Kembali.

2.3K 103 6
                                    

4 tahun kemudian

"Iya Ma, aku udah sampai Jakarta kok, ini lagi mau nyari taxi buat ke rumah. Iya, iya, dahh" Setelah panggilan terputus, lelaki itu langsung memasukan ponselnya kedalam saku jaketnya. Akhirnya, setelah 4 tahun belajar ke negri orang ia kembali.

Tak banyak yang berubah darinya,hanya saat ini ia terlihat lebih tampan dan lebih dewasa. Iya, dia Bintang.

Bintang melihat jam di pergelangan tangan kanannya, kemudian berjalan meninggalkan bandara dengan koper di sebelah tangan kirinya.

Siang ini jalanan Jakarta cukup senggang, walaupun ramai tetapi tetap lancar. Seperti biasanya. Ia sungguh rindu kota ini, tempat dimana ia menghabiskan masa-masa terakhir SMAnya bersama Sera.

Sera, tiba-tiba ia ingat perempuan itu. Semenjak ia pergi ke Jerman ia tak tahu bagaimana kabar perempuan itu. Dimana ia kuliah, mengambil jurusan apa bahkan dimana ia tinggal sekarang. Kalau ditanya ia rindu atau tidak. Ia sangat amat rindu perempuan itu. Rindu semua tentangnya.

Hingga tak terasa Bintang sudah sampai di depan pekarangan rumahnya. "Mas sudah sampai" ucap supir taksi.

"Ah iya pak, maaf, ini uangnya kembaliannya ambil aja makasih ya pak" Bintang tersenyum ramah kemudian keluar dari taxi.

"Makasih ya mas" jawab supir itu dengan sopan dan tak kalah ramah.

Bintang bergegas masuk kedalam rumahnya. Tak ada yang berubah disini, hanya beberapa tanaman milik ibunya yang semakin tumbuh tinggi.

"Mama, Bintang pulang..." ucapnya seraya membuka pintu utama.

"Bintang" ucap Ibunya haru seraya mendekat.

"Ah Mama Bintang kangen banget" ucapnya sambil memeluk ibunya erat.

"Mama lebih kangen sama kamu, ah anak mama sudah besar ya sekarang. Makin ganteng" ucap Ibunya saat pelukan sudah terlepas.

"Papa sama Shilla kemana Ma?" Tanya Bintang.

"Ini masih siang Tang, Papa kamu belun pulang kerja. Kalau adik kamu, dia tadi ada kuliah siang, baru aja berangkat" jawab Ibunya.

"Yaudah deh Bintang ke kamar ya Ma"

"Iya, jangan lupa nanti kebawah ya buat makan" ucap sang Ibu dengan agak keras karna Bintang sudah berjalan naik ke lantai 2.

Bintang menjawab dengan mengacungkan jempolnya tanpa menghentikan langkahnya.

Ia langsung merebahkan diri keatas kasur yang sangat ia rindukan. Ah kamarnya sama sekali tidak berubah, semua benda miliknya masih tertata dengan sangat apik di tempatnya.

Menatap langit-langit kamar dengan tatapan menerawang. "Kamu apa kabar Ser? Ga kerasa ya udah 4 tahun berlalu dan gue rasa kangen gue ga pernah berkurang buat lu, bahkan terus bertambah" batin Bintang.

Menutup matanya. Mungkin dengan tidur, ia bisa sebentar melupakan Sera. "Ternyata seberat ini ya menahan rindu?" Batinnya.

*****

"Tang, ayo makan dulu" ketukan dipintu kamarnya membuat ia terbangun dari tidurnya.

"Iya Ma nanti Bintang turun, mau mandi dulu" ucapnya dengan suara khas orang bangun tidur.

"Yaudah, bener ya. Jangan tidur lagi loh" ucap sang ibu di balik pintu.

"Iya Ma"

"Ma, Shilla tadi ke kampus naik apa?" Ucap Bintang saat sudah sampai di ruang makan.

"Kalo ga salah si nebeng temennya, soalnya motor dia ada di garasi" jawab sang Ibu.

"Yaudah deh kalo gitu, nanti aku yang jemput. Kira-kira dia pulang jam berapa ya?" Bintang mendudukan tubuh di kursi makan.

"Kalo masuk siang kayak tadi biasanya jam setengah 4 udah pulang Tang" jawab Ibunya.

"Sekarang jam berapa Ma?"

"Jam 3"

"Aku pergi sekarang deh"

"Loh tapikan belum makan. Tang! Bintang! Makan dulu hey. Duh tuh anak" ucap sang Ibu dengan menggelengkan kepalanya.

Bintang melajukan mobilnya dengan kecepatan sedang. Sambil mengalukan lagu yang ia dengar dari radio mobil. Kemudian terdiam. "lah gua kan ga tau Shilla ngampus dimana ya" Monolognya.

Dengan cepat ia memanggil nomor ibunya.

"Halo Ma. Bintang ga tau Shilla ngampus dimana hehe. Oke Ma, ya dahh"

Setelah mengetahui dimana kampus adik ya, ia langsung menacapkan gas takut adiknya sudah pulang terlebih dahulu.

Bintang memarkirkan mobilnya di depan gedung fakultas adik ya. Keluar dari mobil dan menunggu dengan tubuh yang ia senderkan ke pintu mobilnya.

Tak ada mata yang tak melihat kearahnya, apalagi para perempuan. Semuanya menatap Bintang dengan tatapan memuja.

Bintang melambaikan tangannya saat melihat sang adik berjalan keluar gedung fakultasnya.

"ABANG?" Teriak Shilla tak percaya, seraya berlari mendekat.

Bintang merentangkan kedua tangannya, agar sang adik bisa langsung masuk kedalam pelukannya.

"Adek abang tersayang, hm udah gede ya kamu sekarang" ucapnya saat Shilla sudah didalam pelukannya.

"Ah abang Shilla kangen banget sama abang, abang kok jarang telfon Shilla sih" ucap Shilla dengan nada merajuk.

"Haha maafin abang ya, abang kan ke Jerman buat kuliah bukan liburan, jadi ga bisa santai-santai" ucap Bintang sambil terus mengelus rambut adiknya.

Shilla hanya diam dengan wajah ditekuk. Bintang hanya bisa tertawa melihat kelakuan adiknya.

"Yaudah deh abang teraktir gimana sebagai permintaan maaf abang" tawar Bintang.

"Setuju!" Jawab Shilla cepat dan lantang.

"Dasar" Bintang mendengus.

"Hehe" Shilla menyengir tanpa dosa.

"Bang, gimana kabar dia? Belum dapet juga?" Tanya Shilla saat mereka sudah sampai di kedai eskrim.

Bintang menggeleng.

"Terus kita harus gimana lagi dong bang?"

Bintang menggeleng lagu.

"Bang kalo ditanya tuh jawab! Bukan geleng atau ngangguk doang" Ucap Shilla kesal.

"Ya abang harus jawab apa dong, abang beneran ga tau Shill"

Shilla diam, apa yang dikatakan abangnya benar.

"Yaudah ah, abang mau pipis dulu. Mau ikut?"

"Ih apaan si sono sono gih mau pipis mah ngapain ngajak orang. Idih" Shilla mendorong-dorong badan Bintang.

Bintang tertawa.

Bintang jalan menunduk dengan tangan dimasukan kedalam kantong celananya, hingga tak melihat orang di depannya.

"Maaf maaf saya ga se... Sera?" Ucap Bintang tak percaya.

"Bintang? Udah lama ya"

~~~~~~~~~
Eh.
Update lagi.
Duh, udah 4 taun aja.
Ah ketebak si palingan jalan ceritanya gimana
Cuman cerita cinta pasaran
Semoga dapet feel nya ya
Semoga suka
Jangan lupa vomment atuh ya
Makasih
Bay bay
Eh ga di edit nih typo dimana diman pasti

Alone.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang