24Hour-SEVEN

26 5 4
                                    

"Jangan pernah kembali jika sudah memutuskan untuk pergi. Yang harus kau tau, tepat setelah kau berlalu rasa ini tak lagi berlaku."

===============

Dengan langkah tergesa-gesa, Tiffany menyusuri koridor sekolah untuk segera sampai ke kelas XI-IPA3.

       "Ryannn!!!! Keluar lo" kata Tiffany agak membentak
  
Ryan beserta 2 sahabatnya, yaitu Varrel dan Fikri langsung menoleh ke sumber suara. Mereka bertiga langsung menghampiri Tiffany.

      "Apaan sih lo. Pagi-pagi udah teriak segala." Kata Ryan saat sudah sampai di depan kelas.

      "Kemana lo kemarin hah? Lo tuh udah janjian sama della. Trus ngapain lo pergi sama cewek laen? Lo tau gak della sekarang ga masuk gara-gara demam tinggi. Mulai kemarin dia nangis gara-gara lo. Cowok apaan sih lo" cerocos Tiffany

       "Udah ngomongnya?" Kata Ryan setelah mendengarkan keluhan Tiffany

Tiffany hanya mengerucutkan bibirnya. Ketika itu ia langsung ditatap oleh Varrel. Tapi Tiffany ga peduli.

        "Gue punya alesan kenapa kemarin gue pergi sama cewek laen sedangkan gue udah janjian sama Della." Kata Ryan

       "Yaudah jelasin" sambung Tiffany

       "Jadi gini, kemarin waktu gue mau nyamperin Della ke cafe, gue disuruh mama untuk jemput saudara gue di bandara. Namanya Jessica. Dia emang seumuran sama kita. Trus karena waktu janjian gue sama Della udah kelewat setengah jam. Gue langsung aja samperin dia di caffe bareng Jessica. Tapi pas diperjalanan ke cafe, Della liat gue gandengan sama Jessica. Dia salah paham. Dia langsung kabur gitu aja gamau dengerin penjelasan gue dulu, gue telpon juga ga di angkat-angkat. Ntar aja gue samperin dia." Kata Ryan menjelaskan

Tiffany hanya manggut-manggut pertanda dia mengerti. Ketika Tiffany mau balik ke kelasnya, tiba-tiba dia ditahan oleh Varrel. Varrel langsung bawa Tiffany ke taman belakang sekolah. Sedangkan Fikri dan Ryan yang menyaksikan adegan itu hanya tersenyum penuh arti.

       "Lepasin varrel ih! Kenapa sih lo bawa gue kesini. Gue mau balik ke kelas" kata Tiffany setelah mereka duduk di bangku taman

       "Diem dulu, gue mau ngomong." Kata Varrel mengitimindasi

      "Mau ngomong ya ngomong aja lagi sih"

      "To the point aja. Gue gak suka lo deket-deket sama cowok lain selain gue."

      "Emang lo siapa gue? Gausa ngelarang gue deh."

      "Pokoknya ga suka ya ga suka."

     "Kenapa sih lo? Jadi berubah gini. Sifat lo ada berapa sih. Kadang dingin, kadang manis. Gue capek tau kayak gini. Kenapa lo ga mau ngertiin gue? Seenaknya aja kalo ngomong. Gue juga punya hati, dan gue..." Tiffany menghentikan ucapannya karena Varrel mencium pipinya sekilas dan itu membuat pipi Tiffany semakin memerah karena malu.

        "Udah bacotnya?" Kata Varrel

Tiffany hanya diam dan ga menunjukkan ekspresi apa-apa.

      "Ntar malem gue jemput lo jam 7. Dandan yang cantik." Setelah itu Varrel pergi

Tiffany hanya ga percaya Varrel bisa berbuat seperti itu. Setelah itu dia langsung kembali ke kelas.

Tiffany's POV

Gue masih ga nyangka Varrel bisa kayak gitu ke gue. Emangnya gue cewek apaan. Pake acara maksa-maksa lagi. Alah palingan cuma keluar makan, ga lebih. Tapi kenapa gue jadi deg-degan gini sih. Emang, dulu gue suka sama dia. Tapi dulu, sebelum gue move on. Dan sekarang gue udah 50% move on dari dia. Kalo gini sih, gue gabakal bisa move on.

        "Maaa.... gaun aku yang warna putih selutut itu dimanaaa?" Kata gue turun sambil menghampiri mama di ruang tamu.

       "Ada di atas almari kak, coba aja dicari. Kalo ga ada, mungkin di almari nya si adek." Kata Mama

Setelah itu gue langsung pergi ke kamar Tania, adek gue.

       "Taniaaaa.. bukain dong, kakak mau masuk" kata gue sambil mengetok pintu

       "Masuk aja kak. Ga dikunci elah"

Setelah itu gue langsung masuk. Dan langsung buka almari nya dia.

       "Nyari apaan sih kak?" Tanya Tania

      "Lo tau gak? Dress gue yang selutut itu yang warna putih?" Tanya gue

      "Ohh, ada kok di atas tuh"

Setelah itu gue langsung ke kamar buat ganti baju sekaligus dandan. Karena udah pukul 18.45 akhirnya gue dandan ala kadarnya, dan langsung turun menemui Varrel yang udah datang 5 menit yang lalu.

Author POV

Setelah pamitan sama mamanya Tiffany, akhirnya mereka berdua berangkat. Varrel berencana mengajak Tiffany ke salah satu cafe terkenal di daerah sana. Setelah sampe di cafe, dan memesan makanan. Akhirnya mereka pun berbincang

       "Kenapa sih lo tiba-tiba ngajakin gue ke sini?" tanya Tiffany

      "Gapapa sih, gue ada sesuatu buat lo" kata Varrel

Setelah itu, tiba-tiba lampu dimatikan dan ada beberapa orang yang membawa lilin dan bunga, diiringi dengan lagu klasik romantis yang dinyanyikan oleh salah seorang pegawai di cafe itu. Dan, Varrel berlutut di depan Tiffany sambil memegang bunga.

      "Tiffany Valentina, gue sayang sama lo. Lo mau gak jadi pacar gue?" kata Varrel

Tiffany yang kaget karena perlakuan Varrel, pipinya pun mulai memanas, dan gak terkira dia hampir menangis karena terharu.

       "Iya Varrel gue mau jadi pacar lo"

Banyak pengunjung cafe lainnya yang bertepuk tangan dan mengabadikan momen mereka. Akhirnya Varrel memeluk Tiffany, dan hari itu adalah hari yang sangat spesial buat Tiffany.

=================

Maaf lama update✌

Tolong vote ya:)
      

     

     

24HourTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang