Seorang gadis berambut coklat sedang berdiri disebuah gedung mewah bersama banyak orang yang baru selesai wisuda sama dengannya.
Gadis itu tampak murung. Ia berpikir sangat indah jika wisuda seperti ini ditemani oleh keluarganya.
Namun apa daya, semua keluarganya tak pernah menginginkannya. Maka dengan terpaksa gadis itu pun mampu melanjutkan hidupnya tanpa keluarga.
Gadis yang memakai baju berwarna maroon simple yang memperlihatkan bahu mulus dan kaki jenjangnya tampak tersenyum ramah pada setiap orang yang melaluinya.
Banyak yg berdecak kagum melihat gadis itu. Bagaimana tidak. Pakaian yang ia kenakan, makeup bahkan tipis sekali mampu memancarkan kecantikannya, kakinya yang panjang, mata biru redupnya yang indah menenangkan semua orang, rambutnya yang berkilau. Siapa yang tak kagum?
Visualisasinya seperti itu ya gays wkwkwkw
"Dita!!!" Teriak seorang perempuan membuat gadis berpakaian maroon itu membalikkan badannya.
"Queen" ucap gadis itu sambil tersenyum.
"Gila gue ganyangka kita uda wisuda, dit!!!" Ucapnya sambil memegang kedua tangan gadis bernamakan Dita itu.
"Aku juga , queen. Perasaan baru kemarin kita masuk kuliah."
"Iya kan? Nah! Gimana nanti kedepannya, dit?"
"Kedepannya? Ya tinggal jalan lah gitu aja susah. Lagian pidato aku ga terlalu panjang kok nanti" ucap gadis itu dengan santai.
Queen memutar kedua bola matanya.
"Aradita Yudistira. Lo itu mahasiswi terpintar diangkatan kita tapi kenapa bolot begini" queen dengan sengaja menyentil dahi Ara didepannya karena kesal.
Ya. Gadis itu bernama Aradita Yudistira. Ara yang selama ini menghilang dari peradaban bumi.
"Awh! Apaan sih queen?" Aramengusap-usap dahinya.
"Maksud gue, lo gimana abis wisuda? Langsung kerja? Langsung married? Atau gimana?"
"Aku kerja dulu, Queen. Aku juga butuh uang untuk biaya hidupku. Kamu tau aku sudah berapa lama hidup sendiri"
"Iyaiya, dit. Lo ikut party nanti tengah malem atau ga?"
"Engga deh, Queen. Aku pulang aja" ucap Ara sambil tersenyum.
***
Ara merebahkan badannya dikasur berusaha merenggangkan setiap otot ditubuhnya agar lebih rileks.
Ara menerawang cahaya yang masuk kedalam indra penglihatannya.
"Apa kabar kalian?" Batinnya bertanya dengan lemah.
Kemudian iapun membangkitkan badannya dari benda petak yang empuk itu dan melangkahkan kakinya menuju meja yang menghadap langsung ke jendela.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter From Ara (END)
Teen Fiction〰Beberapa part sudah di hapus〰 ⛔FOLLOW BEFORE READ⛔ [©First Series of Family's Story©] Jika semua manusia ingin hidup bahagia, begitu pula dengan wanita yang satu ini. Ara. Bagaimana ia melewati setiap permasalahan yang ada? Akankah bibir merahnya m...