Part 20

3.5K 151 51
                                    

Sebelumnya aku minta maaf ya karena udah jarang apdet.

Untuk Part ini, jalan ceritanya sengaja dipercepat ya. Kemungkinan 1 Part atau 2 Part lagi cerita ini bakalan tamat. Yeeee :)

Oke lanjut dibaca cinnnn. Jangan lupa vote and comment nya yaa :*


Nila POV

Aaaauuuu!!

Aku memegang pinggulku yang terasa sangat sakit. Dengan pelan-pelan ku dudukkan tubuhku di atas sofa tempatku bekerja.

Di usia kandunganku yang sudah memasuki 9 bulan, tak jarang aku selalu merasakan sakit, entah itu di bagian selangkangan ku atau pun bagian pinggul dan tulang belakangku ini.

Aku masih bekerja dengan Rivo, lelaki baik yang selama ini selalu ada buatku. Yah aku hanya menganggapnya sebatas teman saja, aku tidak menginginkan yang lebih.

Kalian taukan alasannya kenapa?

Yah karena aku masih mencintai Rizal. Entah kenapa rasa ini tidak berkurang juga setelah malam itu.

"Kamu tidak boleh terlalu banyak bergerak, Nila."

Aku tersenyum melihat Rivo yang sedari tadi memperhatikanku, memastikanku agar aku tidak terlalu banyak berjalan.

"Aku hanya membantumu menyiapkan semua berkas yang akan digunakan untuk rapat nanti." jawabku.

"Sudah aku siapkan semuanya, kamu duduk saja." ucapnya.

Dia mengambil segelas air putih hangat dan  Menaruhnya di atas meja kerjaku.

"Maaf ya, karena kehamilanku kamu jadi mengurus semuanya sendiri." Ucapku.

"Tidak masalah bagiku." Ucapnya lalu ikut duduk di depanku.

"Boleh aku coba pegang perut kamu? Aku lihat anak kamu gerak-gerak itu." Ucapnya dan aku langsung melihat ke arah perutku. Dan benar saja, calon bayiku menampakkan pergerakannya.

"Boleh." Balasku.

"Halo calon dedek bayi. Jangan nakal di dalam sana ya. Kasihan Bundanya kesakitan tu" ucapnya diakhiri dengan tawa.

"Oh iya, kamu udah USG hari ini?" Tanyanya mengingatkanku.

"Belum. Bukannya nanti aja sekalian mau melahirkan?" Balasku.

"Enggak. Kamu harus USG dulu. Ingat kan, setiap awal bulan kamu harus USG. Ayo aku antar ke dokter kandungan." Ucapnya.

"Eh jangan, kamu mau rapat 15 menit lagi. Biar aku saja nanti sendiri ke sana." Balasku.

"Tidak masalah. Ayo."

"Enggak."

Rivo masih terus mengajakku, dan aku masih tetap bersikeras enggak mau diantarnya. Kasihan dia nanti harus kembali lagi ke mari. 15 menit itu bukan waktu yang lama.

"Enggak. Nanti kamu telat loh rapatnya. Pokoknya kamu tenang aja, begitu kamu masuk ruangan rapat, aku pun pergi ke dokter." Ucapku meyakinkan dirinya.

"Baiklah."

Beberapa menit ke depan, Rivo sudah masuk ke ruangan rapat. Sebelum aku meninggalkan ruangan ini, aku sedikit membersihkan kertas di atas mejanya.

Drttttt....drrtttttt... Aku menoleh ke arah ponselku. Ku lihat nama Rizal tertera dilayar ponselku.

Tiba-tiba perasaan tidak enak menyelimutiku. Aku tidak tau kenapa. Jantungku berdetak begitu kencang.

He Loves Me? Impossible!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang