A Holiday III

35.1K 1.3K 1
                                    

Ariana Pov

Konigssee, Germany.

2 Hari kemudian kami terbang ke Konigssee, Germany. Di sini hampir serupa dengan Italy. Air menjadi wisata yang Edward pilih sebagai liburan kami, ntah kenapa aku sudah mulai merasakan bosan! baru 3 negara 1 negara lagi selanjutnya dan itu membuat ku ingin segera kembali ke New York ahhh aku merindukan New York ternyata. Edward yang sadar akan kejenuhan ku mempercepat keberangkatan kami besok pagi ke Zurich, Switzerland.

"Ini baru empat negara yang ku pilih untuk liburan kita belum lagi keliling dunia, aku rasa kau akan mati bosan seketika." Gumam Edward, aku mendengus sambil mengamati sungai Konigssee yang indah. Kami tinggal di Penthouse milik Edward, sekali lagi milik Edward. Ia pernah tinggal disini selama beberapa bulan hmmm ia memilih tempat yang strategis.

"Maaf, aku tidak bermaksud membuatmu kesulitan mengatur waktu. Ntah kenapa aku ingin sekali kembali ke New York."

"Tidak masalah, jika kau ingin kembali ke New York sekarang pun tidak masalah."

Aku menatap Edward kemudian ku hela nafas ku berat. Aku tidak mungkin menuruti ego ku sementara Edward telah merencanakan semuanya demi kebahagiaan ku. Yeah aku sangat ingin kembali sekarang tapi aku lebih memikirkan perasaan suami ku saat ini.

"Tidak, kita akan kembali ke New York setelah Zurich kita kunjungi, aku akan bersabar." Gumam ku.

Edward memeluku dari belakang menempatkan wajahnya di ceruk leher ku. Ia menelusurkan bibirnya dengan ringan di telinga ku, membuat tubuh menggeliat geli. Lelaki itu lalu mengecup telinga ku dan memagutnya dengan penuh gairah. Ciumannya lalu berpindah ke leher ku yang jejang, meninggalkan kecupan-kecupan panas di sana. Edward membuatku menghadap padanya dan aku terpesona pada tatapan mata tajamnya yang bergairah, berapi-api dan membuat tubuhku mendambakanya dengan seketika.

"Kau sangat menggairahkan, dan kau adalah isteriku."

Mata Edward berkilat penuh gairah, suaranya serak dan sensual. Lalu lelaki itu melumat bibir ku penuh nafsu, tangannya langsung bergerak ke bawah rok ku dan membebaskan celana dalam ku.

"Edward jangan disini." Cicitku. Sial kami masih berdiri di depan jendela yang menghadap ke arah wisata air itu.

Tanpa pikir panjang Edward menutup jendela dengan kasar, ia menggendong ku menghempaskan tubuh ku sedikit kasar di ranjang. Ohhh aku suka permainan kasarnya. Ia melumat bibir ku seakan tidak ada hari esok, bahkan jemarinya dengan lincah memporak poranda kewanitaan ku.

"Kau sudah siap sayang." Aku merasakan gerakan-gerakan Edward ketika membuka celananya, dan kemudian tanpa pembukaan, lelaki itu langsung menyelipkan kejantanannya, menelusup masuk ke dalam kewanitaan Ku yang basah, lalu menggerakkan tubuhnya penuh gairah, ke dalam ritme sensual yang tak terhingga. Ntah sejak kapan kami sudah telanjang bulat. Edward adalah pria hebat dalam segala hal bahkan di ranjang pun ia hebat yeah meskipun aku tidak punya perbandingan tapi aku yakin dari caranya memperlakukan ku setiap kali bercinta menyatakan bahwa ia adalah pria jantan.

Kami berbaring dengan napas terengah-engah. aku memiringkan tubuhku dan memeluk tubuh Edward yang terlentang. Sebelah lengan lelaki itu merangkulku dan mengusap punggung telanjangku dengan lembut Dan sebelahnya lagi ia gunakan untuk membantali kepalaku, ini adalah kebiasaan setelah mendapatkan pelepasan.

"Thanks Baby, aku tidak tahu kenapa akhir-akhir ini kau semakin nikmat." Gumam Edward parau.

Ini bukan pertama kali tapi sampai kapan pun aku pasti akan tetap merona mendengar kata-kata vulgar dari mulutnya dan yang hanya bisa ku lakukan adalah menenggelamkan wajah ku di dada bidangnya yang keras. Kaki dan tangan ku berusa meraih selimut agar menutupi ketelanjangan kami tapi Edward justru menendangnya entah kemana.

POSSESSIVE CEO UNIVERSITY (PLAY STORE) ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang