Jieun melihat pantulan dirinya di cermin. Ia mengenakan pakaian santai dan siap untuk menemui Mark. Kemarin setelah curhat dengan Vernon, Jieun langsung mengajak Mark untuk bertemu.
Ia keluar kamar dan menemui ayahnya yang sedang berbicara dengan ayah Vernon. "Jieun mau ke mana?" tanya Ayah Choi.
"Mau pergi untuk bertemu teman," jawab Jieun.
"Dengan Vernon? Dia kok belum siap sih?"
Jieun menggeleng. "Tidak, tidak dengan Vernon... Kalau begitu aku pergi dulu ya."
\\\///
Jieun menunggu Mark. Ia terus saja menyesap green tea frappucino-nya. Tak lama, maniknya menangkap sosok Mark.
"Sudah lama?"
"Hmm... Sekitar 5 menit," jawab Jieun. "Mau pesan apa?"
"Aah iya..." Mark pun memanggil pelayan dan memesan minuman. Setelah minuman datang, mereka kembali berbincang.
"Jadi kamu sudah akan menjawabnya?" tanya Mark yang setelah itu menyesap ice coffee-nya.
Jieun mengangguk. "Maaf ya Mark... Sepertinya aku tidak bisa."
"Kenapa?"
"Hmmm..." Jieun menggantungkan kalimatnya. "Kita baru saja mengenal selama kurang lebih 2 minggu. Apa itu cukup---"
"Kalau begitu ayo coba berpacaran selama sebulan!"
"Heh?!"
"Jika kamu merasa nyaman, kita bisa terus berpacaran. Dan jika kamu merasa kurang nyaman, kamu bisa memutuskanku?" jelas Mark. "Bagaimana?"
Jieun diam. "Maaf, aku harus ke kamar mandi sebentar."
\\\///
"Vernon, bisa ke sini?"
"Hah?! Untuk apa?"
"Ada sesuatu yang benar-benar membuatku bingung. Dan.... Dan aku ingin menghindar dari Mark."
"Bagaimana caranya aku ke sana?"
"Dengan motormu."
"Bu-bukan. Maksudku, Mark bisa saja berpikir bahwa kamu yang menyuruhku ke sini."
"Hmmm... Bilang saja kamu kebetulan ingin mampir."
"Baiklah. Aku akan bersiap."
\\\///
Jieun kembali ke tempat duduk. Ia melihat sebuah piring dengan dua potong kue keju. "Suka keju? Aku membelikan ini untukmu," jelas Mark.
"Aah, terima kasih." Jieun mulai memakan kue tersebut. Di dalam hatinya, ia berharap agar Vernon cepat datang. "Tidak makan?"
"Aku membelikan semuanya untukmu," jawab Mark. Jieun tersenyum malu, dirinya merasa senang. Bagaimana tidak senang? Mark membelikan dua potong kue keju untuknya. Dua potong!!
Samar-samar suara pintu cafe terbuka, Jieun menoleh ke arah pintu, berharap yang datang adalah Vernon. Dan benar saja. Sahabatnya yang satu ini memang selalu bisa diandalkan. "Loh Vernon?"
"Jieun? Sedang apa?" tanya Vernon. Ia berjalan menuju meja Jieun dan menarik kursi di sebelah Mark.
"Bertemu dengan Mark," jawab Jieun santai. Vernon menoleh ke arah Mark dan melambaikan tangannya. Mark hanya tersenyum untuk menanggapinya.
"Kalian mau ngobrol berdua?" tanya Mark kepada Vernon dan Jieun.
Vernon menggeleng. "Tid---"
"Tidak apa-apa. Aku pergi ya!" ucap Mark yang kemudian meninggalkan Vernon dan Jieun berdua.
\\\///
"Jadi Mark mengajakmu berpacaran selama satu bulan?"
Jieun mengangguk.
"Kalau kamu nyaman, hubungan akan terus berlanjut dan kamu bisa memutuskannya ketika kamu merasa tidak nyaman?"
Jieun mengangguk lagi.
"Kamu suka dia kan?"
Jieun mengangguk namun kali ini anggukannya terkesan ragu. "A-aku tidak ta---"
"Coba saja."
"Heh?"
"Pergi berpacaran dengan Mark selama sebulan." Vernon tersenyum.
Jieun ikut tersenyum. Kemudian ia menopang dagunya. "Benar tak apa jika aku mencobanya?" tanya Jieun memastikan. "Kalau aku nyaman gimana?"
"Yaa... Lanjutkan hubungan kalian."
Jieun mengerucutkan bibirnya. Jujur saja ini adalah pertama kalinya ia (akan) berpacaran. Jieun selalu mengurungkan niat unntuk berpacaran karena takut dirinya berubah dan melupakan semua sahabatnya. "Kamu gimana?"
"Aku?" tanya Vernon. "Aku ya gini aja. Gak ngapa-ngapain."
"Kalo aku lupa sama kamu gimana?"
Vernon tertawa. "Gak mungkinlah! Kamu kan pasti selalu keluar masuk rumah aku. Begitu juga aku," ujar Vernon. "Ponselku akan selalu aktif. Jadi kalau kamu ingin menghubungiku boleh saja." Walau pun mungkin posisi Vernon akan digantikan oleh Mark.
Jieun menegakan kembali tubuhnya. "Temani aku cari permen kapas yuk?"
\\\///
"Sudah bilang ke Mark?" tanya Vernon sembari mengunyah jajanan yang ada di kamar Jieun. Sekarang pukul 12 malam. Sebelumnya Jieun menelepon Vernon, mengatakan bahwa ia sangat gugup untuk esok hari atau lebih tepatnya hari ini.
"Sudah," jawab Jieun yang kemudian merampas jajanannya dari tangan Vernon. "Katanya---"
"Katanya?"
"Katanya selama kami berpacaran, dia yang akan mengantarkanku ke sekolah dan mengantarkanku pulang, makan siang bersama di kantin, dan kencan di akhir pekan."
Vernon hanya menganggukan kepalanya. Tidak ada reaksi khusus untuk itu karena itu memang bagaimana seseorang berpacaran.
"Apa aku harus selalu berkencan dengannya di akhir pekan? Bagaimana jika aku ingin bermain bersama Mingyu, Haeun, kamu, Hwamin, dan temanku yang lain?" tanya Jieun dengan nada (sedikit) emosi.
Vernon menertawai tingkah sahabatnya itu. "Kamu bisa bilang ke Mark kalau kamu tidak bisa berkencan. Tapi biasanya, pasanganmu ingin ikut kamu pergi," jelas Vernon. "Sudah hampir pukul 1. Aku pulang ya. Kamu cepat tidur! Kita kan masih harus sekolah."
KAMU SEDANG MEMBACA
telephone // vernon chwe
FanfictionVernon suka sama Jieun. Kalau Jieun sukanya sama siapa?