Stay

334 49 0
                                    

[Mulmed: Alisha Fredixon]

Meski jam operasional kantor terkemuka milik Abramovich sebentar lagi habis, namun itu tak menghentikan Harry mengunjungi kantor ayahnya. Lebih tepatnya karena paksaan.

Ketika mereka berdua hendak pulang, Harry mendapat panggilan dari David, yang mana diperintahkan untuk datang ke kantornya. Sehingga membuat dirinya harus membawa Alisha ke tempat tersebut.

"Mendapat panggilan pekerjaan, Tuan?" ledek Alisha yang berjalan di samping Harry. Pria itu hanya mengendus malas sambil menekan anak panah lift. Sampai pada lantai tujuh belas pun Harry enggan mengeluarkan suaranya sama sekali dan mengabaikan Alisha. Padahal siang tadi, ia tengah berbahagia karena Alisha menerima penawarannya. Namun moodnya seketika berubah saat David meminta Harry untuk menemuinya. Perasaannya berkata buruk.

"David masih ada di ruangannya?" tanya Harry pada salah satu karyawan yang sibuk dengan komputernya.

"Yes, Mr. Styles. He wants you to come."

Harry mengangguk dan berjalan di depan Alisha menuju ruangan David. Pergerakan Harry yang menghasilkan suara decitan pintu sukses membuat David mengangkat kepalanya serta menutup laptopnya. Wajah datarnya berganti menjadi ramah ketika melihat wanita yang bersembunyi di balik tubuh kekar Harry.

"Oh, hi Alisha! How are you doing? Aku tidak tahu kalau Harry akan membawamu ke sini." David menghampiri kedua anak tersebut dengan tangan yang ia masukkan ke dalam saku celana.

Senyum Alisha mengembang, ia kemudian menjabat tangan David. "I'm fine, thanks. Kami baru saja berjalan-jalan. Bagaimana denganmu?"

David melepas kacamatanya lalu memijat pelipisnya. "Aku cukup baik dengan semua kesibukanku. Apa kau lapar?"

"Ah, tidak. Aku baru saja makan."

"Begitukah?" David melemparkan pandanganya pada Alisha dan Harry secara bergantian. "Uhm, apa kau tidak keberatan jika aku berbicara empat mata dengan—"

"Oh, sure. Yeah. Aku akan menunggu di luar."

"Terima kasih, nak."

Alisha mengangguk dan mengulas senyum sebelum ia melenggang keluar. Namun, baru satu langkah keluar dari pintu, kakinya berhenti melangkah. Ia tak mau berdiri jauh-jauh dari ruangan David. Tubuhnya ia sandarkan di dinding dan tangannya merogoh tas hendak mengambil ponsel.

Baru saja ia ingin melihat semua notifikasi yang muncul di layar, lagi pergerakannya itu berhenti. Suara yang berasal dari ruangan David lebih menarik di bandingkan semua isi ponselnya.

PLAAKK

Wanita yang baru mengambil selangkah maju itu tersentak dengan suara yang berasal dari dalam sana. Ia kembali melangkah mendekat.

"Aku sudah lelah denganmu, nak." Suaranya terdengar samar, membuat Alisha semakin penasaran.

"Aku memberimu pilihan. Aku memberikan apa yang kau inginkan. Kemudian aku memberimu tanggung jawab. Dan ini yang kau lakukan?" Dahi Alisha mengkerut kala suara David semakin lama semakin lantang. Pun ia sedikit menjaga jarak dengan pintu ruangan agar tak tertangkap basah tengah menguping.

"Kau tahu, aku hampir dipermalukan pada meeting hari ini. Kau tak menghadiri meeting. Kau tak mengerjakan pekerjaanmu. Dan—astaga, sudah berapa kali kau memanipulasi laporan?"

Alisha begitu menunggu-nunggu suara Harry, namun tak kunjung terdengar. Ia semakin mencondongkan tubuhnya karena begitu penasaran. "Jawab aku Harry!!"

My Mate // H.STempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang