Five: jealous

29 5 6
                                    

Author pov

Layaknya cewek yang sedang cemburu melihat gebetannya dekat dengan yang lain, Alvin merasa serba salah dengan dirinya.

"argghh!! Gak seharusnya gue ngerasain ini!" teriak Alvin.

Ya, dia cemburu melihat Namira dirangkul Didit. Belum lagi semalamnya dia melihat didepan matanya Namira di peluk cowok lain, walaupun tidak begitu jelas wajahnya.

"Namira!!!"
"apa yang ada di pikiran lo Nam?! Didit? Apa karna kita mirip? Terus kemaren kenapa lo mau2nya di peluk cowok lain," kata alvin frustasi.

Kini dia sangat bingung, dia berdiri di balkon kamarnya menghilangkan pusing di kepalanya.

Bukan menghilangkan pusing di kepalanya, kini dia melihat Namira lari sore bersama dengan..
Didit.

"Didit lagi Didit lagi! Apa istimewah nya dia?" tanya Alvin kesal.

Kini perasaan Alvin sangat bercampur aduk, tak tau harus berbuat apa. Pasalnya, dia bukan siapa2nya Namira.

Alvin mengambil ponselnya dan mengetik sesuatu.

"Namira!!" geram Alvin di kamarnya.

Alvin segera keluar dari rumahnya, berjalan seolah2 tidak terjadi apa2. Ya, dia mengikuti namira dan didit.

'konyol' itu yang alvin rasakan. Entah apa gunanya dia mengikuti mereka berdua, mungkin karna alvin cemburu.

"ayolah nam! Ada apa denganmu?" tanya Alvin sendiri.

Drtt.. Drtt..

Mom's calling...

"halo ma,"
"..."
"iya ma"
"..."
"tidak apa2 mama,"
"..."
"daah"

Setelah menyimpan kembali ponselnya, dia melihat kearah yang seharusnya ada didepan matanya tadi. Dan kini, mereka menghilang.

"shiit!" umpat alvin.

Alvin berlari mencari keberadaan mereka, yang dipikiran alvin saat ini adalah takut bahwa didit mengambil hati namira darinya.

"kemana mereka pergi?!" kata alvin berhenti berlari.

"lo nyari siapa?" tanya seseorang.
'suara itu! Namira!'

Dengan santai alvin melihat namira dan didit, "bukan urusan lo," jawab alvin. (baca: gue nyari lo)

"gue dari bangku taman kompleks deket sini," balas namira.

"gue bilang bukan urusan lo, dan gue gak perduli," timpal alvin. (baca: gue kira dia2in didit)

"lo kalo ngomong gausah pake bahasa kalbu aelahh.." kini didit berbicara. Alvin tak menjawabnya.

"ck, yuk nam, kita balik," kata didit sambil merangkul namira.

"oh, iya ayuk,"

Alvin mengerutkan keningnya,
"kalian teman?" tanya Alvin. (baca: lo pacaran?)

"kita gak pacaran, tadi didit ngajak gue lari keliling kompleks aja," jawab namira.

"yang nanya lo pacaran sama dia siapa?" tanya alvin lagi. (baca: gak pacaran, tapi deket banget)

"kita kan sekelas, kan wajar deket," balas namira.

"lo mau gue giling pake mobil?" tanya Alvin.

"haha, alvin, lo bisa gak kalo ngomong gausah pake bahasa kalbu? Ngakak so hard dengernya," ucap didit.

"diem lu cebong!"

***

Setelah pulang lari keliling kompleks namira membersihkan tubuhnya dan mengganti pakaiannya, rasanya badannya kembali segar setelah selesai mandi.

"kenapa alvin gak ferus terang kalo ngomong, apa coba pake bahasa alay gitu," pikir namira.

Drtt.. Drtt..

Alvin's calling...

Orang yang baru saja dibicarakan kini muncul dilayar datarnya itu.

"halo"
"..."
"halo alvin? Lo disana?"
"..."
"lo iseng banget sih, kalo gak mau bicara gue tut.."
"tunggu,"
"cepat bicara,"
"ini kan udah bicara?"
"tujuan lo nelpon?"
"..."
"sekali lagi lo diem beneran gue tutup"
"gue.."
"iya, lo kenapa?"
"gue mau tidur"
"udah? Gitu doang? Bye!"

Klik.

"gila tuh anak ya? Mau tidur pamit segala sama gue, emang gue mamak nya?"

Namira yang kini sedang asik merebahkan tuvuhnya di kasur, tak terasa dia telah memejamkan matanya.

Line!

alvin: gue cemburu.

Haihaiiihaiiii!!!!  Aim kombekk egen dengan cerita sedikit ini aku hanya ingin mengingatkan vote dan komen jangan luphaa😭😭 bhayyyy! 👋👋👋

I'm YoursTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang