Chapter 3

4K 265 6
                                        

Desclaimer : Masashi Kishimoto
.
.
.
.
.
Chapter 3
.
.
Happy Reading
.
.

Kastil itu tampak menjulang tinggi di antara deretan pepohonan lebat dan semak belukar yang tumbuh liar di sekitarnya. Ada beberapa tanaman rambat yang tumbuh mengitari dinding kastil yang di penuhi lumut.

Di antara hujan lebat dan petir yang menyambar - nyambar, kastil itu tampak mengerikan sekali.

Sakura menaikkan kerah tudungnya dan berjalan mendekati kastil itu dengan langkah ragu - ragu. Ayahnya berjalan di depannya dengan langkah yang sama ragunya.

Mereka berdua tidak banyak bicara selama perjalannya menuju kastil makhluk itu tinggal. Ayahnya masih tidak merelakan sakura saat gadis itu bilang ingin menggantikan posisi ayahnya berulang kali dan memastikan kalau dirinya akan baik - baik saja.

Tapi tidak bagi kizashi. Dia sudah melihat monster itu dengan mata kepalanya sendiri dan dia tau betapa mengerikannya penampilan makhluk itu.

Setelah berjalan melewati pepohonan dan semak belukar, kaki kizashi berhenti melangkah tepat di depan pintu utama kastil itu.

"Sakura, ayah tidak- "

"Kita sudah membicarakan ini berulangkali, otousan. Demi keselamatanmu. Atau ladang kita akan di hancurkan. Itu satu - satunya sumber penghidupan kita" kata sakura

Kizashi menelan ludahnya dengan susah payah.  Dengan berat hati, dia lalu mengetuk pintu ganda itu sebanyak tiga kali.

Pintu menganyun terbuka dengan pelan.

Kizashi menatap sakura dan memberinya isyarat untuk mengikutinya masuk ke dalam kastil tersebut.

Setelah mereka sampai di dalam kastil, pintu ganda itu kembali menutup dengan suara keras. Suara hujan dan gemuruh yang terjadi di luar langsung teredam begitu pintu kastil itu tertutup.

Suasana kastil sangat bertentangan dengan suasana yang sedang terjadi di luar. Kastil itu tampak lenggang dan.. Kosong.

Kizashi melangkahkan kakinya untuk maju dengan ragu - ragu.

"Halo?" seru sakura dengan suara keras.

Kizashi langsung menoleh dengan wajah ngeri. Dia memberikan tatapan peringatan kepada sakura untuk lebih berhati - hati.

"Dia siapa?"

"Pelayan baru?"

"Tapi dia cantik"

Sakura menolehkan kepalanya ke belakang dengan dahi mengkerut. Dia seperti mendengar suara orang berbisik - bisik di belakangnya. Tapi dia tidak menemukan siapapun kecuali beberapa aksesoris pajangan. Hantukah?

Sakura melihat ayahnya menghentikan langkahnya tiba - tiba. Ayahnya berhenti di depan tangga besar yang menghubungkan dengan ruangan di atasnya.

Kepalanya mendongak ke atas dan wajahnya tampak pucat. Sakura mengikuti langkahnya dan mendongak.

Ada seseorang yang berdiri di ujung tangga atas sana.

Seseorang yang berdiri di tengah kegelapan kastil ini.

"Selamat datang kembali, pak tua" sosok di ujung tangga bersuara dengan keras. Suaranya kedengaran normal dan seperti suara laki - laki muda.

Beauty And The BeastTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang