Ws||02

242 78 7
                                    

¤¤¤¤¤

Sekolah masih terlihat sepi pada pukul 06.50 pagi ini . Aku masuk ke dalam sekolahku yang berada di lantai dua menuju kursi yang terletak dua baris dari depan dan meletakkan tas di belakang kursi . Aku mengamati sekeliling, baru sedikit siswa yang datang, Elma dan Nana belum kelihatan batang hidung mereka . Biasanya mereka akan datang pukul 07.00 atau lebih sedikit itulah kebiasaan mereka . Dengan santai aku mengeluarkan ipod, aku mulai mendengarkan lagu-lagu kesukaanku yang membuat perasaanku makin tidak karuan . Aku bersandar di punggung kursi berusaha memejamkan mataku, berusaha melupakan apa yang terjadi tadi malam. Mataku terasa perih, akibat tidurku yang kurang nyanyak semalam. Otak ini masih tidak dapat mempercayai apa yang telah terjadi.

Kemarin sore, Azka tiba-tiba datang kerumahku menemuiku. Aku sedang berada di dalam kamar, saat pembantuku mengatakan bahwa ada yang datang mencariku.

"Azka?" Sapaku terkejut " Ada apa?" Aku mempersilakan dia duduk di teras depan.

"Cuman mau mampir sebentar, kebetulan lewat sini. Lagi di suruh beli kue sama Mamaku. Nih sekalian aku bawakan untuk kamu."

Aku menerima kotak kue dari Azka dengan bingung. "Terima kasih. Kenapa repot-repot begini?"
"nggak repot kok, suka kue Coklat Banana kan?"ucapnya menyebut kue yang di bawakannya .

"Beli di mana?suka banget,"sahutku antusias . karena kue yang di belinya adalah kue kesukaan aku, aku pernah memakannya saat papa belikan untukku. Setelah itu aku tidak lagi memakannya karena aku tak tau di mana tempatnya.

"Nanti kapan-kapan aku kasih tau tempatnya"

"Makasih ya Azka."ucapku senang tidak menyangka, bahwa dia tiba-tiba datang untuk sekedar mampir ke rumahku tanpa memberitahukan aku terlebih dahulu. Azka terlihat ganteng sore ini. Rambutnya yang hitam berkilau terlihat setengah basah. Wangi parfumnya.......aku sangat menyukai wangi parfumnya.

"Sama-sama. Chaca suka?"tanya Azka dengan senyumnya.

"Suka"jawabku pelan. Aneh rasanya melihat Azka tampak grogi seperti ini. Aku tersenyum dalam hati. Wajahnya tampak lugu, memperlihatkan sisi lain dari Azka yang baru aku ketahui kini.

"Lagi ngapain tadi, aku ganggu ya?" Tanya Azka.

"Enggak kok, cuman lagi baca novel aja dari tadi"jawabku. Berusaha santai, hal yang sulit berada di dekat Azka membuatku jadi tegang karena gugup.
"Eh, iya bagaimana perkembangan hubungan kamu sama Elma?"aku tidak tau kenapa tiba-tiba menanyakan hal bodoh ini.

"Hubungan sama Elma?" Tanya Azka bingung.

"Maksudku, kalian, apa kalian..?"

"Kami kenapa?"potong Azka sambil menatapku.

"Kamu kesulitan tidak mendekati Elma?Ada yang bisa aku bantu?" Aku berusaha mencari kata-kata lain yang bisa aku gunakan agar tidak terjadi kesalahpahaman di antara kami berdua.

"Hmm, aku ga kesulitan mendekati Elma,  justru aku mengalami kesulitan mendekati kamu. Bisa bantu?" Azka tersenyum kepadaku. Aku terpaku mendengar perkataannya barusan .Mendekatiku. apa aku tidak salah dengar?
"Memangnya kenapa sama aku?" Tanyaku bingung sungguh, kini aku tidak mengerti maksud ucapan Azka barusan.
"Aku ingin mengenalmu lebih dekat, Chaca. Boleh kan?" Tanya Azka lembut.
Aku tersentak apa maksud ucapan Azka ini?"eh, boleh-boleh saja. Kalau kamu jadi pacar Elma, kamu pasti jadi temanku juga kan." Jawabku masih berusaha untuk berpikir bahwa aku mungkin saja salah dalam mengartikan maksud pernyataan Azka. Azka tidak mungkin ingin lebih mengenalku secara pribadi tanpa Elma.

Waiting SOMEONETempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang