¤¤¤¤¤¤
Malam minggu adalah hari yang di tunggu-tunggu oleh para anak muda yang ingin menghabiskan waktunya berdua bersama pacar mereka. Dan di sinilah aku di sebuah hotel di Bali, ya hari ini aku ada di Bali, aku sengaja mengikuti Papaku ke Bali agar bisa sedikit menyegarkan pikiranku dari semua hal tentang Elma dan Azka . Aku sengaja tidak memberitahukan Elma dan Nana bahwa aku sedang berada di Bali . Aku mematikan ponselku agar tak ada yang mengganggu pikiranku. Aku menghabiskan waktuku dengan berendam di kolam . Aku tidak peduli dengan sekelilingku, yang aku lakukan hanyalah berenang dari sisi ke sisi yang lain. Menunggu sinyal-sinyal kelelahan dari tubuhku saja.
Setelah cukup lama aku berendam di kolam, aku pun menyelesaikan acara berendamku, mengganti pakaian basahku dengan baju santai dan hendak menuju ke kamarku karena waktu sudah menunjukkan pukul 19:30 . Itu artinya aku cukup lama di dalam kolam tersebut. Aku mengambil ponselku dan mengaktifkannya . banyak panggilan tak terjawab yang berasal dari Elma . Aku melirik jam tanganku di atas meja, dan aku tahu kenapa Elma menghubungiku dengan begitu semangat.
Aku segera menelponnya.
"Chacaaaaaaa."Suara Elma cukup mengeluarkan endapan air di telinga kiriku. Apa perlu aku menyuruhnya untuk mengulangi lagi agar endapan air di telinga kananku juga keluar?
"Why?"sahutku.
"Kamu kemana sih, aku telepon ke rumah, kata mbok kamu pergi ke bali , di telepon hpnya acara di matiin segala lagi."
"Itu kamu tau aku di Bali"
" kak Azka jadi ngajak aku pergi. Aduh Cha kamu pergi ke bali kok ga bilang-bilang sih? Aku minta saran sama siapa dong untuk milihin baju sekarang?"
"Kan ada Nana , Ma"
"Nana , ga bisa di hubungi. Lagi ada acara mungkin."
"Yasudah baju-baju kamu di foto aja yang mana kamu mau pake, nanti aku yang milihin mau pake baju yang mana . Gimana?"
"Ah, betul juga, Chaca emang the best deh pokoknya."
¤¤¤¤¤
Aku bersama Papa pergi mencari makan di luar setelah Papa menyelesaikan tugas kantornya.
Kami memilih makan di cafe yang jaraknya tidak jauh dari hotel kami .
Sungguh makanan yang mereka sediakan sangatlah enak, namun sepertinya ini tidak terasa enak lagi bagiku untuk malam ini. Pikiranku terkuras kepada penampilan Elma Malam ini. Aku menyarankannya menggunakan dress berwarna Tosca untuk dia kenakan malam ini. Aku yakin dia akan sangat terlihat sangat cantik, Azka pasti akan sangat terpesona melihatnya yang cantik malam ini. Ah.. Azka....Memikirkannya membuatku kehilangan selera makan kali ini. Peristiwa waktu lalu saat kami bertemu pertama kali di tempat pembelian tiket di bioskop, saat kami bertemu kembali di rumah Elma, saat dia datang kerumahku membawa kue, saat kami bertemu di Cafe, saat kami bertemu di bioskop, masih teringat dengan jelasnya di ingatanku. Ada begitu banyak pertanyaan yang mengelilingiku, berputar di kepalaku. ada perasaan murka kepadanya, kenapa dia berani mengatakan bahwa dia menyukaiku jika malam ini dia mengajak Elma pergi berdua saja? Mengapa? Apakah, jika aku menerima pernyataan saat itu juga, dia tidak akan mencari Elma lagi? Atau apakah jika aku menjawab pertanyaannya saat itu juga, dia akan tetap mencari Elma? Entahlah, aku tidak dapat menebak perasaan Azka yang sebenarnya. Aku hanya memikirkan perasaan Elma yang sedang kasmaran. Hal itulah yang membuatku tidak ingin menjawab pertanyaan Azka.
"Cha, ini ada jagung bakar, kamu mau pake rasa apa?" Papa mengejutkan lamunanku.
"Pedas, pah. Yang banyak ya"biar otakku ikut terbakar juga.
"Awas sakit perut ya,"tegur Papa lembut.
Aku mengikuti papa ke bali meskipun itu hanya urusan kantor, tak masalah dari pada aku harus berada di rumah Elma saat ini untuk membantunya memilihkan pakaian lantas melihat dan bertatapan wajah dengan Azka kala dia menjemput Elma . Aku belum secanggih itu untuk bermain drama di hadapannya.
Aku melirik jam tangan di tangan kiriku. Pukul 21.07, entah apa yang aku tunggu . Entah apa yang aku risaukan . Aku menjadi tidak banyak bicara ataupun tertawa malam ini
"Ngantuk Cha?"tanya Papaku karena aku hanya diam saja setelah makan di cafe tadi.
"Iya Pah, ngantuk nih, perut kenyang banget."jawabku berdusta
Papa tersenyum kepadaku. Aku kembali membisu memainkan telepon genggamku, membuka kuncinya, menguncinya kembali. Membuka kembali, menguncinya kembali. Melihat kontak nama, melihat deretan angka, melafalkan deretan angka tersebut dalam hati berulang kali hingga hafal di luar kepala. Tanpa melakukan apa-apa lagi seperti orang bodoh.
"Sepertinya kamu sudah sangat mengantuk, kamu tidur aja gih, papa mau menyelesaikan tugas kantor dulu"ucap Papa menyuruhku tidur.
"Yaudah Pah, aku tidur duluan, Papa jangan terlalu larut ya tidurnya"ucapku lalu menuju kamar untuk istirahat.
Aku membaringkan tubuhku di atas tempat tidur. Memejamkan mata, mencoba mengundang rasa kantuk. Dan mematikan semua indraku agar dapat terlelap dengan cepat. Ternyata selama beberapa waktu kemudian, kantuk pun tak kunjung datang. Aku menghidupkan televisi, memilih acara yang sekiranya menarik untuk di tonton . Tiba-tiba sebuah pesan masuk di ponselku. Dari Elma.
ElmaRihana: Aku jadiaaaaaaaaannnnn. Yippy !
Besok aku traktir kalau sudah di rumah ya.Aliran darahku terhenti seketika. Aku sedikit gemetar menaruh ponselku di atas tempat tidur . Dan menutup wajahku dengan bantal. Air mataku mengalir pelan, mengeluarkan rasa marah yang sejak beberapa hari terakhir, tidak dapat terlampiaskan. Entah mengapa, aku menangis, entah untuk siapa aku menangis. Setelah puas meratapi diri, aku mengambil kembali ponselku, membuka kontak nama di dalamnya dan menghapus satu dari daftar kontakku. Aku sudah tidak punya urusan pribadi lagi dengannya.
Selamat membaca ❤
Jangan lupa ninggalin jejak kalian 😍
KAMU SEDANG MEMBACA
Waiting SOMEONE
Teen FictionAku telah melangkah melewati beribu-ribu jarak,beribu-ribu hari,membawa ruang kosong dihatiku. Cinta telah kutitipkan pada masa lalu,tetapi aku masih menyimpan sehela harapan masa depan bersamamu. Aku masih ingat hangat jemarimu di pipiku,membawakan...