Pagi yang cerah. Ku harap tak ada hal apa pun yang terjadi hari ini. Aku benar benar mengharapkan itu, kendati setiap hari merasa terluka dan menyakitkan setiap aku kembali memikirkan tentang hidup ku. Otak ku benar benar butuh istirahat untuk memikirkan semua itu.
Aku telah siap untuk pergi ke sekolah, namun seperti masih ada sesuatu yang belum masuk kedalam tasku. Novel, novel milik ku tidak ada ditempatnya. Kemana perginya novel tanpa kaki itu? Hari ku akan membosankan jika tak ku luangkan waktu setidaknya untuk membaca selembar dari penggalan cerita yang belum tuntas ku baca. Mata ku memicing kearah lelaki yang tengah memakai dasi disudut ruangan. Aroma tubuhnya menguar hingga menyeruak dalam rongga hidung ku, aku selalu mengingatkan diriku untuk terbiasa dengan segala hal yang berkaitan dengan lelaki itu. Namun tidak, segala hal tentangnya selalu mengganggu.
"Jungkook kau tau dimana novel ku? Bukan kah kau mengambilnya kemarin?" Jungkook tak bergeming, hingga perlu waktu lama untuk diriku menunggu kepastian dari mulutnya.
Lelaki itu sedikit melirik sebelum kembali dalam aktivitas nya. Bibirnya bergumam santai tanpa melihat ku yang tengah mengacak seluruh isi lemari buku, "Aku lupa dimana meletakkannya." katanya sembari menenteng jas almamater kemudian berlalu meninggalkan kamar.
Mata ku memejam sedikit menenangkan diri, "dasar pria gila."
Dari awal aku tau laki-laki itu memang gila, kenapa ayah tega meninggalkan ku hidup bersama lelaki gila seperti Jungkook. Kembali mendesah gusar, pagi ku sudah dibuat kesal. Aku ingat baru membaca beberapa lembar dari novel yang ku beli ditoko buku kemarin bersama Mingyu dan sekarang novelnya pergi entah kemana. Ku lirik jam yang tengah berdentum menuju arah tujuh. Kepanikan ku semakin menjadi, dengan tangan masih mengacak kumpulan novel pada rak buku, namun tetap tak ku temukan. Menyerah, mungkin sebaiknya tak buang waktu ku hanya untuk mencari buku yang entah diletakkan dimana oleh Jungkook.
Kaki ku melangkah terburu buru keluar kamar, sebentar lagi gerbang sekolah akan ditutup. Ayolah, aku biasa menghukum anak yang telat masuk apa sekarang giliran ku untuk dihukum? Kesialan lagi. Melihat Jungkook dimeja makan yang tengah santai dengan semangkok sereal dan susu strawberry membuat perut ku keroncongan minta diisi. Nahas, sudah tidak ada waktu untuk sarapan karena bus terakhir kearah sekolah ku akan datang sebentar lagi.
Berlari, itu yang tengah ku lakukan untuk sampai ke halte. Tempatnya tidak jauh dari apartemen, itu menguntungkan saat kesiangan seperti ini. Mengingat hari yang sudah semakin siang, bagaimana dengan lelaki yang tengah sarapan tadi, ia kelihatan sangat santai. Bus terakhir menuju sekolah sepertinya sudah lewat. Bagaimana ini.
"Oh ya tuhan, aku benar benar kesiangan sekarang, "
Entah berapa lama aku menunggu aku sangat yakin gerbang utama tengah digembok sekarang. Sepersekian menit kemudian, ku lihat sebuah Lamborghini mewah berwarna putih terhenti didepan ku. Ku kira hanya aku yang berdiri mengenaskan dihalte ini, menjadikan atensi ku benar benar penuh terhadap mobil tersebut. Kaca pintu pengemudi perlahan terbuka dan melihatkan sosok lelaki tampan berambut dark brown dengan kaca mata hitam bertengger cantik dihidungnya.
Malaikat datang, gumam ku dalam hati disertai sorakan riang yang tak akan diketahui serorang pun. Senyum tentu saja langsung merekah saat mata ku mengenali sosok namja tampan itu, tanpa persetujuannya aku segera melangkahkan kaki dengan sangat percaya diri memasuki mobil dan duduk di kursi samping pengemudi.
Kepala ku menggeleng pelan sesaat setelah mengamati perubahan yang ada padanya. Lebih tepatnya keatas tepat pada rambut berponi yang berubah warna hingga membuat ku terkekeh, "Aku lebih suka melihat mu dengan rambut pink Tae-ya"
Kim Taehyung, penyelamat ku pagi ini.
"Bagaimana ini, aku sudah terlanjur mengganti nya Hara-ya. Bukan kah sekarang terlihat lebih tampan, eoh? " dengan tingkat percaya dirinya yang sangat tinggi yang menurut ku tak pernah hilang sejak kecil. Lelaki itu menyapukan kelima jarinya diatas kepala dibarengi dengan kedipan menggoda.