Sejak terakhir Jungkook meninggalkan Hara seminggu yang lalu, mereka jadi benar-benar irit bicara. Hara akan berangkat sekolah saat Jungkook masih tidur dan ia akan tidur sebelum jungkook pulang. Hara juga tak lagi menyiapkan sarapan atau pun makan siang. Lagi pula Hara lebih suka makan diluar.
Sudah lewat jam pulang sekolah, tak ada manusia satu pun yang betah lama lama berada disana. Namun berbeda dengan mereka, dua anak manusia ini masih betah menyelesaikan laporan diruang osis. Siapa lagi kalau bukan Ketua osis dan Wakilnya, Hara dan Taehyung. Hara bilang ia tidak tega jika melihat Taehyung menyelesaikan tugas sendirian, setidaknya ia bisa membantu setengahnya.
Taehyung selesai dengan tugas ditangannya, melihat Hara yang masih fokus dengan laptop kesayangannya membuat senyum seketika mengembang. Pemuda itu lantas menghampiri Hara dengan tangan yang sibuk memasukkan berkas-berkas ke dalam tasnya, “Belum selesai?”
Hara tersentak, sedikit melirik kearah Taehyung yang sedang membereskan meja. Perutnya kroncongan, gadis itu lupa belum memasukkan apa pun kedalam perutnya sejak istirahat kedua tadi.
“Biar aku yang selesaikan sisanya nanti, apa kau belum mengisi perut mu?” Melihat wajah Hara yang pucat dan memegang perutnya, Taehyung langsung peka dan sedikit khawatir.
“Eung, sejak istirahat. ”
“Pabo, Mau makan bersama ku? ”
“Hantheok naeda” (traktir)
“Ne” mata Hara berbinar, Taehyung yang melihatnya sedikit terkekeh sambil mengacak rambutnya nya.
Ya tuhan... Jangan lagi. Batin Hara
***
Hara POV
Taehyung mengajak ku makan bersama, dan ia lebih memilih makan direstoran Jepang. Lelaki itu mengatakan bahwa ia rindu pada ibunya, kalau seperti itu aku bisa apa. Padahal aku ingin makan ramyeon. Masakan Jepang eomoni memang paling lezat bahkan aku lebih memilih masakan nya dari pada masakan eomma ku.
Tak lama menunggu, akhirnya yang kita tunggu telah datang. Bau masakan yang sangat sedap menusuk ke hidung ku seakan meminta untuk segera ku masuk kan kedalam perut dan aku akan melahapnya hingga bersih.
“Selamat makan,” ucap kami bersamaan.
Taehyung selalu mengeluarkan lelucon khasnya saat kami makan, membuat ku terus-terusan tertawa melihat tingkahnya. Sepupu ku ini sangat lucu, Taehyung bilang pada ku bahwa aku tak boleh makan dengan pikiran yang stres atau aku akan gendut. Itu juga membuat ku tertawa.
“Hara-ya, Apa kau selalu seperti ini saat makan? ” ia bertanya masih dengan sumpit yang tersemat diantara jarinya.
Apa aku ada salah?
“Waeyo? ” tanya ku penasaran.
Taehyung meletakkan sumpit pada meja, netranya melirik ke bibir ku. Bibir? Aku merasakan sentuhan dibibir ku lantas beberapa detik kemudian aku merasakan kulit Ibu jarinya mengusap ujung bibirku, sepertinya ada sesuatu disana.
“Jangan membuatku lupa dengan usaha ku selama 4 tahun, ” ia tersenyum tipis.
“Eoh, mianhae.”
Ya aku tau, kau sudah sangat berusaha Kim Taehyung. Ia tersenyum terlalu tulus “Gwaenchanayo,” kemudian tangannya kembali terangkat untuk mengacak surai ku. Suasana jadi sedikit canggung, aku tak suka seperti ini.
Mataku melihat kearah luar jendela, menatap jalanan Seoul yang ramai. Banyak kendaraan dan pejalan kaki yang berlalu-lalang. Tak sengaja mata ku melihat sebuah mobil yang terparkir di depan restoran ini. Shit. Penghuni didalam mobil tengah asik berciuman. Entah mengapa mata ku tak ingin lepas dari kegiatan mereka, itu sangat jelas karena letak mobil mereka tepat didepan mata ku. Ku rasa mereka saling menikmati ciumanya, saling melumat dan ya ampun tangan laki-laki itu sangat nakal.