Arrrr Mr. Edward

65.7K 2.5K 16
                                    

"M...M...Mr. Edward?."

Mataku membulat ketika mendengar Nicky menyebutkan nama pria yang sedang kuhindari. Aku melirik lengan yang melingkari perutku lalu mendongkak bertemu pandang dengan mata Hijau yang sangat tajam hingga rasa nya menusuk kemata Amber ku. EDWARD.

"Ugghh." Edward membantuku berdiri tegak okey sekarang aku jadi gugup.

"Kau Ariana kan? wahhh senang sekali bisa bertemu dengan mu." Pria yang disamping Edward itu menyenggol lengan Edward dengan sikunya. Tampan juga tapi masih tampan Edward.

Edward menatapku sambil menyengir. Ohhh Shit! kenapa dia menemukan ku? bukan kah dia sudah pergi tadi? atau jangan-jangan ia bersembunyi karena mengetahui keberadaan ku. Ohhh Ariana ternyata kau tidak cukup pintar untuk mengelabui seseorang.

"Miss. Roseate bolehkan aku meminjam teman mu sebentar?."

Hah?. Aku dan Nicky terperangah tentu saja yang ia maksud dengan Miss. Roseate itu adalah Nicky dan Teman mu itu adalah aku. Aku menoleh pada Nicky memberi isyarat agar Nicky tidak membolehkan tapi ternyata Nicky memaksakan sebuah senyum menyatakan bahwa ia membolehkan dan ia terlihat takut menatap mata tajam Edward.

"Of course Mr. Edward lagi pula aku sedang ada urusan dan sedari tadi Ariana meminta ku menemaninya jalan-jalan emmm dan kau bisa membawa nya."

YOU FUCK NICKY!. Nicky sedikit mendorong tubuh ku mendekati Edward.

"Thanks Miss. Roseate."

Arrggghhhh peduli setan dari Nicky!. Sekarang Nicky memberikan ku tatapan maaf dan melenggang terburu-buru keluar Cafe, Shit! kau jahat Nicky. Hiks.

"So? sepertinya aku harus pergi juga. Good luck, Ed." Pria temannya Edward menepuk pundak Edward dan melenggang juga keluar dari Cafe.

Dan aku? entah kenapa kaki ku seperti terpaku didasar lantai sungguh tidak bisa beranjak sementara si Dosen Ice itu menatapku sambil tersenyum miring kemenangan. Ugghh baiklah, lama-lama aku risih jadi tontonan disini apalagi sebagian besar para pengunjungnya adalah Mahasiswa kampus ku, aduhhh bisa bahaya kalau mereka mencurigai hubungan ku dengan Edward yang memang tidak memiliki hubungan apa-apa tapi sepertinya mulai detik ini juga hidup ku akan terhubung dengannya. Huffttt Shit!.

"Aku tahu kau menghindari ku." Katanya tanpa menarikku pergi atau apalah asal kan jangan disini.

"Kau Dosen Ice yang gila, dasar penguntit." Desis ku tajam.

Edward justru menyeringai.

"Ikut aku. Aku tahu kau disini tidak nyaman." Katanya sambil mengenggam pergelangan tanganku. Mataku membulat lalu menyentak tangan nya.

"Tidak mau! aku mau pulang." Kataku.

......................................

Edward Pov.

Ariana menyentak genggaman ku lalu dia mulai berjalan meninggalkan ku aku tersenyum dengan tingkah laku menggemaskanya. Saat ia berjalan terburu-buru aku mengikuti nya pokoknya dia jangan sampai lolos dari ku.

Ariana berhenti tanpa menoleh melihat ku dia melambaikan tangannya berusaha menyetopkan taxi tapi tidak ada satu taxi pun yang berhenti melihatnya kulihat dia menghentakan kakinya kesal lalu tiba-tiba hujan turun cukup deras. Aku menariknya kedekapan ku kami berlindung dibawah atap Cafe ohhh sungguh manis bisa memeluknya.

Tiba-tiba saja ia keluar dari dekapan ku menatapku tajam tapi tatapan mata tajam Amber nya tidak berlaku untuk ku aku tahu tatapannya amat ditakuti karena dia dianggap seperti serigala betina yang murka jika sedang menatap tajam seperti itu.

"Ikut aku." Sekali lagi aku menarik tangannya dan sekali lagi dia menggentakan tanganku. Kesal dengan sikap nya yang selalu saja membangkang ku angkat tubuhnya seperti karung goni dan untung saja mobil ku tidak jauh terparkir sehingga tidak masalah bagi ku menerima tatapan heran dari orang-orang yang menglihat kami tapi mereka pasti menduga kami adalah sepasang kekasih.

"Heyy! kau pikir kau siapa huh?." Gerutu Ariana saat aku memasukannya kemobil dan memasangkannya Safety Belts.

"Aku Edward, Ariana." Kekeh ku.

Dia mendengus.

"Tidak lucu!." Seru nya saat aku menyetir cepat.

"Syutttt, tenang." Perintahku.

"Tenang? kau gila? kau menyetir secepat ini dan apa kau berniat menculikku?!."

Cantik dan sexy tapi berisik juga dia sedari tadi tidak bisa diam bahkan saat aku memelankan laju mobil pun ia tetap tidak diam. Aku mengendarai mobilku masuk keparkiran bawah tanah Apartement ku Ariana menegang saat ia tahu kalau aku membawanya ke Apartementku.

"Apa yang kau lakukan Edward?." Desis nya diantara sela-sela giginya. Aku tersenyum datar.

"Ikuti saja aku Ariana dan aku mohon jaga sikap mu, Apartement ku banyak berdiri bodyguard-bodyguard yang tidak bersahabat bahkan terhadap seorang gadis seperti mu. Apa menurut mereka mengancam keselamatanku maka kau akan TAMAT." Gumamku datar.

Tenggorokan Ariana naik turun, Takut sekaligus ingin menatangku.

"Anggun Ariana."

.........................................

Ariana Pov.

MAKA KAU AKAN TAMAT. Kalimat itu mengiang-ngiang dikepalaku rasanya mau pecah saat kalimat itu ku pikirkan.

"Siapa kau? bukan kah kau hanya seorang Dosen?." Tanyaku tajam.

"Ya aku Dosen, juga seorang pewaris tunggal beberapa perusahaan ayah ku. Aku CEO." Papar Edward.

"Cihhh peran ganda." Cibirku.

Edward tersenyum datar. Astaga! jika saja senyum manis aku yakin wajahnya akan sangat tampan. Helloooooo Ariana!.

"Ayo." Ajaknya.

"Aku mau pulang ke Apartementku." Cetusku.

"Hujan Ariana." Ucapnya kesal.

"Aku tidak peduli! ak-"

"Kau tetap saja membangkang." Geram Edward gemas?.

Dia mendorong tubuhku kepintu mobil mengungkungku dengan lengan-lengan kekarnya lalu tanpa aba-aba mencium bibirku dengan sangat lembut. Aku yang tidak siap hanya bisa terdiam dan karena aku tidak membalas ciumannya ia menggigit bibir bawahku sedikit keras hingga dengan mudahnya mulutku terbuka dan ia tidak menyia-nyiakan kesempatan yang ada.

Bibirnya bermain dibibirku, lidahnya bertautan dengan lidahku dan aku tidak bisa menahan kalau ini adalah ciuman paling nikmat yang pernah kurasakan.

Sadar akan bahaya memperingatkan ku tanganku mendorong tubuhnya dan untung saja dia mau melepaskan ciumannya.

"Hemmm Ayo." Gumamnya datar. Ugghhh padahal dia baru saja menciumku bisa-bisanya sikapnya seperti itu. DOSEN ICE.

Terpaksa aku mengikuti kemauanya. Oh Tuhan lindungi aku. Saat melewati segala lantai menuju kamar pribadi milik Edward, semua bodyguard yang kulihat begitu mengerikan, wajah mereka tegas dan sama sekali tidak melirikku bahkan aku tidak pernah sembarangan melenggak lenggokan bokong ku akhirnya melakukannya demi menarik perhatian para Bodyguard yang pantas dikatakan patung hidup itu tapi tidak ada hasil justru aku lelah dengan kelakuan ku sendiri.

"Kenapa kekamar mu? aku tidak mau." Ucapku ketus.

"Kamar adalah tempat privasi."

"Kalau tempat privasi seharusnya kau tidak mengizinkan orang lain memasukinya." Aneh deh.

"Untuk kau tidak."

What? maksudnya untuk aku boleh keluar masuk sembarangan kamarnya? Helloooooooo siapa aku?.

"Ayo."

Edward menarikku masuk kedalam kamarnya. Satu kata untung kamarnya RAPI. Satu kata lagi HARUM.

.......................................

POSSESSIVE CEO UNIVERSITY (PLAY STORE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang