Tok tok tok
"Masuk" ucap seorang lelaki paruh baya setelah mendengar bunyi ketukan dari pintu ruangannya.
Muncullah perempuan yang dari tadi ia tunggu. Aradita.
"Bapak memanggil saya?"
"Iya, Dita. Duduklah"
Ara langsung melangkahkan kakinya menuju salah satu kursi berwarna coklat didepan meja atasannya dan mendudukinya.
"Jadi saya memanggil kamu kesini karena saya ingin kamu memegang satu proyek."
"Saya?"
"Iya kamu. Kamu arsitek terbaik saya diperusahaan ini. Klien kita kali ini terkenal sangat perfectsionist. Saya yakin kamu dapat memuaskan keinginannya." ucap Pak Aron dengan nada sopan.
"Baiklah pak. Kapan saya bisa memulai mendesign dan juga mencek lokasi?" tanya Ara
"Kalau itu saya tidak tahu. Dia yang memutuskan itu, makanya pada pukul 1 siang ini kamu harus datang ke kantornya untuk membicarakan ini."
"Baiklah pak."
"Saya akan kirimkan alamatnya ke kamu melalui email. Terimakasih,Dita"
Ara menjawabnya dengan senyuman dan pergi dari ruangan itu
***
Sekarang Ara sudah berdiri didepan gedung pencakar langit yang sangat megah dengan design gedung yang indah. Ia yakin arsitek yang sering digunakan oleh pemilik perusahaan ini sangat hebat. Ia tak boleh mengecewakan Pak Aron yang begitu baik padanya.
Ara melangkahkan kaki indahnya dilobby menuju receptionist.
"Maaf saya Dita."
Seakan perempuan itu sudah mengerti, ia langsung mengangguk dan tersenyum.
"Silahkan menuju lantai 20, Bapak sudah menunggu anda Ny.Dita"
Ara pun pergi menuju lift dan menekan angka lantai sesuai dengan yang dikatakan perempuan tadi.
TING!
Saat sampai di lantai yang Ara tuju, terlihat perempuan yang sedang sibuk dengan kertas kertas didepannya. Bahkan ia tak menyadari jika Ara sudah didepan mejanya.
"Maaf" ucapan Ara mengejutkan perempuan itu.
"Astaga. Maaf anda siapa?" ucap perempuan bernama Audrey di nametagnya itu.
"Saya Dita" jawab Ara dengan sopan.
"Oh my goodness! Miss Dita. Nice to meet you" Audrey langsung mengulurkan tangannya dan menjabat tangan Dita dengan lembut
"Mari, silahkan masuk. Bapak sudah menunggu anda" ucap Audrey sambil membukakan pintu.
"Terimakasih."
Ara melangkahkan kakinya masuk kedalam ruangan serba hitam putih dengan nuansa mewah disetiap sudut ruangan itu.
Dapat dilihat lelaki sedang berdiri didepan jendela besar, seolah menatap jalanan diluar yang sangat ramai penduduk.
"Ehm" dehaman Ara membuat lelaki itu membalikkan badannya.
Betapa terkejutnya Ara saat ini melihat sosok lelaki itu. Ara menegang. Ara benar-benar ketkutan. Bahkan tangannya bergetar entah kenapa. Ara benar benar tak habis pikir ia akan berhadapan dengan lelaki itu lagi. Jantung Ara berpacu lebih cepat daripada biasanya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Letter From Ara (END)
Teen Fiction〰Beberapa part sudah di hapus〰 ⛔FOLLOW BEFORE READ⛔ [©First Series of Family's Story©] Jika semua manusia ingin hidup bahagia, begitu pula dengan wanita yang satu ini. Ara. Bagaimana ia melewati setiap permasalahan yang ada? Akankah bibir merahnya m...