Lima

15.7K 1.5K 56
                                    

"Tapi bukan namaku yang kau sebutkan saat kau meledak dalam kenikmatan. Z-a-c!"

Tubuh Zac menegang.

Zac seketika melepaskan pegangannya di bahu Victoria, lalu membalikkan tubuhnya. Ia memaki dalam hati, seharusnya ia tidak mengungkit hal yang akhirnya malah memojokkannya. Ia pikir jika dapat menggoda Victoria menjadi kesenangan tersendiri selain tujuannya menghukum Victoria dengan segala cara yang dipikirkannya akan juga menguntungkan dirinya, tentu saja.

"Kau tahu kenapa aku melakukan itu, jadi jangan berusaha membalik keadaan." Ujar Zac melirik ke arah Victoria.

"Oh ya, lucu sekali Zac. saat aku bilang aku memang bukan istrimu. Bukankah itu jelas!" Kata Victoria tetap memunggungi Zac.

Zac geram saat sekali lagi Victoria berkata seperti itu, jelas malam itu tidak berpengaruh apapun padanya. Tidak seperti dirinya yang tersiksa jika mengingatnya, dengan mengingatnya  saja bisa membuat yang dibawah sana sudah menegang. Zac mengerang dalam hati, kenapa malah ia sendiri yang tersiksa saat jelas jelas ia ingin Victoria lah yang merasa tersiksa.

"Ya, dan lihat siapa yang berbicara sambil melemparkan kata itu di depan mukaku sendiri." Zac mencemooh. "Kau seharusnya tahu, tidak ada yang bisa disalahkan selain dirimu sendiri. Tentu saja kau mencari alasan untuk kesalahanmu itu, tapi semua orang tahu akulah orang bodohnya. Bukankah begitu, Lady Victoria?"

"Ehm . . . Bukan itu maksudku, aku hanya ingin menhingatkan dirim----"

"Tidak perlu bersusah payah, Lady. Itu tidak mengubah apapun." Zac menekankan.

Zac melihat wajah Victoria mengisyaratkan rasa bersalah, dan itulah yang diinginkan Zac. Setidaknya bukan ia saja yang menderita, ia masih memikirkan apa ia harus melakukan hukuman yang dipikirkannya. Entah mengapa ia tidak ingin Victoria membencinya. Mendengar kemarahan dinadanya saat ia menyebutkan nama wanita lain saja ia juga merasa sangat bersalah, tapi jelas bukan salahnya jika ia menyebut nama Sophia dan bukannya Victoria. Ia kan tidak tahu. Hanya Tuhan dan Victoria lah yang tahu. Huuh

Tapi mungkin di dasar hatinya yang paling dalam, ia sempat merasa memang bukanlah Sophia yang berada dalam dekapannya. Ciuman yang dibaginya bersama Victoria terasa berbeda dan mendalam. Ia bahkan tidak bisa menjabarkan perasaannya saat itu. malam itu malam terbaik baginya, terasa sungguh menakjubkan. Ia mengerang dalam hati.

"Victoria . . ."

"Hmmm . . ."

"Tatap mataku saat aku berbicara padamu," ujar Zac.

Victoria memandang resah ke arahnya, kenapa? Victoria seakan tidak mau memandangnya. Ia melihat tubuh Victoria seperti bergetar. Jangan bilang bahwa Victoria takut padanya, atau ia merasa gugup di dalam ruangan hanya berdua dengannya. Pikiran itu membuat Zac senang, mungkin ini saatnya.

Zac mendekat ke arah Victoria, membawa Victoria ke dalam pelukannya.
"Tenanglah, aku tidak akan menyakitmu."

Tubuh Victoria menegang di pelukannya, Zac mencium harum rambut Victoria yang tergerai indah. Hingga tubuh Victoria akhirnya rileks di dalam dekapannya, di endusnya leher jenjang Victoria yang terasa memabukkan. Hanya seperti ini dan sudah membuatnya menegang sepenuhnya, Zac mengerang keras. Victoria mendesah pelan, mengigit bibirnya. Zac merasa itu seperti undangan untuk menguasainya.

Zac mencium sudut bibir Victoria, menggodanya. Sengaja tidak menyentuh bibirnya agar Victoria sendirilah yang menginginkan ciuman darinya. Dijilatnya sudut bibir Victoria yang terasa lembut di ujung lidahnya. Terus seperti itu hingga terdengar desahan protes dari bibir Victoria.

Bibir Zac beralih di telinga Victoria, napasnya sengaja ia hembuskan di telinga Victoria. Menggodanya, menjilat basah sebagian telinga Victoria. Victoria terdengar seperti kucing yang mendengkur karena belaiannya. Di baliknya tubuh Victoria, di dekatkannya bokong sintal Victoria hingga melekat ke arah kejantanan nya yang sudah menegang. Digeseknya.

Victoria mendesah keras merasakan kejantanan Zac mengesek bokongnya. Tangan Victoria kelabakan mencari pegangan saat hasrat mengelilinginya. Victoria menyentuh paha luar Zac, meremasnya.

Zac membelai perut datar Victoria, bergerak pelan. Menyesapi setiap inci kelembutan kulit Victoria di bawah gaun miliknya.

"Disini akan ada Zac kecil atau Victoria kecil yang akan hadir,"ujar Zac dengan napas menderu panas di telinga Victoria.

Victoria melepas kepungan tangan tangan besar Zac dari tubuhnya,
"Tidak, itu tidak benar." Sanggah Victoria.

"Kau lupa, sayang. Karena panasnya situasi malam itu aku tidak mengunakan pengaman. Bisa saja sekarang ia sudah tumbuh di dalam perutmu." Ujar Zac sambil menarik kembali tubuh Victoria melekat ke tubuhnya.

Tangan Zac berada di paha Victoria, mengelusnya. Menberikan rasa panas yang membakar ke inti dirinya. Bergerak ke atas ke pangkal pahanya. Remasan tangan Victoria semakin kuat kepadanya, rahangnya mengeras menahan diri. Belum saatnya.

Di baliknya lagi tubuh Victoria menghadapnya, tangan besarnya menyentuh pipi halus Victoria. Menyentuh setiap sudut wajah Victoria, menelitinya. Lalu tangannya bergerak ke arah bibir Victoria, mengelusnya dan memasuknya ujung jarinya ke dalam mulut Victoria.

Mulut hangat Victoria menghisap jemari Zac, mengigitnya pelan. Kejantanan nya semakin membatu saat hasrat menyerbunya. Hanya bibirnya sudah membuat Zac merasa gila, ia merindukan kehangatan tubuh Victoria yang lain, yang tersembunyi tapi menyimpan kenikmatan dasyat.

Tak dapat menahan diri, jarinya digantikan oleh bibirnya. Bibirnya mendesak bibir Victoria, menyentuhnya dengan kerinduan yang sangat. Melumat habis rasa bibir Victoria yang dirindukannya, bibir yang terasa semanis madu ini harus menjadi miliknya, kalau tidak ia bisa gila.

Tok tok tok

Suara nyaring ketukan pintu membuat Zac mengumpat keras,







Tbc

Hay hay  . . . Zac dan Vicky hadir kembali, siapa yang kangen angkat tangan. Hehe

Dinda minta maaf ya gak bisa balas komen satu satu, tapi Dinda sangat menghargai semangat teman teman semua. Dan kebahagian tersendiri melihat respons kalian yang sungguh luar biasa. Jangan bosen sama cerita gak jelas ini.
Cuma bisa bilang makasiiiiii banyak . . .

Peluk dan cium dariku untuk kalian . . .

WEDDING SCANDAL (Tersedia Versi Cetak)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang