[Mulmed: Liam Payne]
"James! Bagaimana kau bisa ada disini?" Senyum Alisha merekah melihat keberadaan teman SMA-nya yang tak terduga.
Sedangkan orang yang dipanggil hanya menggaruk tengkuknya, "Uh, aku Liam. James nama tengahku, kau lupa ya? Memang sudah lama sekali sih kita tak bertemu, jadi wajar saja."
Terdengar tawa yang nyaris keluar dari mulut Harry. Wanita itu buru-buru menginjak kaki Harry dan memberinya tatapan mematikan. Namun, bukan Harry namanya jika ia tidak mengambil kesempatan ini untuk dijadikan bahan ejekan.
"Of course, man. Maklumi saja nenek ini,"
"Shut up." bisik Alisha dengan nada tajam. Tapi, Harry tentu tak menyerah.
"Oh, Harry, kau di sini juga? Sudah lama sekali, bukan?" Liam memberi high five ala pria, namun Harry membalasnya sedikit malas. Ia tak mengenal orang di hadapannya.
Well, siapa yang tak kenal dengan Harry di masa sekolah menengah atasnya itu? Semua orang mengenalnya sebagai pria kaya raya, tampan, atlit keren, dan bahkan ia menjadi king prom pada waktu itu. Tetapi, lepas dari semua cap yang hebat tersebut, Harry merupakan murid yang terbilang gila. Para nerd membencinya. Oh, termasuk Alisha.
"Oh, do i know you, James?"
Kini air muka Liam berubah. Terdengar menyebalkan pertanyaan Harry tersebut, membuat Liam harus menahan emosinya. Liam tertawa renyah.
"Kau lupa juga? Ah, wajar saja itu sudah lama sekali sejak kita bertemu di pestaku."
Harry memutar matanya di depan Liam. Alisha sontak mencubit perut rata Harry. Itu sungguh tak sopan, tetapi Liam membalasnya dengan wajah tanpa ekspresi.
"Baiklah, lanjutkan perbincangan kalian. Aku tidak ingin pertemuan ini menjadi reuni mendadak. Have fun."
Tanpa basa-basi lagi, Harry kembali masuk ke dalam ring tinju, menyisakan Liam dan Alisha. Wanita itu menggelengkan kepalanya, memerhatikan Harry dengan langkah santainya lalu beralih ke Liam.
"Let's ignore him because he is so suck."
"Yeah, sebaiknya begitu. Jadi..." Ia menggaruk tengkuknya sedikit gugup, "apa yang membuatmu berada di sini?"
"Aku--aku--" Alisha menghentikan ucapannya sekejap guna mencari alasan yang tepat. Ia tak ingin Liam tahu jika ia memiliki hubungan dengan Harry. Walau sebenarnya terpaksa. "Kurasa--aku, kau tahu sepertinya aku tertarik dengan olahraga ini."
"Oh, benarkah? Aku tak percaya wanita sepertimu menyukai olahraga semacam ini. Maksudku, kau wanita yang-- well, sangat anggun. Dan olahraga ini sangat--"
"Yeah, i know, right? Aku ingin keluar dari zona nyamanku. Ugh, Liam, apa tempat ini punya cafe?"
"Oh, yeah, of course. Let's go to that cafe."
Alisha mengangguk dan berjalan beriringan dengan Liam menuju cafe. Mereka terus berbincang di sepanjang jalan. Tak berhenti mengobrol hal kecil dan tak penting. Alisha sangat beruntung bisa bertemu Liam di sini, ia tak bisa membayangkan menunggu Harry untuk beberapa jam lamanya dengan kegiatan membosankan.
Namun di sisi lain, di tengah-tengah aktivitas meninjunya, Harry mendapati Liam dan Alisha tengah tertawa-ria, berjalan keluar dari ruang utama. Ia merutuk dalam hati. Niat ingin membuat Alisha merasa kesal sepertinya kemarin, malah ini yang didapatkannya. Bukan ini rencananya.
Setelah kegiatannya selesai, Harry berniat akan pulang seorang diri tanpa Alisha, karena ia pikir Liam pasti akan menawarkan tumpangan untuk Alisha.
KAMU SEDANG MEMBACA
My Mate // H.S
FanfictionHanya cerita klasik tentang perjodohan seorang wanita bernama Alisha Fredixon yang hidupnya bak puteri mahkota. Kenyataan pahit menimpa Alisha yang harus dijodohkan oleh pria yang sering mem-bully-nya sewaktu SMA, Harry Styles. Benci jadi cinta, ki...