Part 18

4.9K 244 36
                                    

Beneran yah, aku senyum-senyum sendiri baca komentar dari kalian. Hehe, tapi aku suka kok udah ada kemajuan untuk cerita ini hehehe :*

Makasih loh yah udah memberikan bintangnya dan komentar nya untuk cerita ini ({}) ({})


Nila POV

Perlahan aku membuka mataku. Melihat ke samping, dan aku tidak menemukan Rizal di sampingku.

Aku jadi teringat kejadian tadi malam, dia benar-benar manis dan itu semua bukan mimpi. Yah, nyata aslinya.

Tapi, yang masih membuatku penasaran, apa yang membuatnya secepat itu merubah sikap nya padaku?

Aku menggelengkan kepalaku berkali-kali.

"Stop Nila, jangan berpikiran yang negativ, okey. Mungkin dia memang mau berubah dan belajar mencintaimu."

Aku meyakinkan diriku lagi. Menarik nafas lalu membuangnya perlahan.

"Okey, tapi aku tidak akan terlena terlebih dahulu sebelum aku tau apa yang membuatnya menjadi semanis ini padaku. Tetaplah bersikap seperti biasa, Nila." ucapku lagi.

Aku turun dari kasur lalu membersihkan tempat tidur yang sedikit berantakan. Setelah selesai urusan kamar, aku mengikat rambutku lalu keluar dari kamar menuju dapur.

Sedari tadi aku tidak melihatnya, dimana dia? Apa sudah pergi bekerja?

Semakin mendekat ke dapur, aku semakin mendengar sedikit suara gaduh di sana.

"Rizal, kamu ngapain?" tanyaku

Dia membalikkan badannya. Lalu berjalan mendekatiku.

"Mandilah. Aku siapkan sarapan untukmu." ucapnya lalu mengarahkanku untuk kembali ke kamar.

"Baiklah." ucapku.

Aneh. Tapi keanehan ini membuatku tersenyum.

Selain membuatkanku makanan, pagi ini dia juga mengantarkanku ke tempat aku bekerja.

"Beneran kamu akan mengantarku?" tanyaku meyakinkannya.

Dia berjalan mendekatiku, lalu mengelus rambutku.

"Tentu. Ayo." ucapnya dan membukakan pintu untukku masuk.

"Makasih." ucapku dan dibalas senyum olehnya.

Beberapa saat kami hanya diam saja, memperhatikan jalanan di pagi ini yang sedikit macet. Aku tidak tau mau buka pembicaraan bagaimana lagi.

"Nila, bagaimana kondisi kandungan kamu? Emm, maksudnya bayi di kandungan kamu." tanyanya.

Dia menanyakan itu. Hatiku jelas saja deg deg an merasa senang tak karuan.

"Baik. Tapi aku belum memeriksanya lagi." jawabku.

Dia lalu mengulurkan tangannya ke arah perutnya, dan benar saja membuatku sedikit heran, lagi.

"Dia bayi yang kuat kok sama dengan bunda nya yang kuat." ucapnya lalu fokus pada jalanan lagi.

Dia memujiku!

Rizal. Rizal. Rizal. Sumpah yah, kamu kok terlihat manis gini? Tolong, jangan sampai ada hal-hal yang tidak aku inginkan terjadi nanti karena perubahan sikap kamu ini.

"Turunlah, kita sudah sampai."

Aku tersentak dari lamunan ku ketika mendengar suaranya, sembari menerima helusan lembut di kepalaku.

"Terima kasih." ucapku sembari menunggu mobilnya meninggalkanku.

Aku memasuki gedung ini sembari tersenyum-senyum sendiri. Aku dengar kok apa ya ng dikatakan para karyawan yang tidak menyukaiku itu. Tapi aku hanya melihat mereka lalu kembali melanjutkan langkahku dengan senyum yang tak hilang dari wajahku.

He Loves Me? Impossible!!!Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang