Ara Pov
Perkenalkan nama lengkapku Aradita Yudistira Purnama. Saat ini aku sudah kelas 2 SMA. Kalian bisa memanggilku Ara. Kalian sudah mengetahui kisahku seperti apa. Masa laluku yang ingin ku kubur namun tak bisa. Sungguh menyedihkan bukan?
Saat ini aku sedang bersiap-siap menuju sekolah. Karena aku mendapatkan nilai rendah saat ujian nasionalku saat SMP, akupun bersekolah di sekolah swasta di kota Jakarta. Aku tak masalah mau bersekolah dimanapun. Yang terpenting adalah diriku tak berada dirumah mendengar semua caci makian setiap manusia yang ada dirumah terkutuk itu.
Setelah aku merasa semua barangku tak ada yang tertinggal. Akupun meninggalkan kamar menyedihkan itu. Kenapa kamar menyedihkan? Karena dikamar itulah aku mengingat semua cacian keluargaku dan dikamar itulah aku menumpahkan seluruh sakit yang kurasakan.
Aku menuruni tangga dengan cepatnya. Aku sudah menduga, keluarga besar itu sedang menyantap sarapannya. Tapi, aku tak berniat melakukan hal yang sama. Aku lebih baik sarapan disekolah dibandingkan harus sarapan dengan mereka. Bukannya merasa tentram, melainkan menambah rasa benciku. Bukan benci kepada mereka, tetapi benci kenapa Tuhan membiarkanku terlahir.
Aku berangkat ke sekolah dengan menggunakan bus. Untung saja bus yang kunaiki langsung berhenti tepat dihalte dekat sekolahku berada. Jadi aku tak perlu khawatir.
Saat ini aku berada dibus, tak banyak orang berada di bus ini. Tetapi sejak dari awal aku masuk kedalam bus ini, aku merasa ada yang memperhatikanku. Aku sudah beberapa kali mencoba menoleh. Namun hasilnya nihil, tak ada yang mencurigakan. Jadi aku memutuskan untuk melupakannya, mungkin hanya aku saja yang terlalu kegeeran.
Lagian siapa yang mau menatap seorang wanita dengan kaca mata besar di depan matanya dan pakaian yang sangat sopan. Tak mungkin ada yang berniat jahat ataupun menyukaiku. Haha. Menyukaiku? Keluargaku saja menolakku. Apalagi orang lain.
-----
Hari ini adalah hari dimana seluruh murid SMA Permata disibukkan dengan berbagai lomba. Memang setiap tahunnya pasti sekolahku akan mengadakan lomba besar-besaran antar sekolah swasta. Entah itu basket, futsal, sampai debat.
Aku ditunjuk untuk menjadi perwakilan sekolah dalam mengikuti lomba pidato bahasa inggris.
Disinilah aku sekarang, berdiri diatas podium. Dipandang oleh sejumlah siswa siswi yang menjadi sainganku. Dengan percaya diri akupun langsung membawakan pidatoku tanpa ada kesalahan sedikitpun. Aku memang sudah sangat ahli dalam bidang ini.
Tak selang berapa lama, akhirnya seluruh kandidat yang sudah membacakan pidatonya dipersilahkan untuk keluar ruangan. Akupun mengikuti apa yang dikatakan oleh pembawa acara itu.
Aku berjalan menuju kantin. Perutku sudah sangat sakit. Aku tak memakan apapun sejak pagi. Namun langkahku harus terhenti karena ada seorang lelaki yang berdiri didepanku. Ia menunjukkan senyumannya.
Namun aku tak perduli, aku tetap tak memperdulikannya. Aku memutuskan untuk menghindar darinya dan melanjutkan perjalananku menuju kantin. Tapi, lagi dan lagi lelaki itu berdiri didepanku. Membuat kesabaranku habis.
"Maaf anda menghalangi jalan saya." Ucapku dengan tajam
"Aku cuma ingin berkenalan." Ucap lelaki itu sambil mengulurkan tangannya.
"Kenalin aku Adam. Aku dari sekolah SMA Negeri 21 Jakarta."
"Sekolah yang sama dengan Tere." Batinku.
"Sorry, aku gasuka kenalan-kenalan kaya gitu. Lagian kamu kan yang tadi ada diaula. Sudah pasti kamu tau namaku siapa." Ucapku dengan lantang.
Kulihat dia tak berhenti tersenyum. Benar-benar cowok aneh.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter From Ara (END)
Ficção Adolescente〰Beberapa part sudah di hapus〰 ⛔FOLLOW BEFORE READ⛔ [©First Series of Family's Story©] Jika semua manusia ingin hidup bahagia, begitu pula dengan wanita yang satu ini. Ara. Bagaimana ia melewati setiap permasalahan yang ada? Akankah bibir merahnya m...