Fidel tidak menemukan apapun di rumah Fiona, lagi-lagi ia hanya menemukan Fiona yang terkapar dengan lebam. Bahkan kali ini, gadis itu terlihat lebih menyedihkan dari sebelumnya. Kini ia tidak sadarkan diri sama sekali. Fidel menunggu Fiona di rumah sakit. Dokter hanya mengatakan Fiona dalam keadaan kritis, namun kemungkinan ia pulih cukup besar. Dalam hati, Fidel berjanji ia akan memaksa Fiona untuk tinggal di rumahnya. Ia sudah menghubungi daddy dan meminta pencarian ini semakin di percepat. Tangannya sudah gatal ingin menghajar siapapun yang sudah menyakiti Fiona. Gadis yang di cintainya.
"Mr, Garwine. Keadaan nona Fiona sudah membaik. Masa kritisnya sudah lewat. Selain trauma yang ia alami, aku rasa dalam waktu beberapa hari ia akan kembali pulih." Fidel hanya mengangguk. Ia berjalan masuk dan melihat Fiona berbaring di kasur. Hatinya terasa sakit melihat gadis itu berbaring di kasur. Tidak ada suaranya, ia terlihat sangat lemah dan pucat. Tangan Fidel terulur menyentuh wajahnya. Tubuhnya perlahan menunduk, menatap gadis yang entah alasan apa, bisa berada dalam hatinya. Mungkin, karena ia seperti mommy. Tubuhnya yang kecil dan lemah. Fidel semakin menundukan kepalanya dan memberikan ciuman lembut di bibir Fiona." Aku berjanji, tidak akan ada yang bisa menyentuhmu." Ucap Fidel.
****"Tidak Fidel, aku tidak bisa kembali ke rumahmu. Aku..."
"Aku tidak mau kamu beralasan apapun Fiona, cukup dua kali orang-orang itu menyakitimu. Aku tidak akan membiarkanmu pergi sebelum mereka aku tangkap." Fidel merasa kesal dengan kekeras kepalaan Fiona, ia masih tidak mau masuk kerumahnya. Padahal ia bisa saja mati jika Fidel terlambat menyelamatkannya."Aku sudah bicara pada dad dan mom. Mereka pun memaksa untuk kamu tinggal di rumahku. Dan jika kamu merasa tidak enak, aku akan menyuruhmu bekerja sebagai asisten pribadiku." Ucap Fidel, Fiona terlihat tidak lagi membantah. Ia hanya tertunduk dan diam. Seakan ia masih tergelung dalam traumanya. Fidel duduk di hadapan Fiona, keduanya saling berhadapan dengan jemari Fidel yang berada di tengkuk Fiona.
"Biarkan aku menjagamu, aku tidak bisa membohongi diriku sendiri. Aku... aku mencintaimu." Fiona menatap Fidel, ia mengerjap beberapa kali.
Ilona mengalihkan tatapannya kebawah."Aku tidak pantas untukmu, Fidel. Kamu bisa mencari gadis yang lebih baik dariku." Fiona merasakan Fidel semakin dekat. Laki-laki itu mendekatkan wajahnya dan berbisik," bagiku, kamu lebih dari pantas untukku." Ucapnya, sebelum akhirnya ia mencium bibir Fiona. Ciuman yang panas dan saling melumat. Bahkan, tangan Fiona terulur dengan canggung dan melingkarkan tangannya di leher Fidel. Lumatannya terasa sangat panas dan bergairah. Keduanya hanyut, keduanya saling menikmati, cecapan dan lumatan terasa menghilangkan kerja otak keduanya.
"Jadi, kamu setuju menjadi kekasihku, atau asisten pribadiku?" tanya Fidel, ia terpaksa menghentikan ciumannya. Atau ia akan melepaskan pakaian mereka di rumah sakit. Fiona tersenyum dengan pipi merona." Aku setuju menjadi asisten pribadimu." Ucap Fiona, Fidel tertawa pelan dan mendaratkan ciuman singkat." Kamu membuatku patah hati."
****
Fiona belajar dengan sangat cepat, ia mempelajari apa yang harus ia kerjakan dan bagaimana caranya. Ia juga belajar untuk mengetahui beberapa orang-orang penting dan proyek-proyek yang harus Fidel kerjakan. Fidel juga mengajarinya menggunakan laptop dan memberikannya ponsel." Walau kamu tidak bisa jauh dariku, setidaknya kamu pasti membutuhkan ini jika kita tidak bersama." Ucap Fidel. Fiona hanya menggeleng geli dan mengambil ponsel yang di berikan Fidel.
Tuan Adrel, ayah Fidel pun sangat baik. Walau Fiona merasa canggung dan takut saat bersamanya. Pria itu selalu menunjukkan sisi kehangatannya. Fiona merasa aneh, tuan Adrel yang arogan dan penguasa, bisa tunduk dengan nyonya Eara yang sangat lembut dan penuh kasih sayang. Fiona hanya tersenyum setiap kali melihat tuan Adrel yang sedang marah dengan pengawal, tiba-tiba menjadi lembut saat nyonya Eara memanggilnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
gentleman
RomanceOpen PO Gentleman by Fanyandra Rp.73.000 #Blurb Aku tak pernah tahu cinta itu adalah rasa yang paling menyakitkan. Luka yang sulit di sembuhkan. Dan tak akan hilang hanya dengan sedikit harapan Fidel Garwine. Semua yang aku alami membuat hatiku beku...