sedikit terkejut. Tidak biasanya seseorang Jieun kenal bisa mengusik pikirannya. Apa lagi ini seorang laki-laki. "Kamu yakin?"

Jieun mengangguk. "Aku rasa aku baru mengetahuinya. Dia keluar dari kelasnya dengan beberapa buku ditangannya. Kurasa ia ketua kelas," ujar Jieun.

"Maksudmu Mark Lee?"

Yang ditanya malah membulatkan matanya. "Jadi namanya Mark Lee?"

Vernon mengangkat bahunya lalu kembali menyesap tehnya. Ia sedang berpikir jawaban yang tepat untuk pertanyaanya. Kenapa Jieun bisa berbicara tentang Mark Lee?

Sedangkan pikiran Jieun tengah melayang di otaknya. Ia benar-benar tidak tahu apa yang harus ia pikirkan. Apakah itu kehidupannya atau seorang Mark Lee?

"Vernon?" Laki-laki di depan Jieun menoleh. Mata mereka saling bertemu. "Apa kamu percaya dengan cinta pandangan pertama?"

Lagi-lagi Vernon dibuat terkejut. Ia memilih untuk diam---menunggu Jieun melannjutkan kalimatnya.

"Sepertinya aku sedang mengalaminya," kata Jieun sembari menampilkan senyumannya.

///\\\

Pagi ini Jieun masih terlelap padahal waktu sudah menunjukan pukul 8 pagi. Ah iya, hari ini kan hari libur. Tapi tidak biasanya Jieun masih terlelap. Bagaimana tidak? Jieun sedang tidur di dalam dekapan Vernon dan menurut Jieun itu adalah hal yang sangat nyaman.

Vernon mengerjapkan matanya. Kemudian melirik Jieun yang masih tidur. "Jieun," panggil Vernon. Ia terus memanggil nama Jieun sambil sesekali mengelus puncak kepala Jieun.

Jieun melenguh. "Sudah bangun?" tanya Vernon. "Masih ngantuk ya? Sana pindah ke kamar."

Jieun menggelengkan kepala dan mengeratkan pelukannya kepada Vernon. "Di sini lebih nyaman." Vernon hanya tersenyum.

"Hansol," panggil Jieun. "Sepertinya aku benar-benar jatuh cinta."

Vernon---Hansol--- tidak membalas kalimatnya. "Aku bermimpi tentangnya."

"Aku juga bermimpi tentangnya," celetuk Vernon yang membuat Jieun melepaskan pelukannya dan bangun dari tidurnya.

"Kamu suka laki-laki?"

Vernon tertawa. "Tentu saja tidak," jawab Vernon. "Sudah pagi. Aku pulang ya dulu ya. Nanti kita beli sarapan bersama."

telephone // vernon chweTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang