part 3

3.8K 251 27
                                    

Fiona tertidur setelah ibu Fidel memberikannya obat. Tidur yang selama ini sering jadi mimpi buruk baginya. Kini menjadi mimpi indah dan nyaman. Semua preman-preman yang ingin membunuhnya itu tidak bisa lagi menjamahnya. Dalam tidur nyenyaknya, Fiona tidak menyadari perdebatan yang terjadi di luar.

Fidel, mommy dan Ilona menjadi satu kubu. Sementara Fivel dan Adrel berada di kubu yang lain." Kita tidak tahu darimana asal usulnya, sayang." Ucap Adrel mencoba memberikan keterangan pada istrinya. Ia cukup terkejut saat mendapati orang asing tidur di ruang tamu. Dan dengan santainya, istrinya mengatakan kalau itu adalah teman Fidel. Ia tidak terlalu mempercayai orang luar, terkadang ada beberapa orang yang hanya mencari keuntungan untuk dirinya sendiri.

"Dia pegawa Fidel dan Fidel sudah tahu dimana rumahnya." Jawab istrinya tidak mau kalah.

"Mom, semua temanku juga aku kenal dan aku tahu tempat tinggalnya. Tapi, bukan berarti mereka hanya memiliki satu tempat, kan?" kini Fivel yang bersuara.

"Apa kamu pikir, dia memiliki banyak rumah? Dalam keadaannya yang seperti itu?" Fidel tak mau kalah. Perdebatan itu terus berlangsung, tanpa ada jalan keluar. Adrel dan Fivel yang meyakini ada yang tidak beres dengan gadis itu. Sedangkan Fidel, Eara dan Ilona yang meyakini gadis itu hanya seorang korban dari sebuah kejahatan.

"Hei, stop! Dia bisa terbangun." Teriak Ilona tertahan, mengingatkan mereka pada tamu yang sedang tertidur nyenyak di kamar. " Dad, Fivel, dia hanya seorang gadis. Apa salahnya menolong orang? Aku juga senang, karena akhirnya aku memiliki teman." Ucapan si kecil Ilona membuat daddy diam. Tak lagi berdebat, walau dalam hatinya merasa tidak senang.

Tiba-tiba saja Eara merangkulnya dengan manja. Dua wanita yang tidak mungkin bisa ia hindari.

"Benar kata Ilona, dia hanya seorang gadis. Mungkin, akan menjadi seseorang yang penting di rumah ini." Ucapnya sambil menahan senyum saat melihat raut wajah putranya memerah. Putra pertamanya yang selalu tertutup dan menjadikan keluarga yang utama, kini memiliki perasaan pada seorang gadis. Itu adalah kabar gembira untuknya.

"menjadi seseorang yang penting? Di rumah ini? Maksudmu?" tanya Adrel, Eara hanya memberikan isyarat pada Fidel yang terlihat salah tingkah. Adrel hanya tertawa dan memeluk wanitanya, memberikan satu kecupan panas pada bibir yang selalu menggodanya.

"Dad! Mom!" teriak Fidel dan Ilona bersamaan. Sedangkan Fivel hanya tertawa melihat mereka semua. Kepolosan kedua kakaknya, yang mungkin belum pernah di cium atau mencium seseorang dalam hidupnya." Belajarlah untuk mencium seseorang, kakak-kakakku. Itu sangat mengasyikan." Kini ia yang mendapat balasan, satu pukulan keras di kepalanya di hadiahkan dari daddy." Belajar dari siapa kamu?" sungut Adrel.

Si anak bungsu berjalan menghindari dad, takut kalau akan ada pukulan selanjutnya." Tentu saja aku belajar dari dad, dan sifat playboyku juga berasal dari daddy." Adrel sudah berniat untuk mengejar anak bungsunya itu, namun Fivel sudah berlari keluar lebih dulu sambil berteriak." Aku akan pulang malam, bye mom, bye dad, bye kakak, jangan lupa, belajarlah mencium seseorang!" teriaknya masih terdengar nyaring saat keluar dari rumah.

****

Fiona bangun dari kasurnya, kakinya masih terasa sakit, tapi sudah lebih baik. Ia berdiri di jendela besar yang menghadap pada kebun kecil. Ada pohon buah yang terlihat segar dan hamparan halaman yang luas membentang. Rasanya ia ingin bermain dan berlari di sana. Mengambil satu atau dua buah yang terlihat menggoda itu.

Sangat enak menjadi orang kaya, bagaimana tidak? Mereka memiliki apapun yang mereka inginkan. Dan pasti mereka tidak perlu pusing dengan uang. Apapun akan mereka dapatkan dengan mudah. Kalau saja ia memiliki separuh dari kekayaan mereka, sudah pasti ia akan melakukan apapun agar terlepas dari preman-preman sialan itu.

gentleman Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang