-29-

142 28 14
                                    

pertama-tama makasih banyak buat yg masih setia menunggu cerita ini yang bahkan udah lama terbengkalai:"

juga mohon maaf sebesar-besarnya karna aku jarang pake triple banget apdet cerita ini karena selalu buntu:"

bahkan aku sempet nulis 'discontinued' di judul cerita ini tp msh ada aja yg baca + ngevote ya Lord:"

jujur aku ngerasa bersalah banget karna mutusin untuk ngga ngelanjut cerita ini. tapi yeah, akhirnya aku mendapatkan pencerahan dari sang illahi untuk ngelanjutin dan alhamdulillah bisa:"

untuk kalian yang mungkin males lagi buat baca cerita ini karna udh terlalu lama terbengkalai, gapapa. aku paham.

dan untuk kalian yang masih mau dengan ikhlas juga berhati besar untuk baca + vote cerita ini, AKU BENER-BENER MAKASIH BANYAK!!!

Paper of You udah sampe 6k readers & 1k voters, terhura gue demi apapun:"

dan part ini buat kalian para readers + voters setia.

enjoy❗

-doi

***

Clara masih memegangi dadanya yang bergetar hebat sehabis Zayn menciumnya beberapa jam yang lalu. Meski Clara tidak menolak, tapi gadis itu juga tidak membalas. Ia hanya diam. Bukan diam yang terkesan menerima, tapi diam karena ia tidak tahu apa yang harus ia lakukan.

Saat bibir itu menyentuh bibirnya, yang pertama kali terbesit dalam akal gadis itu adalah sosok Niall. Dan airmata itu terjun bebas saat kenyataan kembali menghantamnya bahwa yang menciumnya saat itu adalah Zayn.

Bukan Niall.

Clara buru-buru mendorong tubuh Zayn menjauh kala dirinya berhasil kembali pada kenyataan, bertepatan dengan airmata yang sudah mengalir deras.

"Pergi." perintahnya dengan nada datar. Matanya menatap Zayn lurus-lurus yang kembali merasa bersalah.

"Cla aku—"

"Pergi, Zayn." tekannya. Kini gadis itu sudah mengalihkan pandangannya ke lain tempat. Seakan menatap Zayn adalah hal terburuk yang pernah ia lakukan.

"Aku minta maaf—"

"Aku bilang pergi dari sini!" teriak gadis itu hingga membuat Zayn tersentak bukan main. Laki-laki itu terkejut saat mendapati mata Clara yang makin memerah. Ada perasaan marah dan sedih disana, tepat di siratan mata Clara.

Pada akhirnya, Zayn memilih untuk menuruti permintaan gadis itu. Untuk pergi dari tempat ini tanpa membawa lagi barang-barang yang sengaja ia bawa sebelum pergi kemari.

Zayn masih hendak membuka knop pintu saat dirinya berujar, "Maaf kalau aku sering menyakitimu. Aku tidak bermaksud. Aku tahu kalau aku tidak sebaik Niall. Dan aku janji akan berusaha merubah segala yang ada dalam diriku."

Relung Clara merasa sedikit tertohok, namun bayangan Niall masih terngiang di kepalanya. Membuat bulir-bulir airmata itu jatuh lagi.

"Dan, Cla," panggil Zayn yang kini sudah sepenuhnya berbalik menghadap Clara. "Hubungi aku kalau Niall menyakitimu."

"Dia tidak akan." jawab Clara dengan mantap bercampur dengan nada sinis.

"Terserah, tapi setiap manusia memiliki kekurangan. Dan kau bebas menghubungi aku kala Niall luput dari segala kesempurnaannya, maka aku akan ada disana."

Paper of You // N.HTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang