Nutritionist Park Jimin

2.4K 326 27
                                    

Jimin telah mengikuti kelas memasak ini selama dua bulan

Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.


Jimin telah mengikuti kelas memasak ini selama dua bulan. Dia ingin menjadi ahli gizi yang baik di masa depan, sehingga belajar memasak akan sangat membantunya. Dia akan memilih makanan terbaik untuk orang-orang di masa depan dan melakukan hal itu membuatnya bersemangat.

Min Yoongi adalah ketua koki yang mengajarinya. Salah satu koki ternama di Seoul yang sering membintangi berbagai acar memasak di televisi. Jimin sangat beruntung koki sekelas Yoongi mau mengajarinya.

Dia muda, berbakat dan tampan. Dia sangat panas dan cerdas sampai-sampai urat lengan dan wajahnya mengalihkan perhatian Jimin dari semua pelajarannya. Terkadang dia tidak bisa belajar dengan benar. Juga, chef Min telah menunjukan ketertarikan padanya sejak hari pertama kelas memasak ini. Pria itu terang-terangan mengejarnya.

Hari ini Jimin hampir kehilangan kendali untuk terus menolaknya.
"Jadi, katakan, kemana kau akan pergi setelah ini?" Yoongi tersenyum padanya setelah membersihkan beberapa peralatan.

"Uhm-rumah?" Jimin hampir membenturkan wajahnya ke meja terdekat karena ucapannya tadi terdengar seperti sebuah ajakan agar Yoongi ikut dengannya. Tidak bagus.

"Jadi pulang ya?" Yoongi menyeringai.

"Uh... iya." Jimin tersenyum malu-malu. Tiba-tiba dia merasa kepanasan.

"Mau pergi minum?" Yoongi berkata sambil menyeringai lebar. Ini adalah sebuah masalah. Yoongi sangat terus terang ditambah dengan kontrol diri yang hebat, begitu menggoda. Dia seksi sekali dan Jimin tidak bisa menahan diri untuk tidak senang akan ajakannya.

"Aku sangat buruk saat minum." Jimin menolak.

Ini bukan pertama kalinya Jimin menolak Yoongi tapi, kali ini dia menyesal sudah melakukannya. Biasanya, saat dia menolak Yoongi, dia akan menyesalinya saat pulang ke rumah tapi kali ini, Yoongi terlihat sangat seksi, terlalu seksi untuk ditolak.

"Baiklah, haruskah kita pulang nanti?" Yoongi sangat terus terang. Dia menghormati Jimin dan hampir segala hal dengan sikap yang baik. Jimin sangat menyukainya.

"Eh, sedikit minuman tidak akan membunuhku, kurasa?" Jimin menundukkan kepalanya dan menelan ludah. Hari ini dia akan mengikuti hatinya.

"Tentu, Jiminnie, mau minum di apartemenku? Aku membeli anggur dari Paris beberapa minggu yang lalu." Yoongi menawarkannya dengan tenang. Terlalu tenang bagi Jimin. Bukankah setelah semua penolakan harusnya Yoongi senang? Yoongi memang begitu tegas dan berpendirian, juga-ah! Dewasa. Hampir membuat Jimin merona.

Sialan, dia sudah berkeringat tapi Yoongi masih sangat tenang. Ini hampir menjengkelkan.

Yoongi berhasil. Dia mengarahkan Jimin ke mobilnya dan pergi ke apartemennya. Perjalanannya tenang tanpa begitu banyak percakapan tapi itu sangat menegangkan bagi Jimin. Dia berharap banyak.

Berada di apartemen Yoongi pasti akan membiarkan banyak hal terjadi. Di dapur, Yoongi hanya akan mencoba sedikit mencondongkan tubuhnya dengan ke tubuh Jimin, menekan tubuhnya ke tubuh Jimin. Sekarang mereka akan pergi ke tempat yang lebih pribadi, Jimin merasa senang dengan apa yang akan dilakukan Yoongi. Mungkin lebih dari sentuhan sederhana. Ah, ini membuatnya gila. Bahkan sentuhan-sentuhan kecil di dapur sudah membuat Jimin tifak karuan. Bagaimana jika lebih?

"Turunlah, tuan putri." Yoongi membangunkan Jimin dari fantasinya. Dia tersenyum di depan pintu mobil, menjabat bahu Jimin.

"Ya Tuhan, aku melamun." Jimin mendengus.

"Kau memang terlalu banyak berpikir, sayang." Yoongi tersenyum sambil menutup pintu mobil setelah Jimin keluar dari mobil.

Jimin berteriak sedikit di dalam hatinya. Yoongi baru saja memanggilnya sayang. Bukankah itu hal termanis yang pernah ada? Sayang. Tuan putri. Sialan Min Yoongi.

Yoongi sekali lagi memimpin jalan dan Jimin mengikutinya dalam diam. Dia memikirkan beberapa kemungkinan yang akan terjadi nanti. Saat dia masuk ke dalam, dia tidak akan bisa menolak Yoongi lagi.

"Selamat datang, home sweet home." Yoongi berkata dengan bangga.

Mereka masuk ke dalam dan Jimin bisa merasakan ketegangannya naik. Hampir sulit bernapas.

Yoongi menyuruhnya duduk. Lalu Yoongi pergi ke dapur untuk menyiapkan minumannya.

Jimin menunggu. Dia gemetar.

"Ini anggur yang bagus." Yoongi berkata dengan sebuah senyum kecil. Dia duduk dan menuang anggur ke gelas di depan mereka.

"Cheers," kata Jimin saat mereka bersulang.

"Jadi, beritahu aku bagaimana kelanjutannya?" Yoongi bertanya.

"Uhm... Menjadi lebih baik, aku akan menjadi ahli gizi hebat di masa depan." Jimin berkata dan segera tertawa. Dari mana kepercayaan diri itu datang?

"Ah ya, pasti begitu." Yoongi tertawa.

Yoongi dan tawanya yang lembut adalah bagian favorit Jimin. Begitu menakjubkan. Begitu memikat. Dia sangat menyukainya.

"Lalu?" Jimin bertanya setelah beberapa menit terdiam.

"Hm?" Yoongi bertanya.

"Akankah kau menciumku? Atau tidak?" Jimin membalas dengan tergesa-gesa. Dia tidak bisa menahan kecanggungan ini lagi.

Yoongi menyeringai dan Jimin merasakan ketegangannya naik menjadi seratus persen. Ah sial. Dia pasti akan menikmati malam ini.

Yoongi seceoat kilat memegang pinggangnya dan menciumnya. Jimin menjerit. Akhirnya.

"Jadi, katakan, akankah kau menghentikanku sekarang?" Yoongi bertanya setelah beberapa ciuman panas.

"Uh-tidak, pasti tidak." Jimin mencoba menahan napas.

"Baiklah, aku akan membuatmu bahagia malam ini." Yoongi tersenyum.

***

A/N: hehehe. Ya gitu :)

ServirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang