11

691 59 0
                                    

Jungkook kembali ke apartemennya. Masih amat panjang jika harus menunggu petang. Pulang sekolah lebih awal membuat ia punya lebih banyak waktu untuk bersantai dan beristirahat atau mungkin sekedar merefresh otak dengan fokus pada game.

Setelah dikantin tadi, Hara dan Jungkook tak pulang bersama. Gadis itu menolak saat Jungkook mengajak pulang dengan berbagai alasan yang salah satunya seperti masih ada urusan dalam organisasinya. Jungkook tak memaksa, tak ada yang bisa ia lakukan selain mengangguk lantas pergi seorang diri. Lagi pula, ia akan keberatan jika harus menunggu hingga urusan si gadisnya selesai.

Larut dalam permainan game didepan layar televisi besar diruang tengah. Ia bahkan menulikan pendengarannya kala suara pintu berdecit menandakan seseorang datang.

"Aku pulang."

Jungkook menoleh, mengalihkan fokusnya pada Jeon Hara yang tengah mengenakan sandal rumah dilorong masuk. Kelopaknya mengedip bersamaan dengan rasa terkejut yang sukses ia tutupi dengan raut wajah yang acuh. Karena dalam keadaan apapun,  biasanya Hara akan keluar masuk apartemen tanpa memberitahu Jungkook. Tak pernah sekalipun pamit atau mengatakan hal-hal semacam itu.

Jungkook bergumam tak percaya lantas menggeleng pelan masih menatap punggung Hara hingga tenggelam dibalik pintu kamar.  Kembali, ia memfokuskan matanya pada game yang sudah tertinggal jauh.

Manakala tangannya menggerayangi meja, mencari letak keripik yang menjadi santapannya selama beberapa waktu senggang, suara gaduh terdengar hingga memekik telinga.

"AKHHHHH EOMMAAAA!!! "

Jungkook terlonjak, hampir saja tubuhnya terjungkal bahkan tak sengaja melayangkan toples ditangannya saat mendengar jeritan Hara yang sangat melengking dari dalam kamar. Jungkook tak acuh, mungkin gadis itu melihat kecoa pikirnya. Atau malah, Hara tengah berada didepan layar yang menampilkan video yang sama sekali ia tak mengerti. Sekumpulan lelaki yang menari kesana kemari, misalnya.

Dia hanya mengendikan bahu acuh kembali menyuap keripik kedalam mulut nya. Akan tetapi, sebuah jeritan kembali masuk kedalam telinganya.

"JEOOOOONNN!!?hikss"

Namanya mengudara, Jungkook sangat hafal. Gadis itu tengah memanggilnya. Ia lantas segera berlari kearah kamar setelah meletakan toples diatas meja. Membuka pintu kamar dengan sedikit kasar. Tak ada siapapun didalam sana, kecuali suara air yang deras dari dalam kamar mandi.

"Eommaaa, hikss.. "

Tepat, gadisnya berada didalam kamar mandi.

"ya! Apa terjadi sesuatu? "

"Tolong aku, Jungkook! aku terpeleset,"

Ada rasa sedikit ingin tertawa saat ia mendengarnya, sedikit juga merasa khawatir.

"Jeon Jungkook, bantu aku bodoh! " teriak Hara disela tangisnya.

Lelaki itu mencoba untuk membuka pintu, namun terkunci. Jungkok berdecak malas, entah bagaimana caranya agar ia bisa masuk untuk menolong. Ia tak ingin ambil resiko jika mendobrak pintu kamar mandi kesayangannya itu.

"Siapa yang bodoh sekarang, eoh! Kau mengunci pintunya! Bagaimana aku bisa masuk? Pabo! " ucapnya sebelum menghembuskan nafas kasar sambil berkacak pinggang didepan pintu.

"Kau yang bodoh! Hikss apayo."

Hatinya ikut berdenyut mendengar tangisan yang semakin kencang dari dalam sana. Isakannya semakin menjadi. Jungkook berpikir, apa benar-benar sakit sampai dia menangis seperti itu, dan–ya ampun, kenapa Hara tiba-tiba jadi childish sekarang.

JEON?! [About Me]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang