4

731 57 0
                                    

Annyeong, nona Kim. ”
Tangannya bergerak melepas earphone ku.

Eoh, Sunbae. Sejak kapan kau ada disini? ”

“Beberapa menit yang lalu, kau terlalu asik dengan aktivitas mu hingga tak tau keberadaan ku disini, ya ampun. ”

Dia mengusap rambut ku pelan, sepertinya sedikit kesal. Aku benar benar tidak tau,“kau membolos? ” lanjutnya.

“Aku telat masuk kelas sunbae, aku tak ingin dihukum. ”

Dia mengangguk, “bel pulang sudah berbunyi sejak tadi. Kau akan tetap disini? Ayo, ku antar kau ke kelas.”

“Tidak usah sunbae, aku bisa ke kelas sendiri, ” aku tersenyum menanggapinya.

“Kelas kita searah, nona.”

Aku lupa, dia kelas dua belas dan kelasnya dekat dengan kelas ku, bodoh. Itu memalukan, astaga. Tangannya menyentil dahi ku pelan, tak terasa sakit. Tapi aku berpura-pura memasang wajah kesakitan sambil memegang dahiku, selanjutnya tawa kita berbaur. Entah perasaan ku saja atau memang benar, seperti ada yang memperhatikan ku sejak tadi. Tidak tidak, tepatnya memperhatikan kami. Entahlah, aku tidak peduli.

Oh iya. Aku lupa, tadi itu Park Chanyeol. Dia sunbae ku, kami sangat dekat. Kita juga satu tempat les sejak smp. Chanyeol sunbae sangat pintar, dia selalu mengajari ku saat aku tak mampu menjawab soal.

Aku sudah sampai dikelas, sepi sekali. Baru beberapa menit yang lalu bel berbunyi dan sekolah ini sudah seperti kuburan yang tak berpenghuni, tak ada satu orang pun. Dan lagi, Mingyu meninggalkan ku. Hanya ada satu tas disana dan itu adalah tas ku. Belum sampai pintu, kaki ku berhenti melangkah. Netra ku mendapati seseorang tengah berdiri diluar kelas. Hanya ada aku disini, itu artinya dia tengah menunggu ku.

Punggungnya menyender ditembok dengan satu tangan yang diselipkan dikantong celananya dan satu kaki yang ditekuk juga menempel pada tembok. Lelaki itu Jeon Jungkook. Melihat nya membuat ingatan ku kembali mengingat kejadian di perpustakaan tadi. Segera ku percepat langkah melewatinya, sedikit pun mata ku tak melirik keberadaannya. Mengenai kejadian tadi aku jadi malas melihatnya. Tak lama telinga ku mendengar suara langkah mengikuti ku. Hingga tangan ku tertarik kedepan dan hampir tersungkur.

Jungkook membawa ku keparkiran menuju mobilnya, dan membukakan pintu untuk ku. Dia ingin pulang bersama atau apa. Wajahnya sangat sangat dingin, sepertinya aku akan beku jika sering melihatnya. Raut wajahnya menunjukan bahwa dia sedang marah. Baiklah kali ini aku menurut, aku malas berdebat. Aku juga tak ingin terjadi sesuatu dimalam nanti ataupun malam malam selanjutnya.

Mobilnya melaju dengan cepat, membelah jalanan. Ku lirik Jungkook yang berada disebelah ku dia hanya diam dan fokus pada kemudinya. Dari tadi tak ada percakapan diantara kami, aku juga terlalu malas untuk memulai percakapan. Lagi pula tak ada topik pembicaraan yang harus kami bahas.

***

Author POV

Kegiatan rutin Hara saat malam adalah berbaring disofa sambil membaca buku, tak lupa dengan headphone nya yang setia bertengger dikepala. Itu adalah kegiatan paling menyenangkan menurut Hara. Apa yang dilakukan tuan Jeon sekarang? Jungkook tengah bermain game dikamarnya. Sampai-sampai membuat Hara keheranan mengapa Jungkok sangat pintar padahal Hara tak pernah melihat ia belajar, kerjaannya hanya bermain game lalu menonton anime. Hara bahkan tak bisa mengalahkannya. Suara pintu terbuka, seonggok manusia menyebalkan keluar dari sana. Semakin hari lelaki itu memang semakin tampan tapi juga semakin menyebalkan. Astaga, sampai kapan aku harus seperti ini. Celoteh Hara

“Jeon Hara! kenapa kau belum berbelanja juga?! ” walau dengan volume yang sengaja ia tinggikan tetap saja Hara masih mendengar teriakan dari arah dapur, sepertinya Jungkook mencari susu strawberry nya.

Hara memutar mata jengah, “Aku malas!” Teriaknya tak kalah kencang dari Jungkook.

Hara POV

Seseorang menarik novel juga earphone ku, tentu aku tau siapa pelakunya. Dia selalu mengganggu. Dasar Jeon sialan Jungkook. Lelaki pengganggu.

Lelaki menyebalkan itu mendaratkan bokongnya di sofa yang ku tiduri dan membaca buku yang ia ambil dariku, "Ganti pakaian mu, kita ke supermarket sekarang."

Sungguh, ingin sekali aku protes, tapi aku terlalu malas, jadi ku putuskan mengganti baju dan pergi berbelanja.

***

Ah, lelahnya.”
Aku kembali menghela nafas sesaat setelah berhasil keluar dari dalam lift. Aku baru saja pulang dari supermarket. Ya, hanya aku dan bukan kami. Dia sangat menyebalkan sungguh, sampai sampai aku ingin memanggangnya.

Flashback on

“Bisa kau ambil kan ramen? ”

Jungkook menyuruh ku lagi. Sedang kan ia tengah sibuk dengan pasta ditangan nya. Kenapa tidak dirinya saja? Tau begini, aku berbelanja sendiri kemarin. Baiklah ini kesialan ku. Oh tidak. aku akan terus-terusan sial jika berada disampingnya.

Aku mendorong trolley ku menuju kearah ramen. Mengambil apapun yang aku suka, atak peduli jika Jeon Jungkook akan marah karena salah memilih ramen atau karena dia tidak menyukainya. Bukan salah ku, dia yang menyuruh nya kan. Lelaki itu datang dengan beberapa pasta ditangannya. Lalu mendorong trolley yang ku bawa.

“Masak kan sesuatu untuk ku, aku lapar.”

“Kita makan diluar saja! ”

“Tapi ak-” ia bergumam tak tuntas, karena sebuah teriakan yang menyerukan nama ku.

“Hara!! ”

Gawat, ini gawat.

Tetap memasang wajah tenang, “Eoh, Mingyu. Kau disini? ” Ucapku dengan senyum yang sedikit ku paksakan. Mingyu menghampiri ku, matanya membola lantas jemarinya menunjuk atensi seseorang disebelah ku. Sepertinya dia sedikit penasaran melihat aku sedang berdiri bersama Jungkook. Kesialan lagi? Apa aku bilang.

“Kau bersama.. Jung.. Kook? Kalian?” ucapnya menerka-nerka, aku tau apa yang ada dipikirannya, dasar anak ini.

Aku memberinya senyuman yang sangat sangat manis sambil menyeret tangannya menjauh dari Jungkook. “Tidak tidak, aku tak sengaja bertemu dengan nya. Aku sendirian. ”

Beberapa menit kemudian Mingyu pulang, dia sempat menawarkan ku tumpangan agar dia mengantarkan ku sampai rumah tapi aku menolaknya karena aku ingat telah meninggalkan tuan Jeon didalam sana. Aku kembali kedalam supermarket mencari sosok namja yang sangat menyebalkan yang sudah ku tinggal kan tadi, tapi nihil. Dimana lelaki itu. Dan aku berhenti mencarinya saat ponsel ku berdering.

Jeon Jungkook
Cepat pulang, aku lapar.
(read)

Hara Kim
Kau dimana?

Jeon Jungkook
Tentu saja dirumah, bodoh.

Kenapa ada orang seperti Jungkook? Tidak bertanggung jawab. shit. Aku harus naik bus malam-malam seperti ini.

Flashback of

Tangan ku mendorong untuk membuka pintu apartemen saat berhasil memasukkan beberapa digit angka, ini tengah malam. Aku harus menunggu lama dihalte karena bus tak kunjung datang. Melihat Jungkook yang sedang asik dan dengan santainya menonton televisi juga snack ditangannya membuat darah ku naik sampai ke ubun-ubun. Aku tak ingin berbicara apa pun padanya, dia benar benar keterlaluan. Kaki ku melangkah cepat menuju kamar untuk membersihkan diri dan tidur[]…

JEON?! [About Me]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang