Tak ada kabar.

2.3K 100 0
                                    

"Jangan pergi untuk dicari, karna rindu tak sebercanda itu"

Sama seperti pagi biasanya. Bangun tidur, cek ponsel, mandi, berpakain rapih, berias, sarapan lalu berangkat ke kantor. Kegiatan mainstream yang setiap hari Sera lakukan selama beberapa minggu belakangan ini. Namun anehnya,pagi ini ada yang beda dari pagi-pagi biasanya.

Saat Sera ingin keluar dari rumahnya, ia melihat ada setangkai bunga mawar merah yang tergeletak tak bertuan di depan pintu rumahnya.

"bunga? dari siapa ya?" ucapnya seraya mengambil mawar itu.

Namun siapa yang menyangka ternyata ada sepucuk kertas yang digulung di tengah kelopak mawar itu.

"have a nice day "

Seketika Sera tersipu malu. Dan menebak pasti ini kerjaan tak lain dan tak bukan, pacarnya sendiri alias Bintang. "punya pacar manis banget kayak eskrim, bikin meleleh"

Sesampainya di ruangannya, Sera langsung mencari Bintang. Biasanya lelaki itu sudah duduk di kursinya sambal bertopang dagu menunggu kedatangan Sera. Namun pagi ini, ia tak ada disana. Sera merasa paginya jadi tak lengkap.

"rasanya ada yang kurang ya, ga ngeliat muka nyebelin si pipi bolong" Iya, itu panggilan baru Sera buat Bintang sekarang.

Sera pun tak mau ambil pusing, ia langsung melanjutkan pekerjaannya. Karna terlalu serius bekerja ia sampai tak tahu kalau ia sudah melupakan jam makan siangnya. Saat ia melirik jam tangannya ternyata sudah jam setengah 3 yang artinya jam istrahat telah berakhir dari sejam yang lalu.

"oiya, Bintang kemana ya? kok belum dateng juga ya, padahal udah lewat jam istirahat" Sera bermonolog.

Sera pun bertanya kepada sekertaris Bintang untuk menghilangkan penasarannya. "hmm Pak Toni, Pak Bintang kemana ya? kok ga keliatan dari tadi pagi"

"oh itu Bu Sera, Pak Bintang lagi ada meeting bu di Bandung" jawab Pak Toni.

"oh gitu ya, makasih ya Pak" balas Sera.

"iya bu sama-sama" saut pak Toni.

"kok Bintang ga bilang ya kalo ada meeting ke Bandung" Batin Sera.

Sera kembali ke ruangannya, lalu mencoba menghubungi nomor Bintang. Namun bukan suara Bintang yang ia dengar, tapi suara operator yang berbicara kalau saat ini nomor yang anda tuju tidak menerima panggilan anda, cobalah beberapa saat lagi.

"ga diangkat lagi, kemana si dia" Sera kesal, sekaligus khawatir karna Bintang tak pernah tak ada kabar seperti hari ini.

Sera pulang kerumah dengan perasaan tak karuan, dan juga ia belum makan apapun selain sarapannya tadi pagi. Itu juga hanya 2 lembar roti tawar dengan secangkir latte panas.

Ia mencoba menghubungi nomor Bintang lagi, namun hasilnya tetap sama. Hanya suara operator yang terdengar. "Kamu kemana si Tang, ck" dengan kesal ia melepar polsenya ke sofa lalu ia pergi ke kamarnya.

Sementara itu, Bintang yang ada dirumahnya hanya terkikik saat melihat lagi-lagi nomor Sera yang masuk kedalam ponselnya.

"Pasti dia lagi pusing nih nyariin gua yang ga ada kabar, gapapalah ya sekali-kali ngerjain pacar sendiri. Biar dia tau rasanya rindu" ucap Bintang.(kampret emang)

"Tunggu aku ya sayang, nanti aku kerumah kamu kok sabar ya" ucap Bintang sambil melihat foto Sera di ponselnya.

Malam pun tiba, dengan sebuket mawar merah di tangannya. Bintang berdiri di depan pintu rumah Sera dengan senyum lebar menghiasi wajahnya.

"Semoga si jutek ga marah, amin" batin Bintang. Iya, jutek panggilan baru Bintang buat Sera.

*tok*tok*
Ketokan pertama tak ada jawaban. Bintang mencoba mengetuk kembali.

Ketukan kedua, tak ada jawaban juga. Bintang mulai resah.

Ketukan ketiga, tetap sama seperti sebelumnya. "Ser ini aku Bintang, Sera"

Bintang mulai berfikir, jangan-jangan sera tak ada di rumah. Ia mencoba untuk menghubungi nomor Sera.

Namun sepertinya karma sudah berbalik kepadanya, karna sekarang nomor Sera yang tak bisa ia hubungi.

"Kamu kemana sih Ser jangan bales dendam gini kenapa" batin Bintang, sambil terus mencoba menghubungi Sera.

Bintang mencoba untuk membuka pintu rumah Sera. Semoga ga ada tentangga yang liat, bisa-bisa ia disangka ingin maling.

*ceklek*

Pintu terbuka. "Ga dikunci, berarti dia dirumah. Apa ketiduran ya?" Bintang masih berusaha berfikir positif, walaupun hatinya sudah mulai tak tenang.

"Sera, kamu dimana ini? Sera? Jawab aku Ser" ucap Bintang sedikit teriak.

Namun tak ada jawaban. Bintang terus melangkahkan kakinya kerumah yang terakhir kali ia masuki dulu saat SMA.

Melangkahkan kaki menuju kamar Sera dan berharap kalau tak terjadi apa-apa.

"Permisi, Sera, ini aku Bintang. Kamh dimana Ser" teriak Bintang lagi, sambil berusaha mengingat dimana letak kamar Sera.

Lalu Bintang berhenti di salah satu pintu kamar yang berwarna merah marun. "Kalo ga salah si ini kamarnya"ucap Bintang.

*tok*tok*tok*

Bintang mengetuk pintu kamar itu. "Sera, kamu di dalam?"

Lagi-lagi tak ada jawaban. "Masuk ga ya?" Batin Bintang.

"Ser, aku masuk ya?" Ucap Bintang.

Dengan ragu Bintang menggenggam knop pintu, lalu mendorongnya dengan pelan.

Gelap. Sunyi. Itu yang dirasakan Bintang saat masuk kedalam kamar Sera. Meraba tembok untuk mencari dimana saklar lampu. Lalu menghidupkannya.

Kosong. Kamar Sera kosong, hanya ada tas kerja Sera di atas ranjangnya.

"Ga ada juga di kamarnya, kemana ya dia?" Ucap Bintang.

"Apa di kamar mandi?" Ucapnya lagi.

Dengan hati-hati ia melangkahkan kakinya kedepan pintu kamar mandi Sera.

Mengetuk pintu lagi untuk yang kesekian kalinya. Dan mendapatkan hasil yang sama seperti sebelumnya. Tak ada jawaban.

"Lama-lama gua jadi takut" batin Bintang, seraya memegang punduknya yang terasa meremang.

"Ser aku masuk ya?" Bintang mendorong pelan pintu kamar mandi itu.

Bintang membeku.

~~~~~~~~~~~~~~~~~~
Hulaaaaa~

Maaf ya kmrn daku baru selesai un geng, terus pusying mikirin univ:)

Nah sekarang silahkan dinigmadti. Semoga sukak. Kalo suka boleh di pencet bintangnya. Maap juga kalo rada gimana gitu sumpah demi holol deh akuh, aku bukan musuh kamu. Eh?

Ya pokoknya gt aja dah ya.

(Maaf apabila ada ketypoan yg teramat kelewatan, karna manusia tak luput dari salah dan dosa)

Alone.Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang