MBA.....Give Me a Chance

74.6K 5.7K 113
                                    

Happy Reading..




Caca memasak nasi goreng ayam suir permintaan Bayu. Ya, meski Bayu tidak mengatakan ingin menu makan ini tapi dari pesannya jelas ia mengisyaratkan bahwa ia ingin makan menu ini. Caca sendiri tidak tahu apa nama menu nasi goreng yang sedang ia masak. Ia hanya membuat racikan bumbu nasi goreng pada umumnya ditambah dengan suiran daging ayam dan sosis. Sebenarnya Caca lebih suka ditambah udang, tapi Bayu alergi udang.

Setelah selesai, ia memindahkan nasi goreng itu ke dalam rantang berukuran sedang. Lalu mengisi dua botol tupperware dengan susu rasa vanilla.

Ini kali pertamanya ia masuk ke dalam kamar Bayu tanpa takut pemilik kamar melihatnya. Ia membuka lemari pakaian Bayu, memilih baju yang akan ia bawa yaitu baju yang paling sering dikenakan Bayu. Cuci-kering-strika-pake. Sebelum benar-benar keluar dari kamar bayu, ia meletakkan sebuah kamera dan men-setting timer yang mengarah pada tempat tidur Bayu. Caca menaiki tempat tidur King size itu lalu duduk ditengahnya. Saat bunyi bip..bip.. pada timer kamera semakin cepat, Caca langsung memeluk guling sembari membenamkan wajahnya pada guling.

Ckreekk

Satu gambar telah diambilnya, dengan tampang konyol ia beranjak dari tempat tidur Bayu. Meraih kameranya lalu memeriksa hasil jepretannya. Perfect. Gumamnya setelah melihat hasil jepretannya.

Fotonya memperlihatkan dirinya yang duduk bersila diatas tempat tidur Bayu dengan memeluk guling beraroma khas Bayu dan latar belakangnya adalah foto pernikahan mereka yang berukuran besar.

Caca meminta pak Danu mengantarkannya ke rumah sakit. Pak Danu sempat bertanya kenapa Caca tidak memberitahunya semalam, padahal sudah tugasnya mengantar jemput Caca.

"Udah malem banget Pak, ga enak kalo ganggu bapak. Lagian saya naik taksi didepan komplek, dicariin sama pak satpamnya. Pas pulangnya juga dianterin sampe rumah," jelasnya dengan santai.

"Den Bayu bakal marah kalo tau saya nggak kerja yang bener Non," ujar Pak Danu sendu.

"Ooh...Bayu ga akan marah pak. Saya ga akan bolehin," lagak Caca bagai superhero.

Caca turun didepan lobby rumah sakit, sedikit menebar senyum pada beberapa suster dan dokter yang lewat, dibelakangnya Pak Danu mengikutinya dengan satu tas berisi rantang serta botol minum dan satu tas lagi berisi pakaian Bayu.

Hanya dua langkah lagi Caca bisa menggapai gagang pintu ruang rawat Bayu, kakinya tiba-tiba berhenti. Pikirannya kembali pada kejadian semalam, Caca bukan pelupa. Sebagai guru BP ia bisa mengingat setiap detail kesalahan siwa-siswanya apalagi kalau siswa yang sama melakukan kesalahan yang berbeda.

Sebelum membuka kenop pintu, Caca tahu apa saja kemungkinan buruk yang dapat ditangkap matanya nanti. Maka dari itu Caca sudah menyiapkan selautan kesabaran dan ketegaran. Cukup tadi malam ia menumpahkan air matanya didepan Bayu.

"Pak, nanti didalem jangan komentar apa-apa ya. Kalo Bayu tanya semalam saya pergi sama siapa, bilang aja kalo bapak yang ngaterin saya" ujar Caca pada pak Danu sebelum benar-benar membuka pintu ruang VVIP didepannya, Pak Danu hanya mengangguk mengerti.

CEKLEK

Pintu ruangan itu terbuka, membuat beberapa orang didalamnya menoleh. Mereka merespon dengan ekspresi yang berbeda.

Doni, Ajun, Tian membuka mulut mereka seolah tidak percaya dengan apa yang mereka lihat, Bayu tersedak kaget hampir menyemburkan sebagian bubur dimulutnya, Raline? Sebelah alisnya terangkat, matanya memindai Caca dari ujung kepala hingga ujung kaki.

Cewek semalam, ngapain?. Pikir Raline.

Pun dengan Pak Danu, meski sudah diberitahukan Caca untuk tidak berkomentar apa-apa tapi ia tetap memasang wajah terkejut melihat tuan mudanya duduk bersandar di ranjang rumah sakit dengan seorang perempuan yang sedang menyuapinya bubur. Bukan perawat pastinya, biarpun ia tidak menamatkan SMA tapi Pak Danu bisa membedakan mana perawat dan bukan perawat. Pun bukan istrinya, sekali lagi Pak Danu tidak bodoh karena istri tuan mudanya baru saja datang bersamanya dan sekarang berdiri mematung didepannya.

(MBA) - Marriage By Accident [Tersedia Versi Cetak]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang