Aku sudah biasa jika hidupku hanya sebagai pelampiasan.
***
"Apa salahnya jika aku dekat dengan Sakura?" Itachi menarik kerah kameja yang Sasuke pakai saat itu.Ia menonjok Sasuke hingga ia puas.Kenapa Itachi? Kau sangat kejam pada Sasuke? Adikmu sendiri.Sakura tidak bisa melakukan apapun bergerak saja tidak bisa,ia hanya bisa diam dan memperhatikan Sasuke di tonjoki oleh kakaknya sendiri.Ironis sekali.
"Sakura...pergi jangan diam saja disana! Pulanglah,dan hubungi Naruto.Beritahu apa yang terjadi padaku! Cepat!" Langkah Sakura perlahan mundur namun matanya tetap melihat Sasuke yang malang.Ia menggeleng,gadis itu memutuskan untuk membantu Sasuke.Dengan sekuat tenaga ia mendorong Itachi agar menjauh dari Sasuke.Usahanya pun berhasil,tubuh Itachi terdorong sedikit beberapa meter jauh dari Sasuke.
"Sakura kenapa kau kembali lagi? Sudah pergi saja!" Sakura menggeleng,ia meraih tangan Sasuke dan memegangnya dengan erat.
"Aku tidak mungkin meninggalkanmu.Masalahmu ada kaitannya denganku." Orang orang sudah memperhatikan Sasuke,Sakura,dan Itachi.Lelaki yang memiliki rambut dikucir seperti ekor kuda itu terkekeh mendengar ucapan Sakura.
"Kau drama Haruno.Lebih baik kau pergi atau Sasuke akan aku beri permainan sedikit saja.Tunggu,Haruno? Kau adiknya Sasori? Ops maaf aku membunuhnya." Sasuke semakin erat memegang tangan Sakura,ia melihat kakaknya mengoceh tidak jelas.
"Ok,ok kita bicarakan ini baik baik.Sasuke kau ikut aku.Sakura,pulanglah kali ini aku berbaik hati." Sasuke mengangguk seperti memberi kode pada Sakura untuk menyuruhnya pulang dan menuruti apa yang ia perintah sebelumnya.Sakura mengangguk walaupun dengan berat hati.
"Jaga dirimu Sasuke-kun." Itachi mendengus kasar melihat Sakura perhatian pada Sasuke.Ia saja tidak mendapat perhatian seperti itu dari Izumi.Iri kau Itachi?
"Hn.Pulanglah." Sakura akhirnya pulang,Sasuke menghampiri Itachi.Kakak dari bungsu Uchiha itu merangkul Sasuke,namun itu hanya sandiwara saja.Setelah membawa Sasuke menuju tempat persembunyiannya ia mendorong Sasuke hingga kepalanya terbentur meja.Beruntung tidak menimbulkan Sasuke pingsan.
"Akh!" Ringis Sasuke.Itachi tersenyum jahat pada adiknya itu,ia meraih tali yang sudah di bawanya.Putra sulung Uchiha itu mengikat kedua tangan Sasuke di pillar rumah persembunyiannya.
"Jangan pernah untuk mencoba kabur dari sini,Otoutou.Jangan harap juga kau bisa bertemu lagi dengan gadis Haruno itu." Itachi beranjak untuk memanggil kedua orang tuanya yang sedang duduk manis menikmati teh hangat.Hidupnya seperti tidak ada dosa sama sekali.
"Tou-san,Kaa-san.Aku sudah membawa putra bungsu kalian kemari.Ia ada di ruang biasa." Itachi memberitahu.Fugaku menyeringai mendengar anaknya berkata seperti itu.Ia bangkit dari duduknya dan melangkah menuju tempat dimana Sasuke diam.
Suara tepukan tangan terdengar oleh Sasuke,ia menoleh ke asal suara.Ternyata ibunya,Uchiha Mikoto.Senyumannya yang begitu kejam.Wanita itu memperhatikan wajah Sasuke dengan detail,mulus dan tampan.
"Kau semakin tampan saja anakku.Mungkin teman teman ibu mau denganmu.Dan ibu akan menjadi kaya!" Mikoto tertawa jahat melihat wajah Sasuke yang begitu memilukan.Ibu,akan menjual Sasuke begitu? Sungguh ibu yang kejam.
"Kaa-san mau menjualku begitu? Kenapa kau tidak kenapa kalian begitu kejam padaku? Dosa kalian sudah kutanggung.Apa masih belum puas kalian membuatku menderita? Apa yang terjadi pada kalian?"
"Iya,aku ingin menjualmu.Karena kau tidak berguna.Disuruh membunuh keluarga Haruno saja tidak becus.Sekarang kau dekat dengan Haruno Sakura? Kau seperti pengkhianat Sasuke!"
"Aku? Pengkhianat? Perbuatan kalian tidak patut diikuti,aku tidak ingin terbawa buruk." Mikoto menampar Sasuke dengan keras.
PLAK
"Anak kurang ajar! Itachi beri dia pelajaran." Itachi mengangguk,ia mengeluarkan pisau dan menggoreskannya pada tangan Sasuke hingga tangannya mengeluarkan darah segar.
"Argghhh!!" Ringis Sasuke kesakitan,tetapi masih sakit hatinya.Keluarganya yang melampiaskan semua kekesalan,dosa,dan segalanya pada Sasuke yang tidak tahu apa apa.
"Sekarang apa mau kalian?" Tanya Sasuke dengan suara lirih.Mikoto dan Fugaku saling menatap satu sama lain.Dan mengangguk bersama.
"Haruno hanya tinggal Sakura saja bukan? Habisi dia apa susahnya?" Ucap Fugaku dengan tenangnya.Gila! Sungguh rencana yang mereka buat gila! Apa salah keluarga Haruno pada keluarga Uchiha hingga mereka seperti itu? Sasuke kau harus membuat keputusan yang benar.
"Tidak! Dia kekasihku.Tidak mungkin aku membunuhnya! Aku juga akan menikahinya! Jika kalian tidak merestuiku tidak masalah,karena kalian bukan keluargaku yang kukenal seperti dulu! Entah apa yang merasuki kalian hingga seperti ini."
"Menikahinya huh? Kudengar cermin tempatmu dulu diam sudah retak.Dengar ya jika cermin itu pecah,kau musnah.Kenapa? Karena kau yang menanggung dosa kami.Rasakanlah." Masalah apa lagi yang mereka buat hingga hidup Sasuke tidak tenang dan selalu masalah bermunculan.Tetapi sepintas pikiran Sasuke teringat pada Ayahanda Sakura,Haruno Kizashi.
"Sasuke-san.Tolonglah ini amanah,nikahilah putriku Haruno Sakura.Temanilah dia.Karena pasti pembunuh itu mengincar Sakura.Lindungilah.Jika kau sudah menikah dan memiliki anak,kutukanmu akan hilang.Anakmu nanti pasti seorang perempuan.Berilah namanya Sarada."
"Aku akan menikahi Sakura dalam waktu dekat! Kalian tidak bisa menghalangiku lagi!" Itachi memainkan pisaunya yang sudah berhamburan darah namun beruntung Sasuke.Naruto dan Sakura datang menolong.
"Lepaskan Sasuke!" Teriak Naruto dengan lantang.Fugaku mendecak kesal melihat kehadiran Naruto,ia memberi kode pada anak dan istrinya untuk segera pergi.
"Dia Uzumaki Naruto? Gawat kita harus pergi." Mereka bertiga pergi entah kemana Itachi dengan jahilnya menancapkan pisaunya pada lengan Sasuke.Tega sekali mereka memperlakukan Sasuke seperti itu.
"Sasuke-kun! Lenganmu,biar ku obati.Apakah disini ada peralatan medis?" Sasuke menggeleng,Naruto melihat luka di lengan Sasuke ia bergidik ngeri.Jika melihat darah saja nyali Naruto langsung menciut.
"Gawat! Aku tidak kuat jika melihat darah.Hiii" Sakura memukul kepala Naruto,ia menyuruh lelaki berambut kuning itu untuk mencabut pisau yang menancap di lengan Sasuke.
"Kau gila Sakura? Kau menyuruhku mati.Tidak tidak." Sasuke mengabaikan perdebatan antara Naruto dan Sakura akhirnya terpaksa ia sendiri yang harus melepasnya.Usahanya berhasil.
"Teme, maafkan aku." Sasuke menganguk paham.Memang sahabatnya itu tidak kuat bila melihat darah.Sasuke bisa memakluminya.
"Aku ingin pulang Sakura."
***
"Menikahlah denganku Sakura." Gadis yang sedang membersihkan luka Sasuke terdiam sejenak.Baru saja sehari menjadi pasangan,Sasuke sudah mengajaknya menikah.Tetapi itu jalan satu satunya yang terbaik agar Sakura bisa selamat dari Keluarga Sasuke.
"Me-menikah? Kita baru saja menjadi pasangan.Kau mau mengajakku menikah?" Sasuke mengangguk dan mengelus pipi putih Sakura dengan lembut.Sebaliknya Sakura memegang tangan Sasuke.
"Keluargaku mengincarmu.Jika kita menikah kau akan aman.Kutukanku juga akan menghilang setelah kita menikah dan memiliki anak." Sakura berpikir sejenak.Ia mencermati kalimat Sasuke baik baik.Aman,Kutukan,anak.Semuanya membuat Sakura bingung.
"Memangnya kutukanmu belum hilang?"
"Belum.Cermin di kamarmu sudah retak.Jika sampai pecah aku akan menghilang.Tetapi jika aku menikah denganmu dan memiliki anak.Kutukan itu akan hilang.Kau juga akan aman,aku akan melindungimu walaupun nyawa taruhannya."
"Baiklah,kalau begitu aku mengerti.Kapan pernikahannya berlangsung.Kapanpun aku siap."
"Besok pagi." Apa? Kau gila Sasuke? Pernikahan dadakan?
T.B.C
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mirror and My Love
FanfictionDisclaimer : Masashi Kishimoto Pairing : SasuSaku Story by : AjengNvanti Genre : Romance,Mystery,Tragedy. Warning : Typo. [SLOW UPDATE] [ON GOING] ------------------------------ Cermin ini sanga...