Ruined

1K 154 4
                                    

Alpha!Yoongi Omega!Jimin

****

Jimin terdiam kaku. Dia hanya bisa terus mengikuti setiap gerak-gerik Yoongi yang memeluk anaknya erat. Darahnya mengalir lebih cepat. Ada satu bagian dari diri Jimin yang khawatir Yoongi akan meremukan anaknya dengan kedua tangannya yang kokoh. Dia terus mengawasi tangan Yoongi yang mengelus kepala anaknya. Ada jiwa cemburu yang memberontak di dalam dadanya.

Mereka ada di rumah Yoongi, di tempat perasingan Yoongi saat masa rut-nya datang. Aneh memang, mengingat tempat ini sangat jauh dari pemukiman warga, perlu lima jam untuk bisa tiba di sana. Walaupun di kelilingi hutan yang luas, rumah ini tidak kekurangan apa pun. Interiornya sangat mewah, hampir mirip istana. Mungkin karena memang ini tempat turun temurun. Setiap alpha yang terpilih punya satu rumah seperti ini untuk berdiam diri selama nasa rut-nya berlangsung.

"Siapa namanya?" Yoongi membuka suara, mengangetkan Jimin.

"Park... Jihyun." Jimin berbisik. Ragu akan keputusannya menambahkan marga Park di sana.

Seperti yang dia kira Yoongi tertawa, dia mengangkat wajahnya dari bayi yang dia gendong dan berkata, "Park Jihyun." dengan nada sinis.

Jimin terdiam. Dia bahkan tidak berani menggerakan jarinya.

"Kau begitu berani, melahirkan anakku tanpa persetujuanku dan menamainya dengan margamu." Nada Yoongi datar, tapi semua kata-katanya menghujam jantung Jimin, membuatnya mulai ketakutan.

"Maafkan aku alpha, ak-aku... Aku tidak ingin membuangnya. Dia segalanya bagiku." Jimin memohon.

Tidak mustahil Yoongi membunuh Jihyun di depannya sekarang jika dia membuat pria itu marah. Jimin tahu betapa tiraninya hati Yoongi.

"Kau seharusnya tahu. Kau berhadapan dengan klan Min, ibuku." Yoongi mendesis. Dia kesal.

"Maafkan aku." Jimin menunduk. Sengaja mengeluarkan aura omeganya agar Yoongi merasa dihormati.

"Ibuku menamparku untuk anak yang aku bahkan tidak tahu. Gila." Yoongi tertawa.

"Maafkan aku. Aku akan melakukan apa pun yang Anda mau, tuan. Asalkan Jihyun tetap hidup." Mata Jimin mulai berair. Nyonya Min bukanlah seseorang yang bisa diajak kompromi. Dia tegas dan taat pada adat yang ada.

"Tenang. Aku tidak mau membunuhnya, aku mungkin bisa sakit lima hari penuh jika aku membunuhnya. Dia manis." Yoongi kembali menatap anaknya, mengelus pelan pipi bayi itu sampai bayi itu tertawa.

Jimin sedikit menghela napas. Dia senang Jihyun kecilnya akan baik-baik saja.

"Dan... Siapa namamu?" Yoongi mengernyitkan dahinya, seolah Jimin seorang asing yang tidak layak diingat.

"Park Jimin." Jimin hampir menangis saat menyebut namanya.

"Dan... Aku menidurimu?" Yoongi bertanya lagi tanpa melihat Jimin, dia sibuk bermain dengan Jihyun.

"Di... Di pesta ulang tahun Kim Namjoon...." Jimin benar-benar bingung. Bagaimana bisa dia menjelaskan kejadian itu lagi saat dia berusaha sekeras tenaga untuk melupakannya? Sekarang Yoongi mau dia menjelaskannya? Kepada dia? Si pemerkosa?

Ya. Pemerkosa. Min Yoongi.

"Sial. Kau pelayan di pesta itu kan?" Yoongi tersenyum sinis.

Jimin mengangguk. Dia tidak tahu harus senang karena Yoongi mungkin sedikit mengingatnya atau sedih karena Yoongi merendahkan statusnya. Dia ingin berteriak. Bukan salahnya dilahirkan sebagai seorang omega, bukan salahnya dilahirkan di klan dengan status sosial yang rendah. Dia hanya berusaha terus hidup.

Jimin hampir terjatuh. Dia berpengangan pada sofa di depannya. Semua memori mengirikan tetang bagaimana Yoongi menghinanya malam itu terpampang jelas di matanya, seolah ada proyektor yang dipasang di depannya dan di dipaksa menyaksikannya.

"Jadi begini, Jimin. Aku mau membawa anak ini. Dia jelas anakku. Ada ikatan di antara kami aku bisa merasakan itu tapi, dia butuh ibunya." Yoongi diam sejenak untuk memandang Jimin.

"Jadi soal kau... Aku akan membiarkan ibuku yang memutuskan." Kata-kata Yoongi menyambar Jimin seolah-olah petir di tengah badai.

"Alpha..." Jimin tanpa sadar memohon.

Nyonya Min pasti akan membunuhnya atau mungkin, jika wanita itu punya rasa kasihan padanya, mengurungnya di istana megah klan Min.

Yoongi tersenyum. Dia kembali menatap bayinya dan mencium pelan pipi bayi itu. "Halo Min Jihyun," katanya.

****

A/N: Hehehehe iya. End. Udah gitu doang. Ya namanya juga drabble ya kan :)

Ini terinspirasi dari liat Jimin lucu bgt sama Yeontan dan Yoongi meluk Yeontan :(

ServirTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang