n

2.7K 283 7
                                    

Lisa pergi ke kampusnya dengan taxi dan begitu tiba disana, ia menerima sambutan yang cukup baik karena salah satu dosen disana-yang merekomendasikannya- adalah temannya sekolah dulu, Kim Jisoo. Jisoo sudah 1 tahun menjadi dosen disana dan ia yang mengenalkan lisa pada dosen senior yang akhirnya menerima lisa. Seorang seniornya menjelaskan pekerjaan lisa dan menurut lisa itu tidak berat karena ia pernah melakukan itu, 3 bulan pertama, lisa hanya akan membantu dosen dosen senior dalam membuat dan menyiapkan media kuliah serta membimbing asisten asisten praktikum. Lalu 3 bulan selanjutnya ia akan mulai menggantikan dosen senior yang berhalangan hadir untuk mengajar di kelas. Dan begitu memasuki bulan ketujuh, lisa dapat membuka kelasnya sendiri, walaupun itu hanya kelas gabungan, lisa akan mengisi kelas sebelum UTS dan dosen senior yang akan mengisi sisanya.

Lisa sudah mendapatkan mejanya dan mulai bekerja disana seharian ini, pekerjaannya langsung banyak karena itu sudah masuk awal kuliah dan ia harus membuat beberapa media persentasi. Bukan hal sulit karena ia sudah biasa melakukannya selama bekerja part time dan menjadi asisten dosen. Jam menunjukan jam 4 sore dan sudah saatnya pulang. Seperti dugaannya, senior seniornya mengajak mereka makan malam bersama untuk merayakan kedatangan pegawai baru.

"Lisa kenalkan ini prof. Sehun, dia profesor paling muda disini," ucap jisoo mengenalkan seorang pria pada lisa dan lisa menyambutnya dengan senang hati

"Annyeong professor, lalisa" sapa lisa

"Wah annyeong lisa, ku dengar kau mendaftar untuk gelar doktor?" tanya sehun yang kini duduk disebelah lisa karena jisoo pergi mengangkat telpon

"Ehehe ne, aku mulai kuliah lagi besok lusa,"

"Wah kau akan sangat sibuk,"

"Anniyo, aku bisa membagi waktuku hehe,"

"Kalau kau butuh dosen pembimbing untuk disertasimu, kau bisa menghubungiku,"

"Haha tentu saja prof,"

"Berapa umurmu? Kurasa kita seumuran? Panggil saja oppa kalau di luar kampus,"

"Bolehkah?"

"Tentu saja..."

"Wah... arraseo oppa, aku boleh memakai bahasa informal?"

"Tentu, anggap saja aku oppamu,"

Malam itu mereka bersenang senang, setelah makan malam dan minum minum, beberapa dari mereka melanjutkan ronde dua mereka di tempat karaoke termasuk lisa dan sehun. Jisoo tidak ikut karena ia ada janji kencan buta, lisa pun ingin menolak, tapi acara itu diadakan untuknya jadi ia sungkan untuk menolak.

Jiyong menjemput lisa di alamat yang lisa kirimkan, bukan di tempat karaoke, tapi sebuah minimarket didekat tempat itu. Lisa tidak begitu mabuk jadi ia berpamitan terlebih dahulu dan berjalan ke minimarket

"Ku antar?" Tanya sehun yang mengikuti lisa dan berjalan disebelahnya

"Anniyo oppa, aku di jemput," ucap lisa sambil tersenyum

"Kekasihmu?"

"Eh? Bukan, dia oppaku," jawab lisa, selalu seperti itu karena lisa takut hubungannya dengan jiyong tersebar dan akan merusak karir jiyong

"Ah jadi kau punya seorang oppa?"

"Ne, aku punya seorang oppa, kau punya saudara oppa?"

"Anniyo, aku anak tunggal, waeyo?"

"Anniyo haha... cuma tanya,"

"Kau punya kekasih?" tanya sehun membuat lisa berhenti melangkah dan melihat sehun

"Profesor? Kau sedang mabuk?" tanya lisa lalu tertawa

"Haha aku tidak mabuk, dimana oppamu?"

"Ah itu dia, aku duluan ya oppa, kau sungguhan tidak mabuk kan? Butuh ku panggilkan supir pengganti?"

"Haha anniyo, aku tidak mabuk, baiklah hati hati, sampai bertemu di kampus besok, dan hubungi aku ketika kau sampai dengan selamat,"

"Ne, annyeong..." sapa lisa dengan sangat ramah, dan sedikit membungkuk. Lisa masuk ke dalam mobil jiyong dan melihat jiyong yang terlihat sangat kesal di belakang kemudi mobil itu

"Oppa~" sapa lisa berpura pura tidak tau kalau jiyong sedang kesal

"Hm." ucap jiyong dan menyetir mobilnya pergi dari tempat itu

"Aigoo... oppaku sedang marah??" Goda lisa sambil mencolek dagu jiyong

"Siapa pria itu? Kenapa dia tersenyum sambil melihatmu?"

"Dia teman kerjaku, atasanku, kami membicarakan hal lucu jadi dia tersenyum,"

"Itu bukan senyuman untuk hal lucu, aku bisa membedakan senyumam untuk hal lucu dan senyuman untuk menggoda wanita,"

"Aku tidak tergoda..."

"Sungguh?"

"Sungguh... sudah ada orang lain yang merebut hatiku jadi aku tidak akan tergoda pada pria manapun,"

"Siapa dia?"

"Oppa masih bertanya? Kau tau jawabannya," ucap lisa dan memeluk jiyong yang masih menyetir di sebelahnya

"Kenapa acaramu sampai selarut ini?" tanya jiyong sambil mengelus rambut lisa yang kini sudah duduk dengan tenang disebelahnya

"Entahlah... waktu berlalu begitu saja,"

"Kau minum?"

"Sedikit... tapi aku belum pusing, sungguhan,"

"Arraseo, kau masih bisa makan? Aku lapar..."

"Ah iya, aku janji akan makan bersamamu, ayo kita makan, apa yang oppa mau?"

"Hm... aku mau makan sesuatu yang spesial untuk merayakan pekerjaanmu?"

"Apa itu?"

"Sepiring steak dengan wine?"

"Hmm... baiklah kalau itu maumu,"

Jiyong menyetir mobilnya dan membawa lisa ke sebuah restoran mewah di tengah kota. Jiyong merangkul pinggang lisa dan membawanya duduk di tempat yang sudah ia pesan.

"Reservasi atas nama kwon jiyong," ucap jiyong pada seorang pelayan

"Ah ne, silahkan tuan," ucap pelayan itu dan mengantarkan mereka ke meja mereka

"Oppa sudah reservasi? Kapan?" Bisik lisa

"Tadi sore,"

"Ah... kau benar benar ingin makan disini rupanya,"

"Sudah lama aku tidak mengajakmu makan enak,"

"Semua yang kau belikan padaku sudah enak oppa," jawab lisa dan duduk di kursinya, jiyong duduk di kursi didepan lisa dan pelayan itu memberikan mereka buku menunya

"Apa yang kau inginkan?" tanya jiyong

"Hm... aku mau premium beef steak dan ice cream cake, boleh ya?"

"Harus ice cream cake? Dimalam sedingin ini?"

"Aaaa oppa... aku ingin ice cream... toh disini tidak dingin, kau saja tidak memakai jacket dan hanya kaos putih tipis itu, ya ya ya?"

"Ck iya iya, premium beef steak 2, red wine dan ice cream cake," ucap jiyong pada pelayan itu

"Bisakah ice cream cakenya datang lebih dulu? Aku tidak ingin ice creamku dijadikan desert,"

"Ne..." ucap pelayan itu dan pergi meninggalkan meja mereka. Sepertinya pelayan itu, jiyong memegang tangan lisa, membuat lisa melihatnya

"Waeyo oppa? Tanganmu berkeringat, kau sakit?"

"Anniyo, aku gugup,"

"Huh? Why?"

"Aku ketoilet dulu ya," ucap jiyong dan buru buru berdiri lalu pergi ke toilet. Ada yang sudah direncanakannya sejak pagi tadi dan ia justru gugup sekarang.

{P} It's OkayTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang