part8

2.6K 193 17
                                    

Fidel tidak bisa mengelak saat mommy berkata sudah mengatur hari pertunangannya dengan Cika. Ia hanya diam dan tak berkomentar. Mengikuti semua keinginan mommynya. Karena baginya, kebahagiaan mommynya adalah segalanya. Ballroom hotel sudah di sulap menjadi tempat megah. Semua tamu sudah datang dan menikmati pesta. Cika memakai gaun berwarna madu, membuat kulitnya terlihat semakin cerah. Gadis itu terlihat senang saat Fidel melingkarkan cincin di jemarinya dan dia pun tanpa ragu melingkarkan cincin di jari Fidel.



Sebuah hubungan sudah terikat. Fidel berusaha untuk membuang semua luka dan membahagiakan wanita yang di pilihkan mommynya. Pernikahan mereka akan berlangsung setelah kuliah Cika selesai. Kurang lebih, tiga bulan dari sekarang. Fidel tersenyum pada beberapa pengunjung. Ia melihat seorang wanita bergaun hitam cantik berdiri di pojok pesta. Ia seakan menghindari keramaian. Tangannya memegang tangan seorang laki-laki, kalau tidak salah itu adalah Romeo. Kakak Cika. Gadis itu memunggungi Fidel, membuatnya tidak bisa melihat dengan jelas.



Fidel merasa terganggu dengan kehadiran seseorang dan menghalangi pandangannya. Fidel terpaksa mengajaknya berbicara, ia cukup lega saat daddy datang. Dengan diam-diam Fidel meninggalkan orang itu bersama daddynya. Fidel tidak tahu, ia merasa mengenali bentuk tubuh gadis itu. Fidel mengedarkan pandangannya, ia tak lagi melihat gadis itu. Romeo pun terlihat berbincang dengan orang lain.



Kini Fidel melihat ke tengah acara. Ia melihat calon ayah mertuanya memeluk seorang gadis yang usianya tidak jauh dari Cika. Fidel berjalan mendekati Rey yang sedang berbicara dengan seseorang. Fidel tidak memperdulikan calon ayah mertuanya itu. Tapi, gadis yang berada di pelukannya itu yang sangat menyita perhatiannya.



Di saat Fidel hampir mendekati Rey. Rey seakan berbisik pada gadis itu. Gadis itu mengangguk pelan dan melepaskan pelukan Rey. Fidel semakin leluasa untuk mendekatinya. Fidel melangkah dan berdiri di hadapan gadis itu dan semua kecurigaannya terungkap. Ia terlihat berbeda. Sedikit ada luka di pelipisnya yang tertutup oleh makeup. Ia juga terlihat lebih anggun dan pakaiannya yang sangat mewah. Tapi, ada yang aneh dengan tatapannya.


"Jadi, sekarang kamu ingin bermain dengan keluarga Vivaldi?" Ucap Fidel. Gadis itu tidak bereaksi, ia hanya menatapnya dan mengedipkan mata lentiknya. Seakan ia tidak pernah melakukan apapun. Seakan ia tidak pernah mengenalinya.



Fidel mencengkram bahu gadis itu dengan seluruh rasa rindu dan amarahnya. Seakan ia ingin meremukan bahu kecil itu. Bahu yang terlihat tak berdaya, namun kenyataannya bisa menghancurkan siapapun yang ia inginkan.


"Le...lepas..." Gadis itu berusaha berkelit dari cengkraman Fidel.


"Apa lagi yang kamu inginkan dari keluarga Vivaldi?" Tanya Fidel dingin. Ia seakan tidak ingin melepaskannya dan ingin membuatnya membuka mulutnya.



"Ada apa, Fidel?" Fidel terpaksa melepaskan cengkramannya dari bahu gadis itu karena suara Cika. Rey, Romeo dan Ryan pun sudah melindunginya. Seakan mereka menjadi pelindung untuk gadis itu. Rey menatap gadis itu, menyentuh wajahnya dengan sangat lembut." Kamu baik-baik saja?" Tanya Rey. Gadis itu mengangguk pelan.


"Romeo, bawa Farensa ke kamar mommy." Perintah Rey. Rey tahu apa yang akan dilakukan putra pertamanya. Karena ia tidak ingin membuat keributan di acaranya sendiri. Walau calon menantunya sudah melakukan itu lebih dulu.



Dengan menahan kesal, Romeo memeluk bahu itu yang terlihat gemetar ketakutan. Ia membawa gadis itu ke kamar suite room, tempat mommy beristirahat. Selepas lift terbuka, gadis itu berlari ke kasur. Mendekati seorang wanita yang terlihat rapuh berbaring di kasur.


"Mommy." Gadis itu memeluk wanita itu dan menangis di pelukannya.


"Ada apa, nak?"Freya membelai rambut gadis itu.

gentleman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang