Part 21

4.1K 182 65
                                    

Aku sarani bacanya sambil dengerin lagu syahrini - cintaku kandas ya.

•••••••
Nila POV

Hari ini, dua hari setelah kejadian malam itu. Rizal dan Lena melangsungkan pernikahan mereka. Di situ, lelaki yang sangat aku cintai, menggenggam tangan Tuan Kadi sembari mengucapkan kalimat dengan satu hembusan nafasnya. Dengan gagahnya dia mengucapkannya.

Suara sorakan dari para tamu yang hadir dengan mengucapkan kata 'SAH' menandakan jika kalimat yang dia ucapkan benar. Kulihat, senyum bahagia terukir di wajah keduanya.

Aku meneteskan air mataku. Mengingat dulu, Rizal yang sama sekali tidak tersenyum dengan pernikahan kami.

Kami menundukkan wajah, meminta doa kepada sang pencipta. Doa yang terbaik untuk sepasang pengantin ini.

Rizal mengecup kening Lena begitu lembut. Impian mereka kini telah tercapai. Raut bahagia terpancar jelas di wajah mereka.

Kini mereka sibuk mengabadikan moment bahagia mereka bersama orang-orang terdekatnya. Aku mundur, menjauhi mereka. Jujur aku enggak sanggup melihatnya. Aku iri!

"Nila. Ayo kemari!" Mommy melambaikan tangan kepadaku.

Dengan berat langkahku, aku ikut berfoto bersama mereka. Menyembunyikan kesedihanku dengan senyum yang terpampang di wajahku.

"Permisi, aku mau ke toilet sebentar." Aku pamit meninggalkan tempat bahagia itu. Aku memilih ke dapur, mengambil susu untuk kehamilanku.

Aku berdiri menatap mereka dari kejauhan. Rizal tak henti-hentinya mencium pipi Lena. Menunjukkan kemesraan mereka kepada semua tamu undangan yang datang.

Maafkan aku salah, hadir di kehidupan kalian dan merusak segalanya. Aku egois, sudah sepantasnya aku menerima ini semua.

Air mataku mulai berjatuhan, sedikit demi sedikit. Aku mencoba menenangkan hati dan perasaanku. Aku tidak boleh menangis, aku tidak boleh menunjukkan kesedihan ini kepada yang lainnya. Aku tidak ingin para tamu memikirkan yang tidak-tidak mengenai pernikahan ini.

"Nak, kamu bahagiakan di dalam sana? Kamu punya 2 Bunda yang hebat nantinya. Punya seorang Ayah yang ganteng, gagah, dan bertanggung jawab. Kamu harus sehat-sehat di sana ya, sayang." Ucapku sembari mengelus perutku.

"Nila." Aku mengusap air mataku lalu menoleh ke sumber suara. Ada Mommy, ibunya Rizal.

"Eh Mommy, kenapa disini? Apa minumannya kurang ya, Mom? Bentar ya biar Nila bantu siapkan. Alhamdulillah tamu undangan kita ramai ya, Mam." Ucapku.

Tak berapa lama pelayan datang ke dapur dengan membawa dorongan air minum yang kosong.

"Nyonya biar saya yang kerjakan saja." Ucapnya saat melihatku membantunya menaruh beberapa gelas di dorongannya.

"Tidak apa-apa, biar cepat selesai." Ucapku. Setelahnya pelayan itupun meninggalkanku masih bersama Mommy.

Tiba-tiba saja Mommy memelukku, membuatku heran. "Kamu ikhlas, Nila?" Aku terdiam sejenak.

Tidak, Mom. Teriakku hanya dalam hati.

"Ikhlas, Mom. Jika ini memang jalan yang udah digariskan Allah padaku, aku akan jalani, Mom. Aku percaya, Allah punya rencana dibalik semua ini." Balasku berusaha menguatkan hati dan perasaanku sendiri.

Mommy mencium keningku, "kamu wanita yang baik, tegar, dan ikhlas. Seharusnya kamu tidak sepantasnya mendapatkan Rizal."

Aku tersenyum.

Sampai saat ini, Mommy tidak tau apa yang terjadi sebenarnya. Aku memohon pada Rizal agar tidak memberitahukan kepada kedua orang tuanya masalah ini.

He Loves Me? Impossible!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang