Aku disini.

2.1K 106 9
                                    

Mohon siapkan tisu.

*****

Bintang tersenyum seraya mendudukan tubuhnya di atas ranjang. Memainkan jari-jari tangannya. "iyaa, itu mama tiri aku"

Sera terdiam, ia benar-benar belum tau ini. Betapa menyedihkannya dia bukan? Disaat Bintang mengetahui segala tentangnya, ia tidak mengetahu segala sesuatu tentang Bintang, kecuali namanya, adiknya, dan kapan ulang tahunnya.

"maaf" ucap Sera tak enak.

"it's okay, mama aku udah ga ada sejak aku baru masuk sma, dan terus papa aku nikah lagi pas kita pindah ke Jakarta." ucap Bintang dengan sorot mata sedih, namun senyumannya tetap terpasang di wajah manisnya.

Sera duduk di kursi sebelah ranjang Bintang, mendengarkan setiap kata yang keluar dari mulut Bintang.

Bintang melihat wajah Sera sebentar, lalu melanjutkan ceritanya.

"waktu itu mama sakit, tapi mama ga pernah mau nunjukin kalau ia sakit ke keluarganya. Ia bersikap seperti orang sehat, padahal penyakitnya menggrogoti tubuhnya dari dalam." lanjut Bintang dengan mata yang mulai berair.

Sera tetap diam, dengan tangan menggegam jemari Bintang dan sesekali mengusapnya pelan.

Bintang menarik nafasnya berat. "terus suatu hari, mama ngajak kita bertiga pergi ke taman" Bintang memotong ucapannya, tidak kuat untuk melanjutkannya.

Dan air mata sudah mulai mengalir di pipinya. Segala sesuatu tentang mamanya mulai menguak di dalam ingatannya.

Senyum teduhnya, sorot matanya, perlakuannya, suaranya yang terdengar indah di telinga Bintang, dan segala sesuatu tentang mamanya dulu.

Bintang rindu mamanya, perempuan yang telah melahirkan dan membesarkannya dengan penuh cinta.

Sera bangkit dari duduknya, merengkuh tubuh pria di hadapannya. Menyalurkan kehangatan, berharap dapat membuat kekasihnya kuat. Dan Bintang hanya bisa menangis di dalam pelukan Sera.

"gausah dilanjutin kalo emang gakuat" ucap Sera dengan tangan yang setia mengusap-usap punggu Bintang.

Bintang tidak merespon, hanya menangis dalam diam, dan menikmati usapan tangan Sera di punggungnya.

Setelah cukup menangis, Bintang melepaskan pelukan mereka. Lalu menatap wajah Sera, dan begitu juga Sera menatap wajah Bintang lalu menghapus jejak air mata di pipinya.

"kamu mau temenin aku ga ke makam mama aku besok?" tanya Bintang.

"emang kamu udah boleh pulang?" saut Sera.

"boleh, kan udah sembuh" jawab Bintang.

"sembuh? yakin?" tanya Sera tak percaya.

"iya, kan obatnya udah di depan aku ini" jawab Bintang seraya mencolek hidung Sera.

Sera menunduk, tersenyum malu dengan wajah yang memerah.

"gemes" Bintang mengacak pucak kepala Sera.

Saat mereka tengah asik berduaan, tiba-tiba terdengar suara perawat yang membawa nampan berisi makanan dan obat.

"misi, pasien makan si-"ucap suster terpotong. "ah maaf, harusnya tadi ketok pintu dulu" lanjutnya kikuk, karna di hadapannya sekarang, dua orang kasmaran tengah saling setengah berpelukan.

Sera dan Bintang otomatis melepaskan pelukan mereka, Sera menunduk sambil berdiri kikuk menghadap suster, sedangkan Bintang merebahkan tubuhnya ke atas ranjang.

Alone.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang