Lelaki sejati

804 34 0
                                    

Lelaki terindah di mata wanita bukanlah yang paling tampan, melainkan yang bisa membuat Sang Hawa merasa tercantik di dunia.

Lelaki tergagah di hati wanita bukanlah yang paling kekar, melainkan yang mampu mendengarkan, memahami, dan mengerti curahan hatinya.

Lelaki teragung di jiwa wanita, bukan cuma yang rajin shalatnya, melainkan yang ketekunan ibadahnya membuahkan akhlaq mulia.

Lelaki tershalih bagi wanita,bukan sekedar yang banyak ilmu agama dan hafal Qurannya, melainkan yang kedua hal itu terlihat dalam kepribadiannya.

Lelaki yang hebat berjuang melampaui wataknya, seperti Abu Bakr. Beliau dikenal lembut dan santun tapi tak jadi lembek. Beliau adalah seorang yang teguh dan tegar.
Lelaki yang kuat berjibaku menggenapkan sifatnya seperti 'Umar yang keras namun dia tak beringas. Beliau adalah orang yang penyayang pada ummat yang dipimpinnya.

Lelaki yang mengagumkan berkorban jiwa dan raga untuk menyempurnakan karakternya seperti 'Utsman yang pemalu, kedermawanannya meruntuhkan egonya.

Lelaki yang dahsyat memahami konsekuensi penampilannya seperti 'Ali yang periang dan pandai bergaul. Beliau seperti singa saat berperang, dan seperti rahib dalam gelapnya malam karena saking shalihnya.

Lelaki yang paling kaya dalam pandangan wanita bukanlah yang terbanyak hartanya, melainkan dia yang penuh rasa syukur kepada Tuhannya serta berjuang bagi keluarganya.

Lelaki sejati memilih BANGUN dan bukan jatuh, untuk cintanya, agar cintanya menjadi istana megah nan menjulang, tinggi menggapai surga.

Lelaki hebat tak suka berjanji, tapi begitu memutuskan untuk mencintai seorang wanita, dia menyusun rencana untuk memberi, dan bekerja mewujudkannya walaupun diam-diam.

Lelaki yang bahagia adalah Salman al-Farisi. Cintanya yang tak bersambut bukanlah kepedihan baginya. Dia malah mendukung Abu Darda' sahabatnya, untuk menikahi gadis yang dicintainya.

Lelaki yang jantan itu adalah 'Ali; tak memintamu menunggu di batas waktu. Dia mengambil kesempatan (itulah keberanian), atau menyilakan (itulah pengorbanan).

Lelaki jernih itu Zaid ibn Haritsah; dia yang anak angkat Nabi menikahi Ummu Aiman, ibu asuh Baginda, sebab gairahnya adalah surga.

Lelaki sederhana itu adalah 'Abdurrahmanibn 'Auf; seorang yang kaya raya namun penampilannya tak jauh berbeda dengan budaknya, karena dia khawatir surga tak terbayar oleh hartanya.

Lelaki bernyali itu Thalhah; yang saat tujuh puluh luka mengoyak badannya, dia pun berdoa, "Rabbi, ambil darahku sekehendak-Mu, sampai Anda ridha padaku!"

Lelaki adil itu Abu 'Ubaidah; ketika musuh ditaklukkan olehnya, dia pun berkata, "Kami lebih suka kalian kalahkan daripada menang bersama Byzantium!"

Lelaki yang teliti itu adalah Khalid. Dia berkata "Tak kulewati lembah, bukit, sungai, dan tempat apapun melainkan kupikirkan strategi yang hendak kupakai di sana!"

Lelaki jujur itu Mubarak. Dia selama 3 bulan menjaga kebun anggur, namun tak tahu mana yang matang, busuk, dan ranum sebab tak sekalipun dia mencicipinya. Mubarak, lelaki yang lugu itu diambil menantu oleh tuannya sebab kebaikannya dalam menaati agama,lalu lahirlah putranya sang 'Alim-Zahid-Mujahid: 'Abdullah.

Lelaki berhati-hati itu adalah Idris, ayah Asy Syafi'i, ketika secara tak sengaja dia memakan sebuah delima yang bukan miliknya, beliapun rela menikahi seorang wanita 'buta, tuli, dan bisu' demi halalnya.

Sumber : Lampu islam (artikel)

RenunganTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang